Hold Me Tight ( boyslove)

Hanya sekedar keinginan (18+)



Hanya sekedar keinginan (18+)

0.... Menurut mu, berapa kali lagi aku masih bisa menyusup ke bagian dalam tubuh mu? Uang yang ku keluarkan sebelumnya masih terlalu banyak, untuk membalas mu yang murahan ini."     
0

Plakk     

Ilham sudah sangat keterlaluan, setelah menarik kehancurannya dengan begitu menderu, kali ini bahkan lontaran kalimat panjang yang begitu sangat menyakiti perasaannya.     

Hanya mampu menangis terlebih saat Ilham yang makin bertingkah sesuka hati.     

Memperlakukan wanita itu layaknya semurah yang di katakan, dengan cara Ilham menjelma menjadi pengendali pada tubuhnya.     

Menarik kekang dengan kedua lengannya yang terangkat ke atas, satu cengkraman tapak tangan kasar milik Ilham mampu membuat Lisa tak berkutik.     

Adalah cara ulang untuk membuat kisah penyatuan mereka setelah sekian lama dari pertama kali. Wajah Ilham yang menyusup di payudara besar milik wanita itu, menghirup aroma memabukkan yang seketika membuatnya melayang.     

Menjadi penarik keintiman lebih, menyelasarkan kedua lengannya makin lancang untuk menjelajah sekujur tubuh yang di ada di bawah kendalinya itu.     

Menjadi pria kejam yang buta dan tuli untuk bisa menyadari penolakan wanita itu. Bahkan jerit tangis yang sesekali memaki, menjadi dominasi suara di balik lirih deru napas dan jantung yang memacu lebih dahsyat.     

Gesekan antar kain pun demikian, menjadi bagian yang paling menakutkan saat tanpa pikir panjang lagi pria itu mencabik kain yang menjadi penutup tubuh Lisa.     

Layaknya sesuai yang terencana, sikap yang sungguh buas, membuatnya terkesan rakus dengan pandangannya yang di manjakan.     

Membuang segala barang tak penting, memenuhi lantai keramik dengan beberapa bantal, guling, selimut tebal serta pakaian milik Lisa yang telah terkoyak.     

Menghias kain penutup ranjang berwarna putih itu dengan tubuh telanjang milik wanita itu. Layaknya menjadi seorang bajingan yang sangat ahli, memberikan tatapan intens untuk menyusur sekujur tubuh milik Lisa yang makin terlihat tak berdaya.     

"Hikks... Ku harap kau tak melakukan kesalahan lagi... Sungguh, jangan membuat segalanya semakin runyam dengan kejadian ini," mohon Lisa dengan suara sengau, di balik usahanya yang menjadi semakin sulit untuk bisa menampil baik-baik saja.     

Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan terbuka, masih ingin terus mempertahankan diri. Sungguh, Lisa tak ingin terpengaruh jatuh dengan hanya tatapan Ilham yang seolah-olah begitu memuja. Caranya melengkapi sunyi dengan desisan cabul, menjadi salah satu bagian yang mampu membuatnya berpikir lebih realistis.     

Ya, pria yang menumpu tubuh dengan lutut yang menghimpitnya itu di sadari telah memiliki semacam obsesi. Tidak dengan perasaan yang di harapkan oleh wanita itu, dengan kejamnya Ilham hanya menginginkan tubuhnya saja?     

Menjadi jawaban yang semakin jelas, saat di mana Ilham kembali merapatkan tubuh dengan memberikan gesekan sensual.     

Benar-benar sudah di cap menjadi wanita murahan, dengan seenaknya pria itu bahkan mengecap seluruh detail tubuh milik Lisa.     

Memberikan kecupan bertubi dengan lidah yang tanpa ragu meliuk di bagian raga Lisa yang begitu basah oleh keringat. Mengecap rasa yang semakin menggairahkan, membuat Ilham semakin tak tahu diri untuk masih bersikap arogan.     

"Ham... Ku mohon pergilah dari hidup ku... Hikss... Seperti sebelumnya, bukankah kau yang memutuskan untuk kita bisa berjalan sendiri-sendiri?"     

"Dan membiarkan mu menempuh kebahagian dengan pria lain seenaknya? Kau pikir kau bisa melakukan itu di saat pelanggan pertama mu ini belum sedikit pun merasa puas?" balas Ilham dengan berbisik lirih. Menegaskan setiap kata dengan memberikan penekanan, lantas mengakhiri sentuhan menggoda dengan tanda yang di berikan pada pendengaran wanita itu.     

Benar-benar tak ada yang tertinggal di setiap inchi, Lisa yang mulanya tak bisa berbuat apa pun lantas tersentak, kedua kakinya yang terbuka dengan perbuatan Ilham yang semakin menyasar intim.     

Lagi-lagi hanya tangis keputusasaan yang di balaskan, sebisa mungkin untuk melepaskan diri, namun rasanya terlalu mustahil jika yang di hadapinya adalah singa kelaparan.     

"Akhhh... Hikks... Jangan seperti ini... Ku mohon pada mu... Aku sangat takut jika terjadi sesuatu dengan anak ku nantinya."     

"Kau pikir aku peduli? Dengan cara mu yang memberikan alasan menghindar dengan sangkut paut janin ini? Kau salah mengira, karena memang aku lebih tidak peduli dengan diri mu, apalagi sesuatu yang membuat perut mu menggembung dengan cara lebih seksi seperti ini."     

"Akkhhh.... "     

Benar-benar tak sedikit pun ada belas kasihan, upaya Lisa untuk membujuk nyatanya tak sedikit pun berhasil menyentuh sedikit pun kesensitifan pria itu sebagai manusia yang masih memiliki hati.     

Bahkan tanpa sedikit pun persiapan, kejantanan besar milik Ilham sudah mengoyak kembali lubang kenikmatan milik wanita itu.     

Jerit kesakitan wanita itu seolah terdengar seperti undangan untuk makin membuat Ilham bergerak gencar. Kedua pertemuan itu yang masih terasa begitu kering, membuat gesekan makin menyiksa pada si penerima.     

Benar-benar tak bisa lagi menampilkan dirinya lebih baik. Dengan cara Ilham yang malah menampilkan raut sumringah saat beberapa kali wanita itu mengejan kesakitan.     

Ilham memang berniat ingin menghancurkannya ke titik paling rendah, tak sekali pun ada belas walau Lisa sudah memberikan kode dengan kedua lengannya yang berusaha mendorong jatuh pria itu.     

Namun yang ada malah Lisa yang makin tenggelam tak berdaya, seolah membiarkan kedua kaki terbukanya untuk menyerahkan diri secara penuh.     

Bagian bawah miliknya benar-benar merasa sangat tersiksa akibat rajaman Ilham yang bertubi-tubi dengan ritme makin kencang. Perutnya yang di secara otomatis terus terhantam, membuat rasa nyeri pada bagian menyebarnya.     

Payudara yang terus terayun nampaknya menjadi godaan lebih, memelintir titik kemerahannya dengan remasan kuat. Memberi siksaan pada sekujur tubuhnya yang lantas remuk. Lengannya yang terus memijat pelipis pun di sadari jika perbuatan Ilham sudah begitu keterlaluan, puncak kepala Lisa yang membentur kayu pembatas, seakan membuatnya hampir hilang kesadaran.     

Terlebih dengan titik sasaran di dalam bagian tubuhnya yang terus di gencar, membuat Lisa benar-benar sudah kewalahan dengan napasnya     

yang menjadi tak beraturan.     

Telapak kakinya makin mencengkram erat, otomatis mendesak tubuh untuk makin tenggelam pada ranjang empuk itu.     

Gelayar rasa geli menarik sekujurnya secara masif, bersamaan dengan bulu-bulu halus di tubuhnya yang seketika aktif.     

Ilham yang tanpa waktu lama sudah berhasil menemukan titik sensitif milik wanita itu, lantas makin bersemangat untuk mencari momen pelepasan paling tinggi.     

Rautnya yang identik lugu, sudah tak menampak jelas lagi saat hatinya yang sudah mendominasi niatan buruk. Menarik satu sudut bibirnya saat permohonan Lisa di pandang sebagai tarikan sensual yang mendukung.     

Menjadi jalan untuknya makin gencar, benar-benar sudah mencapai titik akhir yang menjadi sasaran. Hanya selangkah untuk mencapainya.     

"Ahhhh... Hamm... Ku mohon... Ini sangat membuat ku frustasi... Ahhh..."     

"Ahhh... Ya, Lis.... Ku basahi milik mu sebentar lagi. Kita akan mendapatkan kenikmatan ini bersama-sama."     

Ilham membungkukkan tubuh, pandangannya menyasar tepat pada netra sayu milik wanita itu. Bibir lembab yang sedari tadi di gigit, membuat pria itu terbujuk untuk menggantikan kenikmatan itu.     

Bersamaan dengan ciuman dalam yang di sasar begitu intens, Ilham yang masih menempati tumpuan kepuasan dengan tubuh yang begitu menempel pada milik Lisa yang di kungkung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.