Hold Me Tight ( boyslove)

Dalam kendali (18+)



Dalam kendali (18+)

0Melepaskan satu per satu pakaian, wajahnya benar-benar sangat datar walau sekedar untuk menyahut siulan menggoda dari Max.     
0

"Celana dalam mu juga, sayang..."     

Tambah Max yang secara bersamaan membuka resleting celana kainnya juga.     

Nathan yang masih dalam lingkup kemarahan, sangat menyesalkan tentang pandanganya yang menjadi sangat penasaran untuk melihat kejantanan milik Max yang menegak. Terlebih dengan jantungnya yang sontak berdebar sangat kencang, salivanya yang lebih banyak berproduksi hingga membuat jangkunnya naik turun untuk menenggaknya rakus.     

Kali ini pemikirannya yang ikut bersuara, di bandingkan dengan ketidakberdayaan yang di jabarkannya tadi, kenapa sebagian besar dirinya malah mengakui tunduknya hasrat pada dominasi percintaan Max yang sangat kuat? Jelas masih jauh dengan arti cinta yang sesungguhnya, apakah Nathan hanya sedang berhasrat tinggi karena mengimbangi pria jangkun itu saja?     

"Ambil cairan pelumas di dalam sana, untuk mempersingkat waktu," perintah Max saat melihat Nathan sudah benar-benar lepas dari dari pelapis kain yang menghalangi keindahan tubuhnya.     

Nathan hanya mengangguk patuh, mengambil botol baru yang di tunjuk oleh Max yang saat ini menyalakan mesin kendaraanya.     

"Kau sudah mempersiapkan ini, bercinta di dalam mobil?"     

"Kenapa perlu perlu bertanya? Kau hanya perlu membasahi milik ku ini, sayang..." ucap Max yang kali ini mulai melepaskan celana kain dan juga dalamannya, melempar ke bangku belakang, seperti milik Nathan yang berserakan di sana.     

Mobil mulai di jalankan, meninggalkan area parkir. Fokus Max menatap jalannya depan, sedangkan Nathan yang masih menampak berang.     

"Kau sangat menyebalkan."     

"Dan kau hanya bisa menurut untuk orang menyebalkan seperti ku, sayang..."     

Ya, memang tak akan berhasil untuk melawan balas Max, sekali pun dengan kalimat yang di lontarkan. Membuka segel pengaman botol yang kemudian menuang cairan bening dan kental itu di telapaknya.     

"Aku gila karena terus menerima tarikan seksual mu," ucap Nathan dengan telapak tangannya yang sudah menggenggam kejantanan tegak berurat milik Max, membalur basah keseluruhan dengan gerakannya yang aktif.     

"Isshhh... Mungkin kau sudah benar-benar tertarik pada ku. Tak akan terburu-buru untuk mendapatkan cinta mu, sudah ku bilang jika datangnya perasaan salah satunya dengan cara ini."     

Nathan hanya diam, pikirannya seperti tak ingin menepis anggapan kasar Max yang terdengar sembarangan itu. Selebihnya, ia malah takut jika hal itu yang mungkin saja menjadi kenyataan. Bersama dengan Max, Rian, atau pun pria lainnya yang akan datang nanti, sungguh tak akan berhasil dalam pencapaian hubungan yang semestinya.     

"Dari pada kau yang melamun dan hanya menyentuh milik ku tanpa pergerakan, bagaimana kalau kau segera naik ke atas pangkuan ku?"     

Nathan tersentak, lengannya yang menggenggam ringan kejantanan milik Max, tiba-tiba saja mengerat, pria yang tengah mengambil fokus ganda itu melingkup erat miliknya.     

Untuk sepersekian detik memang lepas konsentrasi, namun Nathan masih mendengar jelas perintah yang di tujukan untuknya.     

"Kau benar-benar serius? Kita ada dalam mobil yang sedang melaju di atas jalanan besar. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?"     

"Ku rasa kau tak di izinkan lagi untuk mengalih protes."     

Menghela napas panjang, Nathan pun langsung menurut. Namun jelas tak semudah itu memasukkan milik Max yang sangat besar, Nathan butuh persiapan.     

Menyandarkan tubuh, kali ini Nathan membuka kakinya lebar-lebar. Masih menggunakan cairan yang sama, ia membasahi lubangnya yang berkedut dengan cairan itu. Satu jari telunjuknya yang menjadi percobaan, lantas memasukkan dua jarinya lagi sekaligus.     

"Eunghhh.... Emmmphh..."     

Nathan tak bisa menahan diri untuk mengeluarkan desahannya. Hanya dengan jemarinya yang keluar masuk memberi penyebab.     

Max yang sontak saja menyeringai, menurunkan laju kendaraannya untuk bisa mengalih dari objek yang lebih menarik.     

"Kau sangat pandai membuat ku bergairah, Nath..."     

"Eungh... Max...."     

Max mengamati pergerakan Nathan yang tengah mempersiapkan diri, dengan penanganannya yang terbagi, kejantanannya yang menegak turut menandakan gairah yang menggebu.     

Baru permulaan, namun Nathan sudah di buat menggelinjang dengan keikutsertaan Max dalam memberikannya rangsangan. Pria jangkun itu menjapit putingnya yang menegang.     

"Sampai di apartemen kita, mungkinkan kau bisa membuat cairan ku membasahi dalam diri mu, Nath?"     

"Kau sangat tergila-gila dengan tubuh ku, cukup percaya diri untuk membuat mencapai satu kali kepuasan."     

Balas Nathan yang kali ini malah balik menggoda. Sudah di katakan jika akal sehat tak bisa di cernanya lagi, bahkan kali ini Nathan sudah menyusup di pangkuan Max yang berbahaya.     

Mempertemukan milik merasa yang sudah tak bisa menunggu waktu lebih lama lagi.     

"Dengan kecepatan mobil yang seperti ini, jangan curang," ucap Nathan yang lantas menggigit bawah bibirnya dengan sensual, sedangkan kedua telapak tangannya melingkup kejantanan mereka berdua yang sedikit berjarak jauh masalah ukuranya.     

Max terkekeh, menarik lengan dari atas kemudi dan menakup rahang Nathan untuk di kecup.     

"Baiklah... Tapi kau harus berusaha keras untuk itu, sayang... Buat tempo yang sesuai, aku tak mau membuat mu menangis seperti kemarin."     

"Perhatikan juga tugas mu, jangan sampai lalai atau kita yang bisa saja celaka karena mempertaruhkan sedikit waktu lebih cepat."     

"Shit!"     

"Eungghh... Ku pikir aku sudah terbiasa, Max... Rupanya milik mu masih sanggup membuat lubang ku terluka. Aku masuk terlalu terburu-buru... Ahhh..."     

"Apakah ini semacam trik untuk membantu ku mencapai kepuasan? Pembicaraan mesum dari mulut manis mu, Nath?"     

"Hufhhh.... Ishhh... Terserah apa kata mu, aku mengatakan yang sebenarnya, milik sangat besar untuk masuk ke milik ku yang masih sangat sempit. Ahhh.... Eunggh...."     

Nathan memang benar-benar sudah memasukkan milik Max secara penuh pada dalam tubuhnya.     

Masih tak memberikan pergerakan, Nathan hanya memeluk erat tubuh Max. Kedutannya yang bahkan terasa, seakan memperlebar dalam tubuhnya yang lembut itu.     

Wajahnya di sandarkan pada bahu milik Max, mengambil balasan serta pelampiasan dengan menggigit kulit leher milik pria jangkun itu dengan sangat keras.     

"Jika tak bergerak, kau akan menyiksa kita berdua, sayang... Ayolah... Jangan mempermalukan kepercayaan diri mu yang tinggi tadi... Lagi pula kita sudah semakin dekat sampai tujuan."     

Nathan yang terbujuk, lantas menyakinkan diri jika memang ia harus melakukanya. Masih dalam posisi menempel yang sama, lengannya menyusup untuk meremas kejantanannya yang sedikit terabai. Di saat bersamaan pula, bokongnya terangkat dan menghentak dalam tempo cepat.     

"Ya... Ya, sayang... Seperti itu... Lakukan secara berulang...."     

Mendapat pujian, Nathan lantas mengulang pergerakannya. Naik turun dengan tempo yang semakin cepat, membuat suara bising jalanan tak terdengar lagi di pendengaran keduanya, hanya desah kenikmatan dan juga pacuan untuk lebih memberikan semangat pencapaian.     

Nathan yang kali ini mengambil kendali, melakukan sesuka hati dengan bibirnya yang merambah kecup dan juga telapak tangannya yang memberikan sentuhan di saat bersamaan.     

Makin menumpuk, kecepatan yang sudah pada batas lelahnya. Nathan yang sudah menggila, tubuhnya menggelinjang dan membuat kejantanan Max yang makin di remas. Pancingan yang sangat tepat, perjanjian yang juga berhasil di lalui. Saat mobil sudah masuk di parkiran apartemen, secara bersamaan pula cairan kental sang dominan yang membahasi bagian terdalam milik Nathan.     

"Ku akui kau memang sangat hebat untuk memuaskan ku, tapi apa kau masih puas dengan hanya satu kali pelepasan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.