Hold Me Tight ( boyslove)

Maksud yang di salah kira



Maksud yang di salah kira

0"Akhh... Sungguh, ini sangat sakit Lis," ucap seorang pria yang tengah berbaring tengkurap di sebuah ranjang keras berukuran terbatas. Ruangan yang nampak termaram dengan lampu penerangan yang seperti sudah berkurang fungsi karena faktor usia.     
0

Sang sedangkan wanita bernama Lisa itu seperti tak memiliki belas untuk sedikit mengurangi tekanannya pada bagian tubuh pria dewasa itu. Malah seperti seorang psikopat yang menemukan letak kepuasannya saat mendengar rintih kesakitan, bibirnya tertarik satu sudut lantas menyempatkan diri untuk berkata, " Ini akan enak setelahnya, Nath… Jari ku ini sangat hebat dalam memuaskan siapa pun yang ku sentuh…"     

"Emmphh… Akhh… Tapi ini sudah terlalu parah… Milik mu seperti memembus ku, sangat dalam. Akhhh…" desah sang pria yang sedari tadi tak hentinya untuk meliukkan tubuh.     

"Kau sudah memberiku bayaran mahal untuk ini. Bahkan kau sudah membuat ku kenyang dengan asupan dari mu, Nath," balas wanita yang bernama Lisa itu. Tubuhnya yang duduk tepat di atas bagian pertengahan pria itu pun ikut menggerakkan tubuh seolah seirama.     

Sedangkan pria yang bernama Nathan itu terus saja memejamkan matanya. Kepala yang di dongakkan dengan kedua kelopak matanya yang di pejamkan erat. Bibir bawahnya terus di gigit dengan sangat erat. "Akhh…"     

Plakk     

"Aduh! Kenapa kau memukul ku sih, Lis?"     

Nathan yang mendesah keenakan karena jari kurus wanita itu menekan pada titik yang tetap. Rasanya yang memang sedikit sakit namun lega di satu waktu. Namun agaknya wanita gila yang ada di atas tubuhnya itu tak merasakan hal yang sama, pukulan tepat di belakang kepala pria itu jelas membuatnya mengaduh.     

Membalikkan posisi tubuh atasnya yang sedikit lebih bebas, Nathan pun menatap Lisa dengan kedua alisnya yang di satukan. Tak di sangka jika Lisa malah meresponnya dengan delikan tajam.     

Masih tak berniat untuk beranjak turun menjadi beban tubuh, wanita itu malah menampilkan raut yang seperti tengah berkuasa dengan lengannya yang di tekukkan di depan dada.     

"Lihatlah, bukannya menjawab pertanyaan ku, kau malah belagak menghakimi ku dengan dagu yang terangkat seperti itu. Sungguh, memangnya aku salah apa?" tanya Nathan yang masih tak mendapat jawaban. Tubuhnya yang dalam posisi terpelanting dengan kedua lengan yang menyangga pun lekas di jatuhkan lagi pada pembaringan. Kepalanya terpaksa menoleh pada satu sisi, dalam posisinya yang seperti ini ia tak memiliki pilihan.     

"Katakan pada ku, kenapa kau terus saja mendesah?"     

Pertanyaan singkat itu sontak mendapatkan perhatian Nathan lagi. Pria itu kembali pada posisinya sesaat lalu demi untuk membalas tatap sang wanita. Masih pada kebingungan atas marahnya calon ibu yang rupanya sangat sensitif itu. "Maksud mu apa? Jelas saja aku mendesah karena rasa sakit saat menekan bagian titik yang tepat," ucap Nathan yang memberi alasan sebenarnya.     

Namun agaknya malah mendapat ketidak percayaan dari wanita itu. Dengan berdecih, Lisa pun berkata, "Ku rasa kau sedang menikmatinya secara penuh. Kau tau, pijatan ku ini bukan plus plus!"     

"Hahhaha…"     

Bagiamana Nathan tak menyemburkan tawa keras, wanita yang asal berpikir itu membuatnya malah merasa geli. Terlebih dengan raut Lisa yang seperti serius untuk dengan ucapannya itu.     

Rahang Nathan sampai terasa pegal, perutnya juga tiba-tiba kaku karena terlalu keras tertawa. Lisa di sisi lain yang menjadi pengamat sementara, jelas tak menerima.     

Hormon ibu hamil yang rupanya suka bertingkah konyol, tak puas dengan geplakan tangan yang menyasar belakang kepala Nathan, Lisa pun menjambak surai tebal milik sang pria dan membuat kepalanya sampai mendongak penuh ke atas udara.     

"Akhh… Ini sakit, bodoh! Kulit kepala ku rasanya sampai mau hendak terkelupas. Lis, lepaskan!" jerit Nathan yang rasanya masih tak di pedulikan oleh wanita itu.     

Lisa bahkan mencengkramnya lebih keras, bibirnya sampai terkatup sangat rapat karena merasa gemas.     

"Rasakan! Kau mencoba memanfaatkan ibu hamil seperti ku. Terlebih dengan bantuan yang dengan suka rela ku tawarkan meski tubuh ku sendiri sangat letih. Dasar kau, biadab!" balas Lisa mengutarakan emosinya yang datang tiba-tiba. Nathan menjadi sasaran randomnya.     

Nathan yang mengerti mencoba mengerti wanita yang dalam kondisi tak stabil itu pun lantas menghentikan bujukannya. Alih-alih bodoh dengan masih sedia menerima kesakitan, sang pria mengusahakan diri untuk melepaskan diri.     

Membalikkan posisi tubuhnya yang di tumpu beban, sedikit pertahan dengan kepalanya yang harus ikut berputar terlalu melewati batas. Lengannya pun sedikit memiliki kuasa pun lekas di ulurkan, menarik lepas milik Lisa yang memberinya kesakitan.     

"Akhhh… Nath-Nath!" pekik sang wanita yang takut jatuh karena pergerakan cepat dari Nathan. Namun pria dewasa yang sudah antisipasi pun lekas mengcengkram kedua lengan atas wanita yang duduk di atasnya itu.     

Napas mereka tiba-tiba saja memburu. Pandangan yang saling jatuh menyelam. Jika sesaat lalu, mereka masih di katakana cukup aman dengan tumpeng tindihnya, kali ini sudah sangat berbeda. Wanita yang tengah mengangkangkan kaki dengan baju terusan tipis itu menduduki titik tetap yang sejak tadi tenggelam. Benda perkasa milik Nathan terhimpit belah terbuka yang sangat bisa di rasakannya.     

"Aku gay, apakah kau lupa?" tanya Nathan yang lantas membuat wanita itu ternganga, mulutnya terbuka lebar, telapak tangan kanannya kemudian menepuk keras dahi miliknya sendiri.     

"Oh, Tuhan! Bagaimana aku bisa melupakan hal terpenting itu, Nath?" pekik Lisa yang sontak mendapatkan respon bola mata memutar dari sang pria.     

"Hemm… Entah apa yang membuat mu begitu mudah linglung bahkan di saat kau selalu saja menarik pembicaraan tentang orientasi ku di setiap detik," balas Nathan yang kali ini memindah fungi lengannya, ia pun menumpuk kedua miliknya itu di belakang tengkuk.     

Sungguh, siksaan terberatnya saat ini adalah membaringkan diri di atas ranjang yang di tempatinya beberapa hari ini. Istirahat yang harusnya membuat tubuhnya segar malah membuat sekujur tubuhnya terasa sangat kaku. Sampai pada batas serahnya, ia bahkan sampai mengeluh pada Lisa yang lekas di tawari bantuan memijat. "Sebagai imbalan atas pengorbanan besar mu merelakan barang berharga untuk di jual," kata Lisa beberapa saat lalu sebelum mereka memutuskan untuk menggunakan ruang tidur yang di tempati Nathan sebagai tempat kejadian.     

"Heheh… Maafkan aku ya, Nath! Kau tau, akhir-akhir ini aku memang sering tidak fokus, terlebih kau mengatakan pada ku saat itu jika pria mu adalah pengalaman pertama. Ku kira kali ini kau tiba-tiba tertarik seorang wanita," balas Lisa yang kali ini sampai mengaruk kepalanya yang tak gatal, membuat surai panjang itu menjadi sasak karena terlalu berantakannya.     

"Bersama dengan wanita, masih tak terpikirkan oleh ku. Terlebih wanita tak jelas seperti mu."     

Nathan yang bicara dan setelahnya mencebik untuk mengejek Lisa pun berhasil memutar suasana menyesalkan sesaat lalu. Lisa yang dengan cepat menjapit permukaan bibir sang pria dengan tawa keras yang menyembur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.