Hold Me Tight ( boyslove)

Wanita menyebalkan dengan hormonnya



Wanita menyebalkan dengan hormonnya

0"Serius? Meski aku sudah akan beranak seperti ini, milik ku masih sangat rapat loh, Nath…. Apakah kau tidak merasakannya?" ucap Lisa yang dengan tingkah konyolnya menggeliat di atas kejantanan Nathan, membuat tubuh pria itu ikut bergoyang-goyang.     
0

Memang sangat intim, area sensitif bagian bawah mereka sudah bertemu dengan hanya lapisan kain tipis yang sama-sama di gunakan. Namun memang sedikit pun tak ada gairah yang menyelimuti salah satu dari mereka.     

"Sungguh, berarti aku memang seorang gay sepenuhnya, Lis! Bahkan di saat kau seperti itu, milik ku sama sekali tak bereaksi. Berbeda halnya jika kekasih ku yang di sana, aku sudah pasti akan menyerangnya habis-habisan. Ah, terkecuali karena kau wanita yang sama sekali tak menggairahkan?" ucap Nathan lantas membuat pergerakan Lisa berhenti tiba-tiba. Tubuhnya diam di tempat, kali ini matanya menyipit dengan Nathan yang nampak sangat girang dengan bibirnya yang tertarik senyum lebar. Kedua alis tebal sang pria yang di jungkat-jungkit pun memaksa bibir Lisa untuk mengkerut.     

"Dasar! Beraninya kau mengatai ku! Ku balas kau!"     

Tanpa aba-aba, wanita itu pun langsung menggelitik sekitaran perut Nathan dengan membabi buta. Nathan yang sudah kembali terpingkal pun tak bisa membalas atau bahkan melepaskan diri, ia hanya menikmati raut bahagia yang di tampilkan dari Lisa yang di ketahuinya selalu menangis setiap malam.     

Anggaplah Nathan menjelma menjadi pria paling emosional, Lisa yang nampak tegar seperti ini di lihatnya masih cukup palsu. Wanita itu seperti memang hidup penuh dengan kesedihan, membuatnya turut merasakan kesakitan yang menusuk relung hatinya. Lebih dari siapa pun, Nathan tiba-tiba ingin menjadi sosok terdepan untuk melindungi Lisa yang menyebalkan.     

Malam itu, waktu rehat mereka dari ujian sepanjang hari menemukan titik temu. Kebersamaan dengan tawa bahagia meski di awali dengan adu bakat dalam mengolok. Suasana yang senyap sepi rasanya jauh lebih meriah dengan isian kesenangan mereka berdua yang sejenak saling bantu untuk menekan pikiran yang terlalu penuh dengan kemalangan.     

"Hahha… Cukup! Perut ku rasanya sudah sangat keram!" mohon Nathan dengan meninggalkan senyum tulus di akhirannya. Lengan pria itu pun mencekal pergelangan milik Lisa membawanya untuk terlepas dari bagian samping perutnya.     

"Ya, kau memang sudah di pastikan gay!" olok Lisa yang selanjutnya membalas senyum tipis milik pria yang tengah berbaring itu.     

"Hmmm… Jangan khawatir jika aku berbuat macam-macam dengan mu," balasan Nathan sontak membuat wanita itu terkikik geli.     

"Ya, aku percaya."     

"Lantas sekarang bagaimana?"     

"Bagaimana apanya?"     

Pertanyaan Nathan membuat Lisa lagi-lagi menggertkan kening.     

"Apakah kau akan terus di atas milik ku? Apakah kau nyaman di sana?"     

"Ishhhh…"     

Godaan Nathan membuat Lisa mendesis. Tak membuang waktu lagi, wanita itu pun membangunkan tubuhnya perlahan dari atas tubuh Nathan yang sudah memprotes. Lisa yang sudah bangkit di samping ranjang pun hendak melangkah pergi, sebelum cekalan lengan Nathan menyentuhnya.     

"Kau tak bisa pergi begitu saja, bayaran pijatan mu ini masih belum setimpal dengan traktiran makan ayam goreng milik ku tadi."     

"Hahaha…."     

Kali ini mereka sudah kembali pada posisi semula. Lisa sebagai pemijat yang handal. Pungung Nathan pun masih menjadi sasarannya. Mengurutnya dengan minyak yang di tambahkan lagi untuk memudahkan.     

"Akhh… Lis, geli!" protes Nathan saat ibu jari milik wanita itu di arahkan pada bagian bawah ketiaknya.     

"Lagi-lagi kau berteriak seperti penis yang berukuran besar tengah memasuki lubang sempit mu. Sungguh, Nath… Jangan memancing perkara yang memancing ku lagi…" rengek Lisa dengan telapak tangan terbukanya yang menepuk keras punggung pria itu dan mencapkan bentuk jemari panjangnya di sana.     

"Hei, apakah kau tidak bisa membedakan mana yang mendesah dan terpekik sakit atau pun geli seperti ku? Lagi pula yang sok tau sekali sangat menyangka aku adalah pihak bawah, apakah kau tak merasakan betapa besar milik ku yang bahkan masih tertidur tadi?"     

"Aku tak mudah kau bohongi, dari awal kau mengatakan diri mu gay, aku sudah menyangka jika kau adalah pihak bawah yang sangat manja dan suka merengek pada kekasih pria mu. Ayolah mengaku… Tak usah malu…"     

Lisa yang menggoda ku pun masih terus menyertakan tingkah jahilnya. Bagian bawah ketiak yang sesaat lalu di keluhkan geli oleh pria itu, kali ini seperti mendapatkan perintah yang lekas di jalani.     

Lagi-lagi ruangan sepetak dan terasa sangat lembab itu mengeluarkan suara tawa kencang saling bersahutan. Nathan yang dalam posisi tengkurap kali ini di tindih oleh tubuh Lisa sepenuhnya. Tak bisa seperti tadi, atau pria dewasa itu mengambil resiko yang terlalu berat untuk membuat wanita itu celaka.     

Tok Tokkk Tokk     

Bunyi ketukan pintu pun terdengar sayup-sayup terdengar, Nathan yang mendengarnya dengan cukup jelas. "Hei, cukup. Jangan menggelitikku lagi! Ada yang mengetuk pintu depan, ada tamu, Lis!" ucap Nathan yang memberi tau. Dalam posisi paksaan tertawa dan himpitan dadanya yang tak bisa memasok udara lebih leluasa, wajah pria itu sudah sangat merah dengan napas yang di ambil sekenanya dari mulut.     

"Biarkan saja, seperti kau tidak tau. Pemuda di sini selalu saja mengisengi ku, kemarin kau sempat di tertawakan mereka karena membukakan pintu dan bertanya dengan sopan, kan?"     

"Iya, meski pun begitu, bisakah kau tak membuat ku mati cepat dengan cara konyol seperti ini? Kau sangat berat, Lis… Turunlah dari atas ku…" mohon Nathan yang coba menahan geram saat merasakan gelengan kepala dari wanita yang menempel di atasnya itu.     

"Aku serius… Sedari tadi aku masih cukup baik untuk meladeni mu ya, Lis…" bujuk Nathan yang kali ini sedikit di sisipi nada ancaman dengan suaranya yang rendah.     

Nampaknya memang sangat manjur untuk menghadapi wanita seperti Lisa ini dengan kalimat penuh ancaman, ia yang segera bangkit dari timpaan tubuhnya, segera di ikuti sang pria yang mendudukkan diri di pinggir ranjang.     

"Nath, di depan rumah ku terdengar sangat riuh. Apakah hanya aku yang merasakannya?"     

"Huuhh!"     

Pertanyaan Lisa yang berdiri kebingungan itu lantas mendapatkan jawaban berupa suara sorakan dari beberapa orang. Nathan pun lekas berdiri terkesiap, bukan karena ucapan inti atau suara keras yang terdengar. Namun lebih dari itu, telinganya yang masih berfungsi dengan baik mampu memilah sosok yang di kenalnya.     

Deg     

Terdengar semakin jelas. Pemilik suara berat dan terdengar sangat berwibawa itu tak mungkin di miliki oleh orang lain terkecuali seorang pria yang amat sangat tak di harapkan dengan kehadirannya itu.     

Nathan yang pun melesat pergi tanpa pikir panjang, seseorang itu harus segera di usirnya sebelum berencana macam-macam.     

Pintu depan itu pun di buka cepat, punggung lebar dari seseorang yang menjadi pemandangan utama. Lisa yang mengikuti Nathan pun malah menyerobot keluar terlebih dahulu.     

"Huh! Wanita itu memang tak bermoral! Setelah sebelumnya membawa menginap pria berhari-hari, kali ini sosok lain datang dan mengaku kekasih juga."     

"Siapa yang kekasih siapa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.