Hold Me Tight ( boyslove)

Kejutan datang



Kejutan datang

0Jelas saja orang-orang yang melihatnya lantas berpikiran buruk. Seorang wanita yang masih tak berstatus tampil keluar dengan tak tau malunya hanya mengenakan sebuah kain terusan tipis, itu pun nampak menjiplak karena area basahannya yang sampai menonjolkan kemolekan tubuh menyembul atasnya. Pandangan para pria yang berhasrat pun kompak menjapit bibirnya dengan senyuman mesum, kejantanan mereka yang sontak bereaksi bahkan hanya dengan pandangan sebatas remang-remang di tempat mereka.     
0

Namun lain halnya dengan para wanita yang sontak mendengus kasar menyembunyikan keirian. Bibir mereka tak bisa untuk merapat, alih-alih malah lomba untuk lebih melebar dan menyuarakan kalimat menyakitkan pada wanita yang nampak santai kala di datangi pria tampan dengan mobil mewahnya. Terlebih dengan seorang pria lain yang sudah di ketahui menginap nyaris satu minggu di rumah yang sederhana itu.     

Siapa pun pasti akan menganggap jika Lisa merupakan wanita yang tidak benar, sekali pun dengan tanpa bukti, terlebih kali ini sudah sangat menjelaskan perbuatan kedua muda-mudi yang tampil tak pantas di depan semua orang itu. Sang pria yang bertelanjang dada dengan celana terang di bagian tengahnya yang juga nampak basah.     

Namun berbeda dengan anggapan dari sosok pria pendatang itu, tubuhnya yang berbalik untuk menatap seorang pria menggemaskan yang membuatnya menjadi gila-gilaan. Tak sedikit pun dari pikirannya yang menyangka buruk pada bakal kekasihnya sendiri itu. Namun ia malah bertanya-tanya, apa yang di lakukan Nathan dengan seorang wanita asing yang terus menatapnya intens dengan senyumnya yang tak jelas itu?     

"Wooo! Dasar wanita murahan, sekarang kau berani menunjukkan diri mu di depan semua orang? Dengan seorang pria yang tampil berantakan sama seperti mu, raut yang sama-sama letih, habis berapa ronde kalian?"     

"Tak kenal malu, bahkan isu kehamilannya sudah berjalan hampir dua bulan. Carilah nafkah yang baik untuk anak mu kelak!"     

"Memanggil pria lain saat pria yang ku sangka baik-baik adalah kekasih mu, apakah kau sangat membutuhkan biaya untuk hidup? Apakah pria yang mempunyai mobil merah itu masih tak cukup kaya untuk membiayai kehidupan mu?"     

Teriakan yang penuh kebencian pada sang pemilik rumah pun jelas membuat sakit hati. Lisa yang awal mulanya nampak berseri karena kedatangan pria bak malaikat itu pun langsung menundukkan pandangannya dalam, bibirnya mencebik, netra beningnya juga memburam karena desakan air mata yang sudah memaksa keluar.     

Rangkulan di bahunya pun membuat wanita itu tersentak, Nathan yang masih usaha untuk menstabilkan diri akibat kebodohannya yang keluar dengan tanpa persiapan, meski pun yang paling di salahkannya adalah sosok pria yang datang dengan menampakkan raut datarnya itu.     

"Maafkan aku, ya! Jangan lagi bersedih…" ucap Nathan yang mencoba menenangkan. Elusan perlahan pada lengan atas Lisa, membuatnya mendapat balasan senyum singkat.     

Interaksi kedua orang itu nampaknya di pandang terlalu berlebihan oleh pria pendatang bernama Max. Kedua alisnya bertaut, dahinya berkerut dalam dengan rahang tegasnya yang tambah di perketat. Dalam pikiran terjauhnya sekali pun, Nathan tak mungkin cepat berubah orientasi hanya karena wanita yang bahkan tak terlalu cantik itu.     

Di hadapan semua warga, ketiga orang yang tengah di sorot dengan bantuan seadanya dari cahaya lampu di pelataran. Membuat mereka seperti sekumpulan penonton dengan drama cinta segitiga yang memperebutkan seorang wanita. Sampai-sampai salah satu di antara kumpulan remaja itu pun berteriak, "Hei, Lis! Mana yang kau pilih. Kekasih pria mu yang menginap di rumah atau seorang pria datang bak malaikat itu? Sungguh, kau tak bisa bermain dengan keduanya sekaligus, kan?"     

"Huaaaa!"     

"Hahah…"     

Teriakan sorak atau bahkan tawa terbahak pun menyertai setelahnya. Lisa yang berusaha untuk tegar sudah tak bisa lagi berpura-pura. Air matanya sudah meleleh keluar dengan isakan keras. Nathan yang peka pun tanpa pikir panjang menjatuhkan wanita itu pada dadanya yang sedikit basah karena minyak pijat dan keluarnya keringat dingin tiba-tiba. Lengannya mengelus perlahan surai berantakan milik Lisa, bantu menenangkannya sebisa mungkin.     

Nathan yang tak tahan karena mereka yang terus saja menghakimi pun membuatnya bersiap dengan pembelaannya pada Lisa. Bibirnya yang sesaat tadi terus saja bungkam lantas coba di buka perlahan.     

Namun sayangnya tak satu kalimat pun keluar darinya. Pergerakan pria yang sama sekali tak di harapkan, lekas membuat Nathan melengos dengan suara berdecihnya.     

Max melangkah maju, berniat mengambil atensi dan lekas memutus kesalahpahaman yang terjadi. "Kalian terus saja mengeluarkan anggapan sepihak. Seolah yang paling tau tentang segala hal yang telah terjadi di sini. Jika kalian ingin tau, dia adalah kekasih ku!" ucap Max dengan lengan yang serentak menunjuk pada Nathan yang ada di belakangnya.     

Nathan yang jelas saja merasa geram, niatannya yang ingin mengaku sebagai kawan sudah terserobot lebih dulu oleh pengakuan asal-asalan dari Max. Ia yang jelas merasa jika di tunjuk, pria berperawakan raksasa itu rupanya sangat tebal muka dengan jati diri berbedanya yang di akui berbelok. Tak merasa lega dengan hanya memberikan tatapan tajam pada pria yang membelakanginya, Nathan pun lekas menggunakan kakinya yang cukup panjang untuk menendang kaki pria brengsek itu.     

Max yang merasa terusik pun lekas membalikkan pandang, alisnya yang terangkat satu malah di balas pria menggemaskan itu dengan matanya mendelik tajam, bibirnya yang mendesis menujukkan diri seolah menjadi binatang buas yang siap menerkam.     

Lain halnya dengan Lisa yang di lingkupi kesedihan, saat mendengar pengakuan dari pria asing yang datang ke rumahnya tiba-tiba itu membuatnya tak bisa menahan diri untuk terpekik girang. Sungguh, kekasih Nathan yang di bayangkannya nampak sangat tampan dan gagah malah melebihi ekspektasinya selama ini.     

"Huh! Wanita itu memang tak bermoral! Setelah sebelumnya membawa menginap pria berhari-hari, kali ini sosok lain datang dan mengaku kekasih juga."     

Penjelasan Max yang sampai menunjukkan Nathan agaknya masih kurang di pahami oleh segelintir orang. Pria jangkun yang tampil mewah dengan setelan rapinya pun lantas menampakkan dirinya dengan raut yang lebih dingin. "Siapa yang kekasih siapa? Kalian tak memahami ucapan ku, ya? Ku bilang jik-emmphh!"     

Ucapan Max terhenti, Nathan yang melepaskan dekapannya pada Lisa yang mulai tenang. Dengan telapak kakinya yang berjinjit, ia pun berusaha untuk menggapai bagian mulut yang tak di sangkanya sangat lancar mengarang cerita.     

Menyeret pria bertubuh besar itu untuk mengikuti jalannya, Lisa pun tak ingin ketinggalan. Mengakhiri pertunjukkan yang masih di nikmati panas oleh penonton. Mengabaikan sorak yang malah mengencang. Bilah kayu pembatas pun tertutup, dua orang pria dengan satu wanita yang di lingkup privasi. Jika Nathan yang masih saja nampak bersungut-sungut, lain halnya dengan Lisa dan Max yang kompak bersikap menyebalkan dengan menampilkan senyum yang terlalu lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.