Kaisar Dewa Sang Pemukul Surga

Bertunangan



Bertunangan

0Malam setelah kompetisi!     
0

Istana kerajaan itu sangat ramai meriah karena semua bangsawan dan para pengikut mereka berkumpul di istana untuk merayakan pesta.     

Selain pemimpin klan Huang yang langsung pergi setelah mengambil Huang Wu, semua bangsawan yang menonton kompetisi hadir di istana. Bahkan pemimpin klan Mu yang awalnya memprovokasi kerajaan tanpa malu-malu datang dengan putranya yang memiliki ekspresi buruk.     

Dengan bakat Qin Tian yang luar biasa, pemimpin klan Mu secara alami tahu tindakan seperti apa yang harus dia ambil. Jika saat ini dia masih mencoba memprovokasi kerajaan, bahkan tanpa raja yang melakukannya secara pribadi, ada banyak orang yang tidak keberatan untuk mengusirnya dari kerajaan Qin. Klan Mu berbeda dengan klan Huang yang memiliki cabang utama. Dia adalah tulang punggung klannya sehingga tindakan pribadinya akan menentukan nasib klannya.     

Menyadari arah angin berubah, tentu saja dia juga harus mengubah tindakannya.     

Selain pesta karena kemenangan Qin Tian, istana kerajaan juga mengadakan pesta pertunangan antara Qin Tian dan Yu Siqi.     

Di kalangan para bangsawan di dunia ini, pernikahan itu sangat penting dan perlu melewati beberapa proses. Bertunangan secara alami adalah hal pertama yang harus dilakukan.     

Ketika dua orang sudah dinyatakan bertunangan, meskipun itu tidak berarti mereka akan tinggal bersama, namun mereka sudah bisa dianggap sebagai setengah suami istri. Jika pada masa pertunangan, si pria tiba-tiba meninggal, maka si wanita akan dianggap sebagai janda pria itu. Dan ketika seorang wanita berstatus sebagai janda, mereka tidak diperbolehkan untuk menikah lagi kecuali mereka memutuskan pertunangan yang sudah diadakan.     

Tentu saja peraturan seperti itu hanya berlaku untuk orang-orang dengan kekuatan atau latar belakang yang sama kuatnya. Bagi mereka yang lemah, bahkan jika ada yang merebut istri mereka, orang-orang tidak akan mengatakan apa-apa.     

Saat ini, di tengah-tengah kerumunan orang-orang, Qin Tian dan Yu Siqi saling menghadap satu sama lain.     

Qin Tian mengenakan pakaian formal kerajaan berwarna putih sementara Yu Siqi mengenakan gaun putih ketat dengan kerah V sehingga bagian atas dadanya cukup terlihat. Dan rambutnya yang sedikit keriting juga diikat dalam bentuk tertentu sehingga lehernya yang putih seperti salju terlihat jelas.     

"Upacara pertunangan dimulai!"     

Sama seperti mereka berdua saling menghadap satu sama lain, teriakan seorang pria terdengar di seluruh ruang istana yang menandakan dimulainya upacara pertunangan.     

Setelah suara itu, Qin Tian segera mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya. Itu adalah sebuah kalung berwarna perak dengan berlian berwarna merah muda berbentuk hati tergantung di kalung.     

Kalung itu diberikan oleh ibunya untuk dijadikan simbol pertunangan. Dia tidak tahu apakah itu sebuah harta berharga. Namun, sesuatu yang diberikan oleh ibunya tidak mungkin menjadi sesuatu yang tidak berharga.     

Setelah dia mengambil kalung, Qin Tian segera mengerahkan tangannya ke leher Yu Siqi, mencoba memasangkan kalung di lehernya. Hanya setelah kalung itu terpasang di leher si wanita, mereka baru akan dianggap sebagai tunangan resmi.     

Tangan Qin Tian sedikit gemetar saat dia mencoba meletakkan kalung di leher Yu Siqi, sementara leher Yu Siqi menjadi merah saat tangan Qin Tian melingkari lehernya.     

Sesuatu yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat membutuhkan waktu yang sedikit lama bagi Qin Tian untuk menyelesaikannya yang menyebabkan leher Yu Siqi menjadi semakin dan semakin merah lagi.     

Untungnya tidak ada kecelakaan terjadi sehingga dia masih bisa dengan lancar meletakkan kalung di leher Yu Siqi.     

Segera setelah Qin Tian meletakkan kalung, suara tepukan tangan terdengar di seluruh istana bersama dengan ucapan selamat.     

Para pemimpin klan mengucapkan selamat kepada raja dan ayah Yu Siqi, sementara generasi muda mengucapkan selamat kepada Qin Tian dan Yu Siqi.     

"Selamat Yang Mulia! Nona Yu! Kalian pasti akan menjadi pasangan yang bahagia." Yang pertama mengucapkan selamat adalah pria muda dengan tubuh besar. Dia adalah Shi Bao, tuan muda klan Shi.     

Setelah Shi Bao, Liu Jun juga mengucapkan selamat kepada keduanya.     

Saat mereka berdua menatap Qin Tian, mata mereka dipenuhi dengan kekaguman dan penyembahan.     

Tidak lama kemudian, para pemuda lainnya juga mengucapkan selamat kepada Qin Tian dan Yu Siqi.     

Setelah semua pemuda mengucapkan selamat, tiba-tiba ada pemuda dengan ekspresi buruk yang mendatangi mereka.     

Saat dia tiba di depan keduanya, dia langsung berbicara. "Selamat Yang Mulia, nona Yu. Yi ini telah menyinggung anda berdua sebelumnya. Saya mohon Yang Mulia dan nona Yu untuk memaafkan kesalahan Yi ini. Yi ini hanya goreng kecil bila dibandingkan dengan Yang Mulia dan nona Yu yang seperti Naga dan Phoenix."     

Meskipun ekspresinya sangat buruk, namun kata-katanya sangat manis sehingga membuat pemandangan yang kontras.     

Alasan mengapa ekspresinya sangat buruk secara alami karena dia masih tidak bisa menerima kenyataan. Jika bukan karena dipaksa oleh ayahnya, dia pasti tidak mau menunjukkan dirinya di sini.     

Melihat tindakan Mu Yi, Qin Tian tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Namun, Yu Siqi di sampingnya mendengus dingin. "Hmph, selama kamu tidak muncul lagi di depan nona ini, nona ini secara alami tidak akan melakukan apa-apa."     

Meskipun Yu Siqi sangat membenci Mu Yi ini, itu masih tidak pantas untuk membalas dendam di tengah kerumunan bangsawan ketika seseorang meminta maaf meskipun itu tidak tulus. Karena itu, Yu Siqi hanya bisa memberinya jalan untuk mundur.     

Melihat bahwa keduanya tidak membuat hal-hal sulit terhadapnya, Mu Yi segera merasa lebih tenang. Dia membungkuk sekali lagi kepada mereka berdua sebelum bergegas pergi dengan tergesa-gesa.     

Para pemuda lainnya tidak bisa menahan tawa melihat tindakan Mu Yi.     

Setelah masing-masing orang selesai mengucapkan selamat, para penari dan pemain musik memasuki ruangan tempat pesta diadakan dan mulai menghibur para tamu. Sambil makan dan minum, para tamu dengan gembira menikmati pertunjukan tarian.     

Sementara semua orang dipenuhi dengan kegembiraan, entah itu Qin Tian atau Yu Siqi, keduanya dipenuhi dengan perasaan yang tidak menentu.     

Awalnya mereka berdua adalah dua orang yang lumayan dekat. Namun, peristiwa yang tiba-tiba ini membuat mereka tidak tahu bagaimana harus bertindak terhadap yang lain.     

Meskipun mereka belum secara resmi menikah, namun, untuk kebanyakan orang, pertunangan semacam ini sudah cukup bagi mereka untuk menjelajah lebih jauh kepada pasangannya.     

Mereka berdua sama-sama bingung dengan apa yang harus mereka lakukan setelah pesta itu berakhir.     

Hingga akhir acara, keduanya tidak berbicara satu sama lain karena suasana yang canggung.     

"Tian'er, ibumu dan ayahmu memiliki sesuatu yang harus didiskusikan dengan tamu-tamu lain, karena itu, kamu bisa kembali lebih dulu dan rawat Qi'er." Sama seperti keduanya sedang linglung, ratu tiba-tiba mendatangi mereka berdua.     

Sebelum Qin Tian bisa dengan jelas memahami kata-kata ratu, ratu sudah pergi ke arah lain bersama dengan para pemimpin klan bangsawan.     

Setelah semua orang pergi, hanya ada Qin Tian dan Yu Siqi yang tersisa di aula.     

"Ini..." Qin Tian tidak tahu harus berbuat dengan perubahan peristiwa yang mendadak ini.     

"Yang Mulia!" Saat tidak ada lagi satu orang pun di aula, Yu Siqi akhirnya memulai pembicaraan pertama mereka.     

"Ehmmm, kamu bisa memanggilku saudara Tian mulai sekarang!" Qin Tian merasa malu karena Yu Siqi masih memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia. Karena mereka sudah bertunangan, mereka seharusnya saling memanggil dengan panggilan yang lebih akrab.     

"Tapi kamu juga harus memanggilku Siqi mulai sekarang." Dia menjawab Qin Tian dengan senyum malu-malu.     

"Baik, Siqi!" Qin Tian berbicara dengan nada yang agak canggung. Bagaimanapun, perubahan hubungan mereka agak terlalu mendadak. Tidak ada orang yang bisa terbiasa dengan cepat dalam situasi mereka. Kecuali orang-orang cabul seperti Mu Yi, tentu saja.     

"Uhmm, saudara Tian, apa yang akan kita lakukan?" Siqi akhirnya menanyakan apa yang ingin dia tanyakan.     

Jantung Qin Tian berdetak kencang setelah mendengar pertanyaan Yu Siqi. Untungnya, dia sudah memikirkan apa yang harus dia lakukan. Jika situasinya memang akan lari ke selatan, dia hanya harus mengikuti jalannya alam.     

"Em, karena tidak ada orang di sini, bagaimana kalau kita kembali dulu?" Dia hanya bisa mengajaknya kembali ke tempatnya di istana.     

Wajah Yu Siqi langsung menjadi merah padam setelah dia mendengar jawab Qin Tian. "Baik!" Namun, dia hanya bisa mengikuti kata-katanya.     

Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju tempat tinggal Qin Tian di istana. Keduanya tidak saling berbicara lagi dalam perjalanan kembali sementara ekspresi mereka berdua sama-sama terlihat risau.     

Namun, entah mereka berdua kerasukan sesuatu, waktu yang mereka butuhkan untuk tiba di tempat tujuan mereka sebenarnya sangat cepat seolah-olah mereka sedang tidak sabar untuk melakukan sesuatu. Jelas keduanya berjalan dengan langkah yang sangat cepat.     

Hanya ketika keduanya tiba di depan pintu kamar Qin Tian, mereka berdua baru kemudian menyadari kalau mereka sudah sampai, dan bahkan sedikit melewati tempat yang ingin mereka tuju.     

"Ini?" Qin Tian ingin menangis tapi tidak ada air mata yang keluar. Yang membuatnya lebih terkejut adalah telapak tangannya saat ini bahkan memegang pergelangan tangan Yu Siqi dengan sangat erat. Melihat itu, dia akhirnya sadar, meskipun dia masih muda namun dia sudah bisa dianggap sebagai pria dewasa dan memiliki keinginan terpendamnya sendiri.     

Sama seperti dia ingin mengatakan sesuatu pada Yu Siqi, Yu Siqi yang berada di belakangnya tiba-tiba berjalan lebih dekat ke arahnya. "Yang Mulia!" Dia berbicara dengan wajah memerah sementara tatapannya terpaku pada wajah Qin Tian. Bahkan cara dia memanggil Qin Tian sekarang kembali seperti sebelumnya seolah-olah dia memiliki sensasi tersendiri saat memanggilnya dengan cara itu.     

Melihat Yu Siqi yang sangat dekat dengannya, Qin Tian bisa merasakan tubuhnya menjadi sangat panas seolah-olah ada api yang menyala dari dalam tubuhnya.     

Terutama ketika dia melihat bagian atas dada Yu Siqi, dia merasa dirinya sudah kehilangan kendali saat tubuhnya berangsur menempel ke tubuh Yu Siqi sementara tangannya mulai memeluk pinggangnya yang ramping. Itu tidak lama sebelum bibir keduanya menjadi saling menempel satu sama lain sementara tubuh mereka berdua bergerak dengan sendirinya ke kasur di kamar Qin Tian.     

Pada awalnya, keduanya hanya saling memeluk sambil berciuman. Namun, setelah beberapa saat, Yu Siqi tiba-tiba menjadi sangat agresif. Lidahnya tiba-tiba menerobos masuk ke dalam mulut Qin Tian sementara tangannya dengan agresif meraba-raba setiap bagian tubuhnya. Dia bahkan mendorong Qin Tian ke bawah sehingga dia menindihnya.     

Qin Tian awalnya terkejut. Namun, dengan cepat, dia juga mulai membalas serangan Yu Siqi dengan menjelajah ke berbagai tempat di tubuhnya.     

Hanya dalam waktu singkat, pakaian di tubuh keduanya sudah hampir sepenuhnya terlepas.     

Ketika keduanya kehabisan nafas, mereka berdua melepaskan bibir masing-masing.     

"Yang Mulia! Aku!" Saat bibir mereka terpisah, Yu Siqi akhirnya dapat dengan jelas melihat keadaan mereka. Saat dia menatap Qin Tian yang berbaring di bawahnya, dia merasa malu karena dia yang pertama kehilangan kendali dan yang paling agresif.     

Dia merasa malu karena nafsunya terhadap pangeran sebenarnya begitu menggelora. Siqi apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu begitu tak terkendali? Dia dipenuhi dengan pikiran acak.     

Namun, saat dia melihat wajah Qin Tian yang sangat tampan di bawahnya, dia merasa tidak bisa menahan keinginannya. Tapi, karena takut kesan Qin Tian terhadapnya menjadi buruk, dia tidak memiliki keberanian untuk menyerang lagi.     

Melihat Yu Siqi yang merasa malu, Qin Tian tahu bahwa dia perlu bertindak sebagai pria sekarang. Jika tidak, Yu Siqi mungkin tidak berani bahkan hanya untuk bertemu dengannya karena rasa malu.     

"Siqi." Dia memanggilnya sementara tangannya menarik tubuh Yu Siqi ke bawah ke pelukannya.     

Itu tidak lama sebelum suara rintihan dua orang muda terdengar dari dalam kamar itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.