Bullying And Bloody Letters

Jimat Yang Terjatuh



Jimat Yang Terjatuh

0Setelah itu dia mengunyah dan menelannya.     
0

Dan di rasa sudah puas, Ayumi kembali menyiksa dirinya sendiri, dia menarik sekuat tenaga bagian lidahnya, hingga terputus, dan mulutnya kembali di penuhi oleh darah, namun kali ini darahnya sendiri.     

Masih tak puas, Ayumi memukul-mukulkan kepalanya di atas meja hingga kepalanya pecah dan dia tewas seketika.     

Ruangan dalam Vila itu terlihat sangat menyeramkan.     

Raisa masih berada di dalam ruangan itu dan tak sadarkan diri.     

Dia masih pingsan di lantai dengan tangan terborgol dan sekujur tubuh di penuhi oleh luka lebam akibat dari pukulan yang di arahkan oleh Ayumi tadi.     

Raisa mulai membuka matanya, tapi suasana ruangan itu sudah gelap, karna hari memang sudah berganti malam, dan lampu dalam ruangan itu tidak ada yang menyalakannya.     

"Di mana aku? Kenapa tubuhku sakit sekali?" ujar Raisa.     

Dan tak lama Raisa pun kembali pingsan lagi, karna kondisinya memang sangat lemah.     

Sedangkan itu di rumahnya, tampak Rima sang ibu mulai mengkhawatirkan kondisi putrinya, karna sudah larut malam begini Raisa, tak kunjung pulang.     

Dengan sangat terpaksa Rima menghubungi Surya sang suami, tapi sayangnya Surya sedang berada di luar negeri. Namun Surya juga langsung mengerahkan anak buahnya untuk mencari Raisa.     

Lalu setelah itu Rima menghubungi Aldo.     

Seketika Aldo, langsung bergerak cepat mencari Raisa.     

Aldo yang di bantu oleh kedua sahabatnya, yaitu Derry dan Nino.     

Kini langsung pergi menuju kediaman Rasty.     

Namun sesampainya di sana, rupanya Rasty tidak berada di tempat dan Aldo serta dua sahabatnya, langsung keluar dan bertolak pergi ke rumah Ayumi.     

Dan sesampainya di sana, rumah Ayumi tampak kosong, hanya ada sang asisten rumah tangga yang bernama Bi Inah, Aldo dan dua sahabatnya mulai mencari tahu tempat di mana saja, yang sering di datangi oleh Ayumi.     

Dan asiaten rumah tangga itu menujukkan alamat sebuah Vila, yang baru saja dia datangi tempo hari.     

Dan tanpa berpikir panjang Aldo, Derry juga Nino, langsung menuju Vila itu.     

Tiga jam telah berlalu, mereka sampai di tempat tujuan dan sudah hampir pagi.     

"Benar ini alamatnya?" tanya Nino, sambil membuka pintu mobil dan turun.     

"Kalau dari apa yang di katakan orang tadi, memang ini tempatnya," jawab Derry     

"Ya sudah, tunggu apa lagi, ayo cepat kita masuk sekarang!" ajak Aldo.     

Mereka bertiga sempat mengetuk pintu tapi tidak ada yang membukakanya, dan saat Aldo mulai memutar knop pintunya, rupanya pintu itu tidak terkunci.     

Dan mereka bertiga pun langsung masuk ke dalam, dan di saana mereka di kejutkan dengan darah yang berceceran di lantai, dan juga aroma amis yang menyengat.     

Beberapa langkah mereka memasuki ruangan itu kembali mereka melihat darah, dan tepat di depan mereka ada sebuah mayat tergeletak dengan keadaan yang mengenaskan.     

Mata melotot, lidah menjulur ke luar dan di bagian leglher dan tenggorokan tampak hancur.     

"Gila! Ini seriusan, bukan reality show, 'kan?!" tanya Derry yang sangat ketakutan.     

"Ya serius, Der! Gila! Ini mirip di film thriller ya? " timpal Nino.     

Sedangkan Aldo, masih tampak fokus mencari keberadaan Raisa, dan tak sengaja, dia menginjak sesuatu.     

Aldo yang penasaran pun langsung melihat benda itu, dan memeriksanya.     

"Ini, apaan?" tanya Aldo dan setelah di perhatikan dengan seksama ternayata benda itu adalah sebuah potongan lidah manusia.     

Tentu saja hal itu membuat Aldo dan yang lainnya menjadi sangat kaget, bahkan saking kagetnya Aldo sampai terjengkang.     

Lalu dia melihat di kedua tangannya tampak banyak sekali noda darah dari potongan lidah itu.     

Seketika Aldo mengelapkannya di atas lantai.     

"Ini, tempat horor banget sih?!" ujar Derry, yang sudah tidak bisa lagi mengungkapkan seberapa ketakutannya saat ini.     

"Apa kita akan meneruskan mencari, bu Raisa, di sini?" tanya Nino.     

"Iya lah!" jawab Aldo singkat.     

"Kamu yakin, Do, bu Raisa ada di sini? Apa gak sebaikanya kita pergi saja dan telepon polisi?" tanya Derry.     

"Enggak, Der, kita harus cari, Kak Raisa, dulu sampai ketemu, kita sudah terlanjur di sini, nanggung banget kan, kalau kita pulang sekarang," jawab Aldo.     

"Ya iya, tapi ini serem banget, Aldo, gila! Dan bu Raisa, juga belum tentu ada di sini, 'kan?" tanya Nino.     

"Iya, aku tahu memang belum pasti, tapi kita harus memeriksanya dulu, karna aku khawatir sama dia," jawab Aldo.     

Lalu mereka melanjutkan langkah kakinya, dan masuk ke dalam ruang tengah, mereka terkejud ada seorang wanita yang menaruh kepalanya di atas meja, dan ada banyak sekali genangan darah.     

Nino dan Derry, terlihat sangatlah ketakutan, tapi Aldo, sama sekali tidak merasa takut, justru dia merasa sangat penasaran terhadap wanita itu.     

Aldo hanya takut jika wanita itu adalah Raisa, tapi di lihat dari perawakannya, saat dia mulai mendekat, tidak mirip seperti Raisa, karna wanita itu berambut pirang dan memiliki tubuh tinggi ideal, yang mirip sekali dengan Ayumi.     

Dan benar saja, saat Aldo membalikkan tubuh wanita itu rupanya, dia benar-benar adalah Ayumi.     

"Ayumi!?" teriak serempak Aldo dan kedua sahabatnya.     

"Ke-kenapa, Ayumi, bisa begini?!" tanya Nino dengan suara yang terbata-bata karna syok.     

"Apa kita, telepon polosi dulu ya?" tanya Derry.     

"Ah, entalah, aku takut malah kita yang jadi tersangka," jawab Nino.     

"Polisi juga akan memeriksanya, tidak mungkin mereka akan asal menangkap orang!" jelas Aldo.     

"Tapi, kita sudah terlanjur memegang tubuh Ayumi?" tanya Derry.     

"Sudah, tidak apa-apa, biar nanti papaku, yang akan membantu kita," ujar Aldo.     

Lalu sayup-sayup terdengar suara seseorang yang meminta tolong.     

Suaranya sangat lemah dann tidak asing di tinga Aldo.     

"Tolong ... tolong ...."     

Lalu Aldo langsung masuk ke dalam sebuah ruangan lagi.     

Dan di sana dia melihat ada seseorang sedang tergeletak di lantai.     

"Kak Raisa?!" ujar Aldo.     

Lalu deket dia menghampirinya dan menolong Raisa.     

"Bu Raisa, ini berneran, Bu Raisa?!" teriak Derry yang merasa hampir tak percaya.     

Dan tanpa ragu lagi, Nino segera menelpon Polisi dan ambulans.     

Tak berselang lama, polisi datang, hampir berbarengan dengan mobil ambulans.     

Dan dengan segera Raisa di larikan ke rumah sakit.     

Sedangkan jasad Ayumi di bawa juga untuk otopsi.     

***     

Setelah sampai di rumah sakit Raisa pun segera mendapatkan perawatan dari pihak medis.     

Dan sampai saat ini, kematian Ayumi dan satu orang yang menjadi pembunuh bayaran itu masih nenjadi tanda tanya.     

Aldo dan kawan-kawan menjadi saksi, begitu pula dengan Raisa, namun pengakuan mereka masih belum cukup untuk mengungkap kematian Ayumi dan pria itu.     

Tapi sang pria yang sudah tewas itu di ketahui adalah seorang buron dan sudah lama di cari-cari oleh pihak kepolisian karna kasus pembunuhan yang di dalangi oleh seorang pengusaha dan korbanya adalah rekan bisnis dari pengusaha itu.     

Sedangkan Rasty, malah bersembunyi entah di mana, begitu pula dengan pria yang satunya lagi, yang menjadi rekan dari jasad si pembunuh bayaran yang sudah tewas itu.     

To be contonued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.