Bullying And Bloody Letters

Dendam



Dendam

0Dia tahu jika sebelum putrinya tewas Ayumi sedang merencanakan pembunuhan kepada Raisa, dan bahkan dia juga mentransfer uang kepada pembunuh bayaran itu, tapi bukannya berhasil menghabisi Raisa, justru Ayumi dan satu orang suruahannya yang meninggal. Ini terasa janggal dan membuatnya yakin jika Raisa lah yang sudah menyebabkan Ayumi meninggal.     
0

"Aku yakin sekali jika wanita itu sudah membunuh, putri ku, dan dengan begitu aku tidak akan tinggal diam, karna sudah pasti aku juga akan membunuhnya!" ucap Mark penuh yakin.     

Lalu terdengar bunyi telepon yang berdering dari atas meja kamar itu.     

"Halo, ini siapa?" sapa Mark kepada si penelpon.     

"Ha-halo, Pak Mark, saya Rasty wali kelasnya, Ayumi putri anda,"     

"Hah?! Rasty?!"     

"Iya, Pak, benar,"     

"Kemana saja kamu itu?! Dan kenapa berani sekali kamu meninggalkan putriku hingga mati?!"     

"Maafkan saya, Pak Mark! Saya akan menceritakan semuanya, saya ingin anda meluangkan waktu untuk bisa bertemu saya," ucap Rasty dengan suara yang sangat ketakutan.     

"Baiklah, kalau begitu, saya akan menuruti ucapan kamu, tapi ingat! Kalau sampai kamu memberikan keterangan yang tidak benar, maka aku tidak akan segan membunuh mu!" ancam Mark kepada Rasty.     

Dan tentu saja hal itu membuat Rasty menjadi sangat ketakutan, karna Mark, ayah dari Ayumi bukanlah sembarang orang, dia itu bisa melakukan apa pun apa lagi ini menyangkut tentang putri semata wayangnya.     

Setelah menerik telepon dari Rasty, Mark pun langsung bergegas untuk pergi menuju tempat yang di beritahukan oleh Rasty, yaitu di sebuah Restoran, yang letaknya tidak begitu jauh dari lokasi rumah Mark.     

Dan sesampainya di sana, tampak Mark, berdiri dengan bertolak pinggaang sembari mengedarkan seluruh pandangannya ke segala arah.     

Dia sedang mencari keberadaan Rasty di sebuahn ruangan itu.     

"Di mana, Rasty?" gumam Mark.     

Hari ini dia hanya datang sendirian saja, tanpa di temani bodyguard atau pun orang kepercayaannya.     

Lalu tak lama terdengar seseorang berteriak memanggilnya.     

"Pak Mark! Ke sini!" teriak Rasty.     

Mark menoleh dan menghampiri Rasty yang sedang duduk di salah satu bangku pengunjung, dan kini penampilan seorang wali kelas yang selalu terlihat anggun dan fashionable itu tampak sangat berbeda.     

Rasty terlihat hanya menggunakan celana jeans dengan kaos oblong berlapis jaket jeans dan menggunakan kaca mata hitam serta Rasty juga menggunkan topi.     

"Bu Rasty? Apa anda benar, Bu Rasty, wali kelas putri ku?" tanya Mark yang memastkan.     

"Ssst... jangan keras-keras, Pak Mark, ini benar saya, dan saya sengaja berpakaian seperti ini karna saya sedang menyembunyikan diri saya agar tidak ketahuan. Saya sekarang adalah buron, Pak," jelas Rasty.     

"Buron?"     

"Iya, saya sekarang seorang buron. Dan semua karna Raisa, yang sudah melaporkan ke polisi bahwa saya lah dalang atas penculikan terhadap dirinya." Tutur Rasty.     

"Ah, terserah itu urusan kamu, Rasty! Dan saya hanya ingin mendengar keterangan darimu, terkait siapa yang sudah membunuh putri tercintaku, Ayumi?!" ujar Mark.     

"Ceritanya memang boleh di bilang di luar nalar, Pak. Kalau saya ceritakan sekarang, mungkin saja anda tidak akan percaya," ucap Rasty.     

"Ailh, bullshit! Aku tidak perduli! Dan jangan bertele-tele, cepat ayo katakan kepadaku, siapa pembunuhnya!" tegas Mark memerintah Rasty.     

Dan seketika Rasty langsung ketakutan, dia menunduk.     

"Baik, saya akan menceritakan kepada anda, jadi sebenarnya Ayumi itu mati karna kerasukan,"     

"Apa?! Kerasukan?!" Mark tampak syok.     

"Tolong beri waktu saya untuk menjelaslan, Pak,"     

"Baik, sialakan!" ujar Mark.     

"Jadi, Raisa dan keluarganya itu memiliki seorang hantu penjaga, yang bernama Eliza. Dan Eliza adalah gadis yang sudah mati karna kecelakaan di sekolah. Eliza mati jatuh dari lantai tiga karna ada yang sengaja menjatuhkan tubuhnya. Dan sekarang Eliza akan selalu datang serta tak segan membunuh bagi siapa pun yang sudah mengganggu keluarganya," tutur Rasty.     

"Kamu itu sedang ngelantur, atau bersandiwara sih?!" tanya Mark dengan kedua bola mata melotot tajam.     

"Benar, Pak Mark, saya ini sudah menceritakan semuanya, bahwa sebenarnya Ayumi memang benar meninggal karna kerasukan arwah Eliza. Jadi sebelumnya saya sudah memberinya sebuah jimat keselamatan, agar Ayumi, tidak di ganggu oleh hantu itu, tapi Ayumi malah menjatuhkannya, dan tidak menghiraukannya saat saya memperingatkannya." Jelas Rasty.     

"Ah, stop! Jangan mengada-ngada kamu itu, mana ada hantu! Dan apa yang sudah kamu katakan itu benar-benar tidak masuk akal!" cerca Mark.     

"Tapi saya sudah bicara sejujur-jujurnya, Pak Mark!" ucap Rasty.     

"Tapi sama sekali saya itu tidak percaya dengan ucapan kamu!"     

"Tolonglag, Pak Mark ... percaya sama saya. Dan bukankah, putri anda sendiri juga pernah berbicara kepada anda , bahwa dia sedang di ganggu oleh hantu wanita, tapi anda tidak juga mempercayainya?"     

Sejenak Mark terdiam sesaat dan memikirkan apa yang sudah di katakan oleh Rasty itu, dan memang benar, sebelum Ayumi meninggal, dia merasa sangat ketakutan dan selalu saja menangis berteriak histeris, serta selalu berkata bahwa ada hantu yang sedang menerornya.     

Mark selalu saja tak mempercayainya, tapi Ayumi selalu saja berusaha untuk meyakinkan sang ayah bahwa dirinya benar-benar sedang di kejar-kejar dan di teror oleh hantu itu.     

"Pak Mark, percayalah, Pak, saya mohon," ucap Rasty.     

Mark masih terdiam dan memikirkan semua itu, dia sedang berada di tahap antara percaya dan tidak percaya.     

"Tapi, ini terdengar sangat aneh," ujar Mark.     

"Ini bukan hanya terpengar sangat aneh, tapi juga tidak masuk akal dan menyeramkan. Awalnya saya juga tidak mempercayainya, namun setelah kaka dan keponakan saya tewas dengan cara mengenaskan, tak ada lagi alasan bagi saya untuk tidak lagi percaya." Tutur Rasty menjelaskan apa yang sudah ia alami.     

Mark sendiri sedikit mulai percaya, walau dalam logikanya terus berkata tidak. Seumur hidup Mark hampir tak percaya dengan hal-hal di luar nalar seperti ini.     

Mana ada seorang gadis yang sudah mati bisa bangkit kembali dan membalas dendam.     

Semua itu hanya ada dalam sebuah film saja, dan tidak akan mungkin ada di dunia nyata.     

Tapi sekarang Rasty malah berkata seperti itu, rasanya ada sedikit dukungan bagi Ayumi, dan membuat Mark mau tak mau harus mempercayainya namun tidak sepenuhnya.     

"Pak Mark, saya mohon, Pak. Percaya ucapan saya, hantu yang suka membunuh orang itu memang ada, dan itu sudah terjadi kepada putri anda," ujar Rasty yang mencoba meyakinkan Mark.     

"Lalu, kalau saya sudah percaya apa yang anda inginkan?" tanya Mark kepada Rasty.     

Dan dengan segera Rasty menjawab keinginanya itu. "Saya, ingin anda melindungi saya, karna sekarang polisi sedang mencari saya, karna saya sudah menjadi seorang tersangka penculikan, dan tak hanya itu. Mungkin kaka ipar saya juga akan memberi hukuman kepada saya lebih berat lagi dari ini semua,"     

"Memangnya kenapa bisa begitu?"     

"Karna sebenarnya, saya adalah pembunuh dari Eliza, adik kandung dari Raisa,"     

"Apa?! Jadi Eliza, yang kamu bilang sebagai hantu yang membunuh putriku itu, kamu yang membunuhnya?!" tanya Mark yang terlihat stok.     

"Benar, Pak Mark, saya memang sudah membunuh Eliza, lebih tepatnya kami. Saya beserta, kaka dan keponakan saya," tutur Rasty menjelaskan.     

Rasty terpaksa harus mengatakan semua ini, karna bingung harus meminta pertolongan dengan siapa.     

Tak ada yang bisa menolongnya kecuali Mark, ayah dari Ayumi.     

"Kenapa kamu sampai harus membunuh gadis itu segala?" tanya Mark lagi kepada Rasty.     

"Saya, dan kaka saya, ingin menguasai seluruh harta dari keluarga Sucipto. Kaka saya dulunya adalah istri kedua dari Surya Sucipto.     

"Surya Sucipto? Si keluarga konglomerat itu?!" tanya Mark yang sangat syok karna mendengar ucapan dari Rasty itu.     

Mark baru tahu kalau Raisa adalah putri dari Surya Sucipto, bahkan Mark juga sempat bekerja dama dengan salah satu cabang perusahaan Sucipto dalam sebuah proyek pertambangan.     

Tapi sama sekali dia tidak menyangka kalau ternyata Raisa adalah putri dari rekan bisnisnya itu.     

"Sial! Kenapa aku baru tahu kalau gadis itu adalah putri dari Surya Sucipto?!"     

Mark tampak sangat kesal, karna selama ini hubungannya dengan Surya cukup baik, maski tidak terlalu akrab, tapi Mark cukup bangga memiliki kawan seperti Surya, karna dia adalah orang sangat hebat dan sangat kaya raya.     

"Apa, Pak Mark, mengenal, mas Surya?" tanya Rasty.     

"Tentu saja aku sangat mengenalnya, karna dia itu adalah salah satu rekan bisnisku!" tegas Mark.     

Tentu hal itu membuat Rasty menjadi sangat kesal, karna ternyata Mark malah mengenal baik Surya si mantan kaka iparnya itu.     

Dia takut karna hubungan Mark dan Surya yang cukup baik, membuat dirinya akan di abaikan oleh Mark dan Mark tidak akan mau menolongnya, atau justru malah Mark berbalik menyingkirkannya.     

Tapi ternyata tidak, karna Mark merasa sangat kesal dengan Surya. Bahkan rasa hormat dan kagumnya terhadap Surya kini berubah menjadi benci, dan dia benar-benar ingin sekali menghancurkan Surya.     

"Kamu tidak usah takut, bila aku akan membelanya! Karna aku tidak akan membela orang yang sudah menyebabkan putriku meninggal! Dan keluarga dari Surya lah penyebabnya! Maka aku akan segera menghabisinya!" ujar Mark yang sangat marah dan menggebu-gebu.     

Rasty mulai mengembangkan senyumannya karna mendengar hal ini, ternyata Mark akan membelanya, dan tentu saja, Rasty kini merasa sangat aman.     

Karna sudah pasti Mark akan melundunginya.     

"Benarkah? Kalau anda akan membantu saya?" tanya Rasty mastikan.     

"Tentu saja! Saya akan membantu kamu!" jawab Mark.     

"Terima kasih, Pak Mark, terima kasih, kalau anda ada di pihak saya, karna saya benar-benar merasa sendiri dan kerakutan sekarang,"     

"Tenang saja, sekarang kamu tidak sendiri. Dan saya akan menyiapkan tempat untuk kamu bersembunyi,"     

"Terima kasih, Pak Mark, " ucap Rasty sekali lagi.     

Mark memberi bantuan kepada Rasty, dia memberi tempat tinggal yang aman untuk Rasty, agar terhindar dari kejaran Surya dan yang lainnya.     

Dan Mark sendiri juga mulai menyusun rencana untuk menghancurkan Surya, dan juga Raisa.     

Dia benar-benar takterima putri satu-satunya meninggal, entah karna apa, atau meski karna hantu sekalipun. Yang jelas di mata Mark Raisa dan Surya adalah penyebabnya dan dia tidak mau membiarkan mereka tetap hidup tenang di dunia sementara dia sendiri telah kehilangan putrinya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.