Bullying And Bloody Letters

Tak Yakin Tapi Tetap Berusaha



Tak Yakin Tapi Tetap Berusaha

0"Tapi, kamu itu masih kecil, Do! Dan gadis seusiaku ini bukan saatnya untuk bermain-main," ucap Raisa.     
0

"Aku tahu, Kak! Bahkan aku sangat tahu! Dan sedikit pun aku tidak ingin bermain-main dengan, Kaka," sahut Aldo.     

"Tapi—" Raisa tampak sangat ragu.     

Dan dengan segera Aldo meraih tangan Raisa.     

"Kita jalani saja, Kak, perkara jodoh atau tidak urusan nanti. Bahkan jika suatu hari nanti, Kaka, mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari ku, aku tidak masah, aku akan merelakan, Kak Raisa, pergi selama, Kak Raisa bahagia," tutur Aldo.     

Dan akhirnya Raisa pun mengiyakan perasaan Aldo.     

Karna memang sejak dulu Raisa, sangat menyukai Aldo, hanya saja dia terus menyangkalnya, karna masalah setatus dan usia. Tapi berkat apa yang di ucapakan oleh Aldo baru saja itu, membuat Raisa memberanikan diri untuk meyakinkan perasaannya bahwa dia benar-benar mencintai Aldo.     

Memang dia tidak mengatakan langsung kepada Aldo.     

Tapi rupanya Aldo sudah mengetahui perasaannya selama ini.     

Perasaan yang selalu mati-matian dia sembunyikan, dan kini terungkapkan juga.     

Yah, selama ini Raisa hampir belum pernah menyukai seorang pria, dan Aldo adalah satu-satunya pria yang mampu mencuri hatinya meski usianya masih sangat muda.     

Padahal selama ini ada banyak pria yang menyukainya, bahkan sejak SMA, banyak sekali pria yang seusianya, yang terang-terangan menyatakan perasaan cinta kepadanya.     

Hanya saja, hati Raisa masih saja tertutup. Tak ada seorang pun yang membuatnya bisa merasakan jatuh cinta.     

Karna dulu dia masih terauma dengan sang ayah, yang malah meninggalkan ibunya. Dia takut mereka juga akan meninggalakanya.     

Tapi melihat Aldo, dia yakin, bahwa Aldo adalah sosok pria yang sangat berbeda. Dia tidak seperti pria pada umumnya yang selalu ada pada bayanganya, yang mencintainya di awal dan pergi ketika dia menemukan wanita lain ang jauh lebih baik darinya.     

Karna setelah lama mengenal sosok Aldo dia baru tahu, bahwa ada pria yang baik dan sesetia Aldo. Yang tidak muda tergoda dengan wanita meski secantik Ayumi sekali pun.     

"Iya, Do. Aku terima perasaan kamu, dan kita mulai berpacaran hari ini," ucap Raisa.     

"Benarkah?!" Aldo tampak sangat syok sekaligus bahagia mendengarnya.     

"Berarti mulai sekarang kita, pacaran, Kak?!"     

Dan Raisa mengangguk sambil tersenyum.     

"YES!" Seketika Aldo yang sangat bahagia itu sampai lompat-lompat kegirangan.     

"Yes! I love you, Kak Raisa!" ucap Aldo dengan suara kencang seraya memeluk Raisa.     

Sedangkan Raisa terlihat sangat was-was dan tidak nyaman, karna beberapa orang-orang yang ada di tempat itu melihat ke arah mereka.     

"Do, jangan berlebihan, Do. Mereka ngelihatin kita, tuh," bisik Raisa.     

"Bodo amat! Haha!" teriak Aldo yang tampak susldah masa bodo.     

Dia sudah terlalu bahagia sampai lupa dengan segalanya.     

Dan seketika Raisa mencubit perut Aldo.     

"Berisik, Aldo!"     

"Awww! Sakit, Kak Raisa!"     

"Jangan berisik, Do! Nanti kalau ada anak dari Paratama Jaya High School bagaiamna?" bisik Raisa.     

"Gak, mungkin lah, Kak, kan mereka itu anak-anak orang kaya, mana mungkin mereka berada di tempat seperti ini!"     

"Tapi—"     

"Ssst! Ayok naik yang itu!" Aldo menujuk ke arah kincir angin!"     

"Ah, gak mau lah, Do! Takut!"     

"Tapi, asyik tahu, Kak!"     

"Gak, Mau ah, serem!"     

"Terus, Kak Raisa, maunya apaan?"     

"Maunya, makan aja! Hehe!"     

"Yaudah, deh! Mubazir juga kalau makanannya sampai gak abis,"     

"Nah maka dari itu, mending kita makan aja, gak usah naik wahana yang aneh-aneh,"     

"Ah, bilang aja kalau, Kak Raisa, itu takut!"     

"Haha iya, sih!"     

Tak terasa malam pun semakin larut, dan Aldo mengantarkan Raisa pulang.     

"Duh, Mama, udah tidur belum nih? Kira-kira aku bakan di omelin enggak ya?" gumam Raisa.     

"Tenang aja, kita kan berangkatnya udah izin, dulu, Kak!"     

"Iya, sih!"     

Dan tak lama seorang suster yang selalu menjaga Rima pun membukakan pintu untuk Raisa.     

Ceklek!     

"Eh, Suster! Mama udah tidur bum?" tanya Raisa.     

"Belum, Mbak Raisa, Bu Rima, masih nonton tv," jawab sang perwat.     

"Waduh, tadi katanya udah ngantuk, kenapa sekarang malah masih nonton tv. Jangan-jangan, karna dia nungguin aku," ucap Raisa.     

"Yaudah, Kak Raisa, aku pulang dulu ya, have nice dream! Bye!" ucap Aldo seraya melambaikan tanganya.     

Sedangkan Raisa mulai masuk ke dalam rumahnya sambil membawa tentengan, berupa jajanan pasar malam yang baru saja di belikan oleh Aldo.     

"Rai, udah pulang, Sayang?" tanya Rima.     

"Eh, iya, Ma!" jawab Raisa sambil tersenyum. "Mama, kok belum tidur?" tanya Raisa.     

"Iya, Mam belum ngantuk nih, makanya belum tidur, masih pengen nonton sinetron," jawab Rima.     

Lalu Rima memoleh ke arah pelastik yang di bawa oleh Raksa.     

"Wah, apaan tuh?" tanya Rima.     

"Oh, ini tadi Raisa, sama Aldo beliin, Mama, makanan," jawab Raisa.     

"Makanan apaan? Lihat dong?" tanya Raisa.     

"Makanan, yang di jual di pasar malam," jawab Raisa.     

"Wah mantap tuh, tapi Mama, boleh makan enggak ya?"     

"Boleh, dong, Ma! Sekali-kali, tapi yang di goreng gak boleh dulu," jawab Raisa.     

"Wah, asyik!" Rima tampak bahgia sekali, seperti seorang anak kecil.     

"Mama, mau makan sekarang?"     

"Iya dong! Mumpung masih melek," jawab Rima.     

Tentu saja Rima sangat bahagia malam ini, akhirnya Raisa dan Aldo jalan-jalan bersama juga, hanya saja dia belum tahu kalau Raisa dan Aldo itu sudah resmi berpacaran.     

Mungkin kalau dia tahu, pasti Rima akan sangat bahagia lagi, karna akhirnya putri sulungnya itu bisa juga berpacaran dengan Aldo.     

Besar harapannya agar Raisa, segera memiliki pasangan, menikah dan memiiki momongan.     

Meski pun Aldo masih sangat muda sekalipun.     

Tapi entah mengapa, firasat rima mengatakan bahwa Aldo itu adalah jodoh yang pas bagi Raisa.     

"Mah! Katanya mau makan, udah Raisa, bukain nih! Kok malah melamun sambil senyum-senyum gak jelas begitu sih?" tanya Raisa.     

"Hehehe, iya maaf, Mama lagi berkhayal!"     

"Eh, Mama, berkhayal apaan tuh?"     

"Ada deh, pengen tahu aja kamu itu!"     

"Ih, Mama, sekarang jadi main rahasia-rahasiaan ya,"     

"Hahaha! Sengaja biar kamu penasaran sampai gak bisa tidur!"     

"Ih, Mama, Jahat banget deh!" Keluh Raisa yang tampak kesal.     

Meski pun begitu Raisa juga turut bahagia melihat ibunya yang terus tersenyum bahagia melihat dirinya yang baru saja pergi dengan Aldo.     

Nampaknta Rima benar-benar sangat berharap banyak dengan hubungan putrinya itu.     

Raisa juga merasa tidak salah karna telah menerima perasaan Aldo.     

Sebab hal itu membuat sang ibu menjadi sangatlah bahagia.     

'Yah, aku tidak memilih keputusan yang salah, aku tidak egois, karna mengakui perasaan ku meski dalam perbedaan. Tapi semua ini juga ku lakukan demi kebahagiaan ibuku,' ucap Raisa di dalam hati.     

Sedangkan Aldo tampak tersenyum-senyum sendiri membayangkan wajah Raisa.     

Aldo tak menyangka bahwa hari ini Raisa benar-benar menjadi pacarnya.     

"Aku janji, meski aku tidak yakin bisa mempertahankan hubungan ini sampai dewasa nanti, tapi aku akan berusaha untuk menggapainya," ucap Aldo penuh yakin.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.