Bullying And Bloody Letters

Ketakutan



Ketakutan

0Mobil itu berjalan dengan kecepatan tinggi dan menabarak tubuh Eliza, namun ketika Ayumi menoleh ke belakang, tak ada siapa pun, harusnya kalau gadis itu tertabrak, sudah jatuh dan jasadnya akan tergeletak di jalanan.     
0

Tapi anehnya dia malah tak melihat siapa pun, juga tak ada darah sama sekali.     

"Non Ayumi, sebenarnya ada apa, sih?" tanya sang sopir.     

"Jadi, Bapak, tidak melihat kejadian apa pun?!"     

"Tidak!"     

"Memangnya ada apa sih, Non Ayumi?" tanya sang sopir lagi.     

Sopir itu pun tampak sangat kebingungan, karna memang dia tak melihat siapa pun atau kejadian apa pun di jalanan tadi, justru dia sangat bingung dengan sikap aneh Ayumi majikannya itu.     

Tapi meski merasa sangat aneh dan heran sopir itu tak berani bertanya kepada sang mahikan, karna dia takut majikannya itu akan marah-marah kepadanya, karna Ayumi adalah seorang yang tempramen, dan tidak segan-segan memecat pekerjanya, hanya karna masalah yang kecil saja, tentu sopir itu tidak mau mendapatkan masalah dari Ayumi yang seperti itu.     

Waktu pun terus berlalu tengah malam pun berubah menjadi pagi, Ayumi baru sampai di villa milik orang tuanya, selama liburan setelah smester ini, Ayumi dan sang ayah sengaja tidak pulang ke rumah karna mereka ingin mencari suasana baru, karna kebetulan Ayumi juga sudah menceritakan kepada ayahnya tentang permasalahnanya dengan Raisa, dan sang ayah pun juga tampak biasa saja menanggapinya.     

Karna Ayumi dari dulu juga sudah sering sekali memiliki masalah seperti ini, dan tak jarang sang ayah bukannya menghentikan niat buruk sang putri tapi malah mendukungnya, karna merasa jika putrinya adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya setelah kepergian sang istri.     

Sehingga dia sangat memanjakan sang anak dan mendukung segala keinginnannya walaupun salah, sekali pun.     

Dan tepat di hari ini, ayah ayumi mengajak Ayumi untuk bermalam di vila milik mereka, agar meringankan rasa setres di pikiran Ayumi, meski begitu, ayahnya juga tak melarang Ayumi untuk tetap melakukan niat buruknya kepada Riasa.     

Sang ayah akan bahagia bila melihat putrinya juga bahagia.     

Mark Pujiantoro, seorang pria blasteran Indonesia dan Australia, yang saat ini mentapkan di Indonesia demi sang putri yaitu Ayumi.     

Ibu dari Ayumi bernama Ayu Pramesti adalah wanita Indonesia asli tapi sudah meninggal akibat sakit jantung.     

Dan oleh hal itu, membuat Mark menganggap Ayumi adalah segala-galanya baginya, dan dia tidak mau putri satu-satunya itu bersedih atau mendapatkan apa yang dia inginkan.     

"Ayumi, kamu sudah pulang, Sayang," tanya sang ayah.     

"Sudah, Pa," jawab Ayumi dengan wajah yang pucat dan suara bergetar.     

"Kenapa kamu bersedih, Sayang? Dan kenapa wajah kamu kelihatan pucat begitu?"     

Dan Ayumi masih terdiam tidak menanggapinya.     

"Apa ada masalah dengan wanita itu?"     

"Bukan, Pa,"     

"Lalu kenapa kamu kelihatan murung begitu? Apa kamu sudah berhasil memelakukan rencanamu?"     

Ayumi pun langsung terdiam, tak menjawab. Dia hanya menggelengkan kepalanya.     

"Kenapa sayang? Kenapa kamu kelihatan sedih begitu?"     

"Pa, tadi aku habis mengalami kejadian yang aneh,"     

"Kejadian, aneh?"     

Dan Ayumi menganggukkan kepalanya lagi.     

"Iya, Pa, aku baru saja bertrmu hantu,"     

"Haha haha haha! Ayumi! Ayumi! Kamu itu ada-ada saja! Bikin Papa, jadi khawatir saja, gak tahunya hanya bercanda!" ujar Mark, yang malah menertawakan Ayumi.     

"Papa! Ayumi itu tidak sedang bercanda, Papa!"     

"Sudahlah, Ayumi! Tidak ada setan, jangan bikin, Papa, menjadi sangat bingung,"     

"Tapi, Pa!"     

"Ssst, sudah ayo kita tidur saja, besik lagi, Papa akan pesankan makanan yang enak dari restoran yang terkenal di daerah sini, atau kalau kamu ingin jalan-jalan sama, Papa, juga boleh kok,"     

"Iya, Pa," jawab Ayumi yang terpaksa, karna dia tidak mau berdebat dengan sang ayah malam-malam begini, karna ini justru akan membuatnya malah semakin pusing.     

Ayumi masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontai, lalu dia duduk di atas kasur.     

Dia mulai mencopoti sepatu dan kaus kakinya, dan doa muali membaringkan dirinya.     

"Ah, lelah sekali," ujarnya sembari menarik selimut dari kasur itu.     

"Yang tadi itu, nyata, 'kan? Aku tidak sedang bermimpi, 'kan?" tukas Ayumi yang bertanya-tanya.     

Lalu Ayumi mulai memejamkan matanya semabari memeluk guling yang ada di kamar vila itu.     

tapi tiba-tiba saja Ayumi mencium bau yang aneh dari guling yang dia peluk.     

"Ummp, bau apaan sih ini?" keluh Ayumi seraya membuka kembali kedua kelopak matanya.     

Lau dia membuka selimut yang menutup seluruh tubuhnya serta guling yang tadi dia peluk.     

Lalu dari tangannya dia merasa ada cairan yang hangat.     

"Ini apaan sih, basah-basah begini?" Dan Ayumi segera melihatnya, dan matanya pun langsung melotot tajam, serta mulutnya pun tak kuasa berteriak histeris.     

"Darah!"     

Dan Ayumi melirik ke bagian kasur, ternyata guling yang dia peluk tadi sudah berubah menjadi siswi yang berseragam sekolah dengan kepala yang pecah dan di genangi darah.     

Gadis itu adalah Eliza, dan seketika, Ayumi langsung kembali berteriak histeris lagi.     

"SETAN! SETAN!" teriak Ayumi seraya berlari keluar dari dalam kamarnya.     

Seketika sang ayah pun juga terbangun dan keluar dari dalam kamarnya.     

"Ayumi! Ada apa, Ayumi!?" tanya sang ayah yang panik.     

"Papa! Hantu, Papa!" teriak Ayumi, sambil berlari memeluk sang ayah.     

"Kamu itu bikin, Papa, kadi kaget aja!"     

"Pa, Ayumi, takut, Pa!"     

"Ah, apaan sih! Dari tadi ngomongin hantu! Di bilang hantu itu tidak ada, Ayumi!"     

"Tapi, emang beneran ada, Pa!"     

"Ayumi! Sejak kapan sih, kamu itu percaya sama hantu?!"     

"Sejak, Ayumi melihatnya dengan mata kepala sendiri, Papa!"     

"Ah, kamu itu terlalu banyak menonton film hantu!" cerca Mark kepada putrinya.     

"Papa! Aku tidak bohong, Papa!"     

"Sudahlah, Ayumi, sekarang kamu. Kembali tudur ke kamarmu sana!" sergah Mark.     

"Tapi aku takut, Papa!" jawab Ayumi.     

"Yasudah, kalau begitu biar di temani sama bi Inah!" jawab Mark.     

Akhirnya Ayumi kembali masuk ke dalam kamarnya dan di temani oleh sang asisten rumah tangganya.     

Dia terpaksa harus tidur dengan seorang pembantu, padahal biasanya janagnkan tidur dengan pembantu, makan satu meja dengan orang-orang yang bekerja di rumahnya saja dia tidak sudi.     

Ayumi tidak mau bergaul atau akrab dengan orang-orang kelas rendah yang, kastanya jauh berada di bawahnya.     

Kesombongan dan keegoisan sudah menjadi ciri khas dalam karakternya.     

Sedangkan Mark sang ayah, malah mulai mengkhawatirkan sang putri.     

Karna tak biasanya Ayumi seperti ini, dan hal itu membuat Mark berpikir kalau Ayumi itu sedang stres berat karna memikirian permasalahannya dengan Raisa, atau teman-teman yang lainnya.     

Entahlah, Mark terus memikirkan itu sembari berbaring di kamarnya, dia tidak mau melihat anaknya seperti ini, dan terjadi hal-hal buruk kepadanya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.