Bullying And Bloody Letters

Ayumi Yang Kerasukkan



Ayumi Yang Kerasukkan

0"Tolong! Tolong!" teriak Raisa dengan kencang.     
0

"Percuma kamu teriak tidak ada yang akan menderkan mu!" ujar pria itu lagi.     

"Sial! Siapa yang menyuruh kalian berdua!?" tanya Raisa sambil meronta-ronta untuk melepaskan diri dari dekapan salah satu pria bertubuh besar itu.     

Tapi nampaknya sangat sulit, tentu saja tenaganya tidak sekuat pria itu.     

"Ayo lepaskan aku!" sergah Raisa.     

"Diam!" teriak pria itu.     

"Ayo katakan! Apa, Rasty, yang sudah menyuruh kalian!?"     

"Diam! Nanti kamu juga akan tahu sendiri!" jawab salah satu dari dua pria itu.     

Tiga jam berlalu, Mobil pun berhenti, di sebuah vila milik ayah dari Ayumi.     

Dua pria itu menarik tubuh Raisa dengan sangat kasar dan mengajaknya masuk ke dalam vila itu.     

"Eh, aku mau di bawa kemana ini?!" tanya Raisa yang sangat kesal.     

"Diam!" sergah salah satu pria itu lagi.     

Pria itu memborgol kedua tangan Raisa lalu mendorong tubuh Raisa hingga jatuh tersungkur.     

Glebuk!     

"Akh! Sakit!" keluh Raisa.     

Dan tak lama muncul dari ruangan tengah, Rasty dan juga Ayumi.     

"Bagiaman keadaan mu hari ini, Rai?" tanya Rasty.     

"Tente, Rasty!?"     

"Iya, ini aku!"     

"Bukannya waktu itu, Tante! Sudah meminta maaf kepadaku! Dan akan memperbaiki semuanya! Lalu kenapa malah melakukan ini semua! Dan kenapa kamu juga ikut-ikutan, Ayumi!?" Raisa mengalihkan pandanganya ke arah Ayumi.     

"Ya tentu saja, aku benci dengan kamu, Kepala Sekolah Sialan!" jawab Ayumi dengan senyuman sinis, dan melipat kedua tangannya.     

"Haha! Aku dan Ayumi memeng satu tim sekarang. Tim untuk membunuhmu!" tegas Rasty sambil tersenyum sinis menatap ke arah Raisa.     

"Memang sekali ular ya tetap ular! Selamanya tidak akan bisa menjadi manusia!" umpat Raisa menghina Rasty.     

"Haha! Ya aku memang seekor ular yang akan melahap mu hidup-hidup!" jawab Rasty.     

"Sebenarnya apa lagi yang, Tente Rasty, inginkan dari ku?!"     

"Ya, tentu saja membunuhmu, membunuh mama kamu, dan mambunuh ayah kamu. Setelah itu aku akan menguasai harta kalian!" jelas Rasty.     

"Dasar! Wanita Tamak!"     

"Haha! Terserah apa yang akan kamu katakan padaku, Raisa! Yang jelas aku akan tetap membunuh mu dan keluargamu! Karna aku sudah tidak punya apa-apa lagi, harta dan keluarga sudah tak ada, maka aku akan merebut kebahagiaan kalian sekarang!"     

"Jadi, apa benar! Kamu yang sudah membongkar makam adikku?!" tanya Raisa.     

"Haha hahaha! Jadi kamu masih sangat penasaran akan hal itu ya?"     

"Tentu, saja!"     

"Begini, Raisa, awalnya aku ingin sekali membunuhmu dengan pelan-pelan, dan membuat kamu percaya bahwa aku ingin berbaikan dengan mu sungguhan. Tapi setelah ku pikir-pikir, membiarkan mu hidup lebih lama itilu menyebalkan, jadi aku ingin membunuhmu sekarang!"     

"Dasar! Wanita Gila!"     

"Haha! Ya aku memang sudah gila! Tapi perlu kamu ketahui jiga gadis muda di sampingku ini adalah gadis yang lebih gila dari ku!" jelas Rasty sambil melirik ke arah Ayumi.     

Dan Ayumi pun tersenyum penuh bahagia melihat ke arah Raisa.     

"Kamu ingin membuhunku hanya karna, Aldo, bukan?!" tanya Raisa kepada Ayumi.     

"Iya!" jawab tegas Ayumi.     

"Kamu itu masih muda, Ayumi! Kamu masih punya jalan panjang untuk menemukan jati dirimu yang baik, tentunya bukan menjadi gadis jahat seperti ini, dan oleh karna itu aku memberimu kesempatan tetap berada di Prtama Jaya High School, agar kamu bisa menggapai cita-citamu dan menjadi orang yang berguna," ujar Raisa.     

"Ah tidak usah menceramahi ku, Raisa! Karna sebentar lagi kamu akan mati! Dan Aldo akan menjadi milikku!" jawab Ayumi.     

"Dengar, Ayumi! Meski kamu berhasil membunuhku! Tapi Aldo tidak akan pernah mau denganmu!" tegas Raisa.     

"Dasar sialan!"     

Duak!     

Ayumi menedang tubuh Raisa dengan kuat, hingga Raisa kembali terjatuh lagi.     

"Berani ya kamu berkata kepadaku seperti itu!" teriak Ayumi yang mulai menunjukkan sifat aslinya.     

Bahkan Ayumi kembali mendekat ke arah Raisa dan terus memukulnya dengan penuh semangat.     

Emosinya yang meledak-ledak itu kini tanpa ragu ia tunjukkan kepada Raisa dan yang lainnya.     

"Aku benci kepadamu! Dan aku akan membunuhmu hari ini juga! Bahkan sebelum mati aku akan menyiksamu terlebih dahulu!" ujar Ayumi.     

Duak!     

Buak!     

Buak!     

Buak!     

Ayumi terus mukul dan menendang Raisa sampai Raisa pinsan tak sadarkan diri, bahkan Ayumi sampai tak sadar jika jimat pemberian dari Rasty untuknya kini terjatuh, karna saking antusias dan semangatnya menghajar Raisa. Ini adalah sesuatu yang sangat dia tunggu-tunggu.     

Dan jimat itu terjatuh, tepat di dekat Rasty, lalu Rasty mengambilnya.     

"Hai! Ayumi! Jimatmu jatuh!" ujar Rasty.     

Tapi Ayumi tidak memedulikannya dan terus menghajar Raisa.     

Dia terlalu asyik menghajarnya, meski Raisa sudah tak sadarkan diri sekali pun.     

Setelah itu tiba-tiba Ayumi merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya, seperti ada sesuatu yang sangat basar dan membuat dadanya terasa sangat sesak.     

Ayumi mulai merasa sangat pusing, dan tubuhnya kaku tak bisa bergerak seperti batu.     

Ayumi tampak sangat bingung dan panik dia hendak berteriak dan meminta tolong kepada Rasty, tapi sayangnya dia tidak mampu lagi.     

Suaranya tertahan di dalam tenggorokkan dan tak bisa di keluarkan lagi.     

Dan perlahan tubunnya yang kaku bergerak-gerak sendiri tak tertahan.     

Jemarinya mencakar-cakar wajahnya sendiri.     

"Hey! Ayumi! Apa yang sedang kamu lakukan?! " teriak Rasty, yang mulai sadar, jika Ayumi sedang dalam kondisi yang tidak baik.     

Dari melihat gelagat aneh Ayumi, membuat Rasty tahu kakau Ayumi itu sedang di rasuki oleh arwah Eliza.     

Terlebih Ayumi sudah tak sadar menjatuhkan jimat itu.     

Dan berkat hal itu, Rasty pun memutuskan untuk pergi saja. Karna dia tidak mungkin bisa menolongnya, apalagi tingkah Ayumi sudah menjadi-jadi, sehingga akan berbahaya sekali jika malah Eliza menyerangnya lewat raga Ayumi.     

Rasty meninggalkan tempat itu begitu saja, dan membiarkan dua pembunuh bayaran suruhannya itu tetap berada di tempat itu.     

Dua pria bertunuh kekar itu mencoba menghentikan Ayumi, tapi mereka malah kewalahan, dan bahkan sampai terlempar karna gerakan Ayumi yang meronta.     

Dan tak hanya itu, Ayumi pun menghampiri satu orang dari mereka lalu mencekik lehernya, hingga kuku-kuku jarinya menancap dan menembus tenggorokan.     

Ayumi meremasnya hingga bagian tenggorokan pria itu bancur, dan seketika darah menyembur membasahai wajah Ayumi, hingga di penuhi darah yang terlihat begitu menyeramkan. Pria itu mati dalam sekejap, sedangkan Ayumi mulai menggerogoti tubuh pria itu terutama di bagian leher yang terdapat luka menganganya.     

Mulut Ayumi di penuhi dengan daging segar dan tetesan darah.     

Setelah itu dia mengunyah dan menelannya.     

Setelah di rasa puas, Ayumi kembali menyiksa dirinya sendiri, dia menarik sekuat tenaga bagian lidahnya, hingga terputus, dan mulutnya kembali di penuhi oleh darah, namun kali ini darahnya sendiri.     

Masih tak puas, Ayumi memukul-mukulkan kepalanya di atas meja hingga kepalanya pecah dan tewas seketika.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.