Bullying And Bloody Letters

Kehadiran Larasati



Kehadiran Larasati

0Mendengar ocehan Larisa, bukannya takut atau malu karna sudah ketahuan akan berniat jahat.     
0

Justru Holly malah semakin marah kepada Larisa.     

Dia tak terima karna di ocehi oleh Larisa di depan para pelanggan Larisa.     

Dan Holly langsung menghampiri Larisa lalu memegang kerah baju Larisa.     

"Kamu itu si Culun yang sudah berani melawanku ya?!" bentak Larisa.     

"Yah, tentu saja, aku akan melawanmu. Bagaimana bisa aku terdiam saat ada seseorang akan memasukkan obat pencuci perut ke daganganku!" teriak Larisa.     

Dan saat itu seluruh pelanggan Larisa langsung menengok ke arah Holly. Bahkan ada seorang pelanggan tetap yang sampai masuk kedalam tempat pembakaran sate dan melihat langsung botol yang terjatuh itu. Untuk memastikannya  obat pencuci perut sungguhan atau bukan.     

Dan saat orang itu melihatnya, dia pun langsung memberitahu kepada yang lainya.     

"Woy! benar! ternyata gadis bule ini hendak meracuni kita dengan obat pencuci perut ini!" teriak orang itu sambil mengangkat botol obat itu ke atas kepala, yang bertujuan agar pelanggan lain menjadi tahu.     

Sontak mereka langsung menarik paksa Holly dan menyeretnya menjauh dari kedai Larisa dan mereka mendorong paksa Holly kejalangan hingga terjatuh.     

"Huh, dasar penjahat! enaknya kita laporkan polisi atau kita bakar hidup-hidup saja nih!" teriak salah satu pelanggan Larisa yang minta pendapat ke yang lainnya.     

"Bakar!" teriak kompak pelanggan lainnya.     

Mendengar kata bakar, Holly pun merasa ketakutan.     

"What! oh my God! please jangan lakukan itu!" pinta Holly.     

Tapi mereka tak peduli dan ada beberapa orang sudah mempersiapkan sebuah dirigen kecil berisi bahan bakar.     

Dan mendengar para pelanggannya yang mulai brutal itu pun membuat Larisa menjadi kasihan dengan Holly.     

Dan Larisa langsung menghampiri Holly lalu membantu Holly yang tengah terjatuh di jalanan itu untuk berdiri.     

"Ayo bangun!" ucap Larisa.     

Dan Holly dengan terpaksa terbangun karna bantuan Larisa.     

"Sudah, Bapak-bapak, sudah Ibu-ibu! jangan main hakim sendiri! dia teman saya!" ujar Larisa.     

"Tapi Larisa, dia itu hampir mencelakai kami, kalau sampai itu terjadi usaha Ibu mu itu bisa bangkrut karna ulah perempuan itu!" ucap salah satu pelanggan Larisa sambil menunjuk-nunjuk kearah Holly.     

"Tidak apa-apa, Pak! saya sudah memaafkan, biarkan saja dia lepas toh niat buruknya sudah di gagalkan dan yang pasti dia sudah cukup malu dengan kejadian ini!" ujar Larisa.     

"Larisa, kamu ini benar-benar anak yang baik hati ya, padahal dia itu sudah jahat kepadamu!" tukas salah seorang pelanggannya.     

Dan akhirnya mereka semua melepaskan Holly.     

Dan Holly pun langsung pergi dalam keadaan marah bercampur malu.     

"Dasar Sok Baik!" umpat Holly sebelum dia berlalu pergi.     

Lalu suasana kedai itu pun kembali normal.     

***     

      

Esok harinya, Holly berangkat ke sekolah dalam keadaan yang sedang kacau, Holly begitu kesal dengan kejadian kemarin.     

"Aku tidak terima dengan kejadian kemarin, dan sudah pasti aku akan membalas semua ini!" gumam Holly.     

Lalu dia terus memantau Larisa, dia mencari kesempatan ketika Larisa sendirian karna sejak tadi Larisa selalu pergi dengan Alex.     

"Si Alex itu bodyguard Larisa ya!" gerutu Holly.     

Tapi pandangan Holly tak terlepas kepada Larisa, dia terus memantaunya, dia tidak mau melewatkan kesempatan walau sedetik pun.     

      

"Aduh mules," tukas Alex.     

"Kenapa?" tanya Larisa.     

"Perutku ada panggilan dadakan ini,"     

"Ahaha, yasudah kalau begitu, pergi sana!"     

"Ayo kamu ikut,"     

"Ih, enggak!"     

"Kalau kamu sendirian berbahaya, Larisa."     

"Sudah tidak apa-apa, aku baik-baik saja,"     

"Tapi—"     

"Sudah sana!" Larisa mendorong tubuh Alex hingga nyaris terjatuh.     

"Ih, kasarnya!" gerutu Alex.     

"Upss, maaf," tukas Larisa sambil tersenyum meledek.     

Dan akhirnya, Alex terpaksa membiarkan Larisa di perpustakaan sendirian.     

Dan Larisa pun dengan segera memilih-milih buku yang dia perlukan.     

Lalu suasana perpustakaan perlahan sepi dan saat itu Larisa mulai merasa takut, karna dia tidak mau mengalami kejadian yang sama seperti saat dia sendirian dan di datangi oleh Brian.     

Dan setelah menemukannya buku yang sedang di cari  dia segera mengambilnya. dan dia buru-buru meninggalkan tempat itu.     

Tapi saat dia hendak berlari, tiba-tiba Larasati muncul di belakang dan memanggilnya.     

"Larisa!" panggilnya yang terdengar samar seperti angin.     

Lalu Larisa menengok kearah belakang.     

"Hah! kamu lagi!" teriak Larisa, "mau apa kemari?" tanya Larisa.     

Dan Larasati pun tersenyum kepadanya.     

"Kenapa kamu tersenyum!?" tanya Larisa dengan ketus.     

Lalu Larisa pun langsung membuang muka dan hendak meninggalkan ruangan itu, tapi Larasati menyegatnya di depan.     

Larasati seolah memberi isyarat jika Larisa akan baik-baik saja selama ada Larasati bersamanya.     

Tapi Larisa merasa tidak nyaman dan menurutnya kehadiran Larasati itu hanya akan membebaninya.     

"Tolong pergi, tolong jangan ganggu aku, aku ingin sendiri!" bentak Larisa.     

Tapi Larasati menggelengkan kepalanya.     

Namun Larisa terus mengusirnya hingga pada akhirnya Larasati pun lenyap dari hadapannya.     

"Huh, syukurlah dia menghilang," ucap Larisa yang merasa lega.     

Dan Larisa pun mulai berjalan     

keluar dari dalam perpustakaan itu, namun tiba-tiba muncullah Holly menghampirinya.     

"Hai, Larisa!" sapa Holly dengan senyum tipis dan mata melotot tajam.     

"Kamu mau apa kemari?" tanya Larisa dengan wajah yang ketakutan.     

"Wah, lihat wajahmu, mirip sekali dengan ayam kampung, berbeda sekali dengan kemarin," tukas Holly.     

"Holly, kamu mau apa lagi?!" tanya Larisa.     

"Aduh, mau apa lagi, sih! ya jelaslah ingin menghabisimu!" Holly pun mengeluarkan pisau karter dari dalam sakunya.     

"Ah apa itu?!" teriak Larisa.     

"Wah, kamu buta ya?" tukas Holly, "ini pisau, dan kamu tahu kan gunanya pisau untuk apa?!" tanya Holly.     

Larisa semakin ketakutan, dan dia langsung berjalan mundur, hingga tak sadar kaki Larisa pun terkilir dan dia terjatuh.     

Saat itu Holly langsung mendekatinya, dan hendak menggoreskan pisau itu di wajah Larisa.     

Tapi tepat saat itu juga Larasati hadir dan dia langsung merasuki tubuh Larisa.     

Seketika Larisa menjadi sangat kuat dan menampik pisau karter itu hingga terpental jauh. Dan dia langsung mencekik leher Holly.     

"Awh! sialan!" pekik Holly.     

"Haha! mati! mati! mati kau haha!" teriak Larisa yang sudah di rasuki oleh Larasati.     

Dan tubuh Holly pun sampai terjatuh.     

Larisa duduk menunggangi tubuh Holly sambil mencekiknya.     

Teriakan Holly mulai mengundang orang-orang di perpustakaan itu untuk berkumpul. Tapi mereka tidak berani menolong Holly, karna mereka sudah paham betul jika Larisa sedang kerasukan, dan artinya mereka tidak akan bisa melepaskan cekikan itu.     

Alex yang baru saja datang dan melihat Larisa sedang mencekik Holly, langsung memanggil Tyas.     

Karna dia tahu bahwa hanya Tyas yang bisa melerai pertengkaran mereka.     

Selang beberapa detik Tyas pun datang ke tempat itu dengan berjalan cepat sambil di gandeng oleh Alex.     

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.