Bullying And Bloody Letters

Rahasia Sang Ibu



Rahasia Sang Ibu

0"Iya, Ibu mu sangat cemburu, dan karna hal itu dia berusaha menyingkirkan Larasati, dan entah dengan cara apa dia dan Amara sudah membunuh Larasati dan menghilangkan jejaknya serta jasadnya," jelas Tyas.     
0

Dan mendengar ucapan Tyas yang mengarakan jika Seruni sang Ibu adalah pembunuh, membuat Audrey merasa tidak terima.     

"Bu Tyas berkata yang tidak sepenuhnya benar, 'kan?" tanya Audrey yang kesal.     

Dan Tyas menggelengkan kepalanya.     

"Tidak. Dan aku sudah bilang kepadamu agar tidak marah mendengar apa pun itu,"     

"Yah, aku tahu! tapi tidak harus memfitnah Mami sebagai pembunuh, 'kan?!"     

Tyas langsung melotot kearah Audrey yang tak percaya itu.     

"Dan kalau memang benar Mamiku seorang pembunuh, apa buktinya? Bu Tyas tidak punya bukti, 'kan?"     

"Yah, aku tidak ada bukti tapi aku tahu!"     

"Tahu?! bagaimana Bu Tyas bisa tahu dan yakin jika pembunuh Larasati adalah Mami saya dan Bu Amara, tahu darimana?!" tanya Audrey yang marah.     

"Karna dia masih berkeliaran di sini, dan dia sudah membunuh Bu Amara dan Anton!" tegas Tyas.     

"Hah! Bu Tyas ini mengada-ngada ya?"     

Tyas menggelengkan kepalanya, "Sama sekali tidak, dan dia juga sudah hampir membunuhmu. Ketika kalian mengganggu Larisa maka dia akan langsung merasuki tubuh Larisa dan menyerang kalian, meski aku belum terlalu mengenalmu, tapi aku sudah banyak dengar tentangmu!" pungkas Tyas.     

Audrey menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin," kata Audrey.     

Lalu Tyas melanjutkan pembicaraannya, "Dan aku juga curiga, kasus yang menimpamu dan kamu hampir buta itu juga ulahnya!" tegas Tyas lagi.     

Dan setelah mendengar kata Tyas yang terakhir Audrey jadi mengingat wajah hantu yang menusuk bola matanya dengan garpu waktu itu.     

Dan wajah gadis itu memang mirip dengan foto Larasati, hanya saja hantu itu wajahnya penuh luka dan berdarah-darah.     

"Kenapa kamu diam begitu? apa kamu sedang berpikir jika apa yang saya katakan ini benar?" tukas Tyas.     

Dan Audrey langsung menatap Tyas dengan kesal.     

Dia tidak terima mendapati kebenarannya, karna kesialan yang dia dapatkan selama ini memang gara-gara ulahnya sendiri yang terus mengganggu Larisa.     

Selama ini dia baru tahu jika hantu itu terus membela Larisa karna dia tidak mau melihat gadis yang memiliki nasib sama sepertinya.     

Dan karna hal itu rasa penasaran tentang kebenaran jika ibunya adalah seorang pembunuh semakin tinggi.     

Audrey pun segera meninggalkan ruangan kepala sekolah itu.     

      

Dan saat dia keluar dari ruangan kepala sekolah, Audrey berpapasan dengan Larisa dan juga Alex.     

Audrey berhenti sesaat, "Lagi-lagi kalian! Brengsek!" umpatnya lalu dia pun kembali pergi meninggalkan tempat itu.     

      

"Audrey, ada apa kemari?" tanya Larisa.     

Alex menggelengkan kepalanya, "Entalah," jawab Alex.     

Kemudian Tyas pun keluar dari ruangannya.     

"Sudah ayo masuk ke ruangan saya, biar saya ceritakan semuanya  kepada kalian," kata Tyas.     

Lalu mereka bertiga mengobrol di ruangan Tyas.     

      

Sementara itu Audrey pulang ke rumahnya, dan sesampainya di rumah dia langsung menemui ibunya.     

      

Ceklek!     

      

Brak!     

      

"Eh, anak Mami sudah pulang!" sapa Seruni kepada Audrey, "loh, kok cemberut, mana belanjaannya?" tanya Seruni.     

Tapi Audrey tak menjawabnya, dan Audrey pun langsung menarik tangan ibunya dan mengajaknya masuk kedalam gudang rumahnya.     

"Loh, ini ada apa sih?" tanya Seruni yang bingung.     

Audrey langsung mengambil album foto itu dan menaruhnya di tangan ibunya.     

"Ih, apa-apaan sih ini!?" tukas Seruni.     

"Bisa Mami jelaskan siapa gadis yang bernama Larasati ini?!" cantas Audrey.     

Dan Seruni pun langsung bingung sekaligus deg-degan, karna tiba-tiba saja Audrey bertanya tentang Larasati.     

"Kenapa Mami malah diam saja! ayo jawab, Mi!"     

Dan dengan, segera Seruni pun berkata, "Dari mana kamu tahu tentang nama itu?!" tanya Seruni.     

"Mami tidak perlu tahu soal itu, Mami cukup jelaskan kepadaku, apa benar Mami yang sudah membunuh gadis itu?!"     

Seketika Seruni langsung terdiam dan merasa sangat ketakutan.     

"Kenapa malah diam, Mi? apa benar Mami yang sudah membunuhnya?!"     

Audrey memegang kedua pundak ibunya dengan kencang, "Mami, ayo jawab! jangan diam saja!"     

Seruni pun menangis sambil menggelengkan kepalanya.     

"Hik Mami ...." Seruni merasa ragu untuk jujur.     

"Jawab, Mami! ayo bilang kalau Mami tidak melakukan itu!" paksa Audrey.     

Dan Seruni pun masih terdiam sambil menangis dengan wajah ketakutan.     

Dan dengan suara pelan, Seruni pun perlahan bicara kepada Audrey.     

"Tolong rahasiakan ini semua dari Papi ya," mohon Seruni.     

Dan Audrey langsung kaget mendengarnya, "Kenapa, Mami bicara begitu? apa itu artinya benar dugaanku, jika Mami sudah membunuh Larasati?" tanya Audrey.     

Seruni mengagukkan kepalanya dengan derai air mata. Bukan air mata kesedihan atau penyesalan yang keluar, tapi air mata ketakutan jika rahasianya akan terbongkar ke semua orang dan dia akan di penjara.     

"Mami, aku kecewa sama Mami. Kenapa Mami yang aku bangga-banggakan ini adalah seorang pembunuh?!"     

"Maaf, Sayang. Mami terpaksa melakukan itu, karna dia sudah merebut segalanya. Dia selalu menyusahkan, Mami. Bahkan saat dia sudah mati sekali pun dia masih menyusahkan Mami!" tutur Seruni.     

"Tapi kenapa harus sampai membunuhnya, Mi?"     

"Mami, hilap!"     

"Iya, tapi kalau sampai ketahuan polisi, Mami bisa di penjara! dan aku tidak mau punya orang tua seorang narapidana!" cantas Audrey.     

"Oleh karna itu, Mami mohon rahasiakan ini semua, agar tidak ada yang akan mengetahui rahasia Mami."     

"Huftt ...." Audrey membanting album foto itu, lalu dia berteriak untuk melepas emosinya, "AAKHH!"     

Audrey langsung teringat dengan kejadian tempo hari, karna dia juga hampir membunuh Alex dan Larisa.     

Dia menyesal atas kejadian kemarin, dan dia masih bersyukur karna gagal melakukan niat buruk itu, kalau tidak mungkin saat ini dia juga akan menjadi pembunuh seperti sang Ibu.     

Saat itu dia masih di kuasai oleh emosi, tanpa berpikir apa yang akan dia alami setelahnya. Tentu dia tidak akan bisa hidup tenang karna perbuatannya, pasti polisi akan mengejarnya, dan seluruh orang akan membencinya karna dia yang seorang pembunuh.     

Serta kalau pun dia bebas dari hukum karna uang keluarganya, pasti dia tetap tidak akan tenang seumur hidup seperti ibunya saat ini.     

      

Lalu Audrey pun memeluk sang Ibu "Yasudah, Audrey akan merahasiakannya. Mami tenang saja, Papi tidak akan tahu," kata Audrey.     

"Terima kasih, Sayang!" tukas Audrey.     

"Tapi Mami harus cerita semuanya kepada Audrey,"     

"Baik, Mami akan menceritakan semuanya sama kamu,"     

Akhirnya Seruni menceritakan segalanya, termasuk apa alasannya membunuh Larasati.     

Dia membunuh Larasati karna cemburu, saat itu Larasati yang lugu jelek dan tak pandai berdandan, tiba-tiba berubah menjadi cantik semenjak mengenal Tyas.     

Tyas dulu adalah anak seorang pengusaha kaya raya dan ibunya mantan peragawati yang memiliki salon kecantikan ternama.     

Tyas yang di warisi bakat merias dari sang Ibu memperkatakannya kepada Larasati.     

Hingga Larasati yang penampilannya sangat buruk, berubah drastis menjadi sangat cantik dan modis pada masa itu.     

Dan hal itu membuat Seruni menjadi kesal.     

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.