Bullying And Bloody Letters

Kehadiran Larasati



Kehadiran Larasati

0"Mami, ada tamu!" tukas Audrey.     
0

Seketika Seruni pun langsung membuka pintunya.     

"Siapa?" tanya Seruni.     

"Mereka bilang, akan menyita rumah kita, Mi," ucap Audrey.     

Seruni langsung memeluk Audrey, "Semua ini gara-gara Papi kamu yang bodoh itu!" tukas Seruni yang marah.     

"Mi, jangan salahin Papi, Mi. Papi baru saja meninggal, kasihan dia!"     

"Tapi, lihat kita jadi sengsara begini, dan apa kata teman-teman arisan Mami nanti?!" tukas Seruni.     

"Mami! Papi itu baru saja meninggal, tapi Mami malah memikirkan tentang teman arisan Mami! aku tidak terima Mami menyalahkan Papi!" teriak Audrey.     

"Berani, kamu membentak, Mami ya?!"     

"Kenapa enggak, selama ini Papi sangat sayang kepadaku, dan saat dia sudah meninggal, Mami masih menyalahkan, Papi! lalu bagaimana aku bisa terima dengan semua ini?!"     

"Tapi, Papi merahasiakan semua ini kepada kita, dan tanpa sepengetahuan Mami, dia bekerja sama dengan rekan bisnis yang baru dia kenal dan ternyata seorang penipu! itu namanya apa kalau bukan bodoh, hah?!"     

"Stop, Mami! aku bilang jangan salahkan Papi, karna Mami juga bersalah!"     

"Bersalah apa?! jelas-jelas Papi yang sudah main rahasia dengan Mami, dan setelah semua habis, dia malah mati meninggalkan kita!"     

"Mami jahat! Papi memang punya rahasia, tapi Mami juga punya rahasia! Papi hanya merahasia soal bisnis  sementara Mami merahasiakan soal pembunuhan!"     

"Apa kamu bilang?!"     

"Kenapa?! Mami tidak terima karna terkesan lebih jahat ya?!"     

"Audrey, berani kamu ya?!"     

"Iya, aku sudah tidak mau lagi di pihak Mami, dan kalau Mami harus di penjara pun aku sudah tidak peduli!"     

"Apa! kamu itu tega ya, Audrey! memangnya kamu tidak malu kalau Mami sampai di penjara!?"     

"Aku sudah bilang tidak peduli, Mi!" teriak Audrey sambil menangis.     

Dan Audrey pun langsung masuk kedalam kamarnya dan mengemas barang-barangnya.     

"Audrey, tolong jangan tinggalkan Mami, Nak. Maafkan Mami untuk yang tadi, Mami mohon," ucap Seruni memelas.     

"Aku, benci sama Mami!" bentak Audrey.     

"Iya, Mami tahu. Tapi Mami mohon maafkan Mami, mami tahu Mami salah,"     

Meski Audrey sangat marah dan kesal kepada sang Ibu, tapi pada akhirnya Audrey mau memaafkan ibunya.     

Dan mereka berdua pun meninggalkan rumah itu bersama-sama.     

      

"Mi, kita akan pergi kemana?" tanya Audrey.     

"Kita akan ke rumah, Kakekmu," jawab Seruni.     

"Tapi Kakek kan membenci Mami?"     

"Yah Mami tahu, tapi Mami akan membujuknya, masa iya dia akan rela melihat putri semata wayangnya menderita," tegas Seruni.     

Karna memang selama bertahun-tahun hubungan Seruni dengan sang Ayah tidaklah baik.     

Sejak kecil Seruni yang anak tunggal itu begitu dimanja dan apa yang di inginkannya selalu di turuti oleh orang tuanya, karna mereka sangat menyayangi anak semata wayang mereka itu.     

Namun seiring berjalannya waktu, hubungan mereka mulai retak saat Seruni yang awalnya sangat tergila-gila dengan Wijaya itu tiba-tiba tidak jadi menikah.     

Padahal awalnya mereka sudah bersepakat untuk menikah, namun pada saat hari resepsi mereka akan di langsungkan, Wijaya membatalkannya, karna dia mengetahui jika dalang menghilangnya Larasati adalah Seruni dan Amara.     

Dan karna hal itu keluarga Seruni yang sudah gembar-gembor akan menikahkan Seruni dengan Wijaya dan ternyata malah gagal, membuat keluarganya sangat malu.     

Apa lagi orang tua Wijaya adalah rekan bisnis keluarga mereka.     

Wijaya dan orang tua Seruni bersepakat untuk merahasiakan perbuatan Seruni demi nama baik keluarga, meski sebenarnya Wijaya sangat marah dan ingin melaporkan ini semua ke pihak berwajib. Tapi karna ayah Seruni yang terus memohon dan memelas kepadanya, akhirnya dia mau menutup mulutnya.     

Dan sejak saat itu hubungan mereka menjadi tidak baik. Seruni harus menanggung malu karna tak jadi menikah dengan Wijaya. Bahkan dia sempat kabur dari rumah dan bertemu dengan Adji yang menjadi suaminya yang sekarang. Yang seorang pengusaha muda sukses dan kaya raya.     

Dan saat itu, Adji mulai tertarik dengan Seruni lalu mereka pun berpacaran hingga pada akhirnya memutuskan untuk menikah.     

Seruni menikah tanpa sepengetahuan sang Ayah.     

Dia tidak memberitahu ayahnya karna dia sangat kesal kepada ayahnya yang tidak mau mengakuinya sebagai anak lagi.     

      

Setelah kejadian itu Seruni tidak lagi bertemu dengan orang tuannya. Dan saat ini dengan segala kerendahan hati Seruni terpaksa akan mendatangi orang tuanya karna memang saat ini dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi.     

"Mi, rumahnya apa masih jauh?" tanya Audrey.     

"Tidak, Sayang. Sebentar lagi,"     

Dan tak lama mereka pun sampai di rumah orang tua Seruni.     

"Jadi ini rumahnya, Mi?" tanya Audrey.     

"Iya," jawab Seruni.     

"Wah, besar juga ya?"     

"Yah, begitu lah." Jawab Seruni.     

Mereka berdua mulai menekan bel rumah itu.     

Dan tak lama seorang wanita tua dengan pakaian yang terlihat elegan membuka pintu itu.     

"Seruni ...!" Tukas wanita itu.     

"Ibu, apa aku boleh tinggal disini?" tanya Seruni yang langsung ke tuannya.     

"Ibu tidak menyangka, kita bisa bertemu lagi, Nak!" ucap ibunya Seruni.     

Dan Seruni hanya diam saja.     

"Ibu kangen, Nak!" kata ibunya Seruni sambil memeluk Seruni dengan hangat.     

Lalu dia melirik kearah Audrey yang tengah terdiam melihat mereka berdua berpelukan.     

"Eh, ini siapa?" tanya ibunya Seruni.     

"Oh iya, Bu. Kenalkan ini Audrey cucu, Ibu ," kata Seruni sambil melepas pelukannya.     

Lalu ibunya Seruni pun sangat bahagia karna telah bertemu dengan Audrey, dia sama sekali tidak tahu jika dia sudah memiliki cucu sebesar ini.     

Lalu sang Ibu menyuruh Seruni dan Audrey putrinya masuk kedalam rumah, dan dia mulai menceritakan segala yang terjadi setelah kepergian mereka.     

Rupanya belum lama ini juga ayah Seruni baru meninggal.     

Dan mendengar ayahnya sudah meninggal, Seruni bukannya bersedih, tapi dia malah sangat bahagia.     

Karna dengan begitu dia bisa tinggal tenang dirumah orang tuanya itu. Tanpa harus bersitegang dengan sang Ayah yang sama-sama memiliki sifat kasar sepertinya.     

Dan dengan meninggalnya sang Ayah itu artinya seluruh  harta peninggalnya akan di wariskan kepadanya suatu saat nanti.     

'Wah, kejadian yang benar-benar tak terduga ya, sangat kebetulan,' batin Seruni sambil tersenyum tipis.     

      

"Ibu turut berduka cita atas meninggalnya Suamimu, Seruni," tukas ibunya Seruni.     

"Hik, terima kasih, Bu. Dan aku sangat bahagia setidaknya aku bisa kembali di rumah ini setelah aku sudah tidak punya apa-apa lagi"  kata Seruni.     

      

***     

Setelah obrolan itu mereka pun pergi ke kamar masing-masing karna malam sudah mulai larut.     

Dan Seruni pun dengan penuh bahagia memasuki kamar yang dulu menjadi kamar pribadinya.     

"Ah, akhirnya aku bisa kembali ke kamar ini lagi, rasanya seperti sedang bernostalgia saja haha!" tukasnya sambil tertawa.     

Saat dia tengah asyik berbaring sambil melihat langit-langit kamarnya dan membayangkan kenangan-kenangan masa lalunya, tiba-tiba dari balik jendela terdengar suara ketukan.     

Dan saat Seruni melihatnya ternyata adalah Larasati yang tengah menyeringai kepadanya.     

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.