Bullying And Bloody Letters

Serangan Lewat Mimpi



Serangan Lewat Mimpi

0Dalam ruangan yang begitu sunyi sepi, Seruni sedang asyik mengotak-atik ponselnya lalu sesekali dia melihat keadaan sekitar di dalam kamarnya.     
0

"Haha, dia tidak berani menggangguku sekarang?!" ucap Seruni dengan wajah menantang.     

Lalu dia melanjutkan aktivitasnya yang sedang chating dengan teman-teman arisannya.     

      

Klunting!     

Terdengar sebuah benda terjatuh di belakangnya. Lalu Seruni pun menengok ke belakang, tapi dia tidak melihat apa pun.     

"Ah, tidak ada apa-apa!" tukasnya.     

Lalu dia kembali asyik dengan ponselnya.     

      

Preng ...!     

Sebuah bingkai foto tiba-tiba terjatuh dan entah bagaimana caranya bisa mengenai kepalanya. Padahal Seruni sendiri tidak duduk di bawah cermin itu.     

"Ah, sialan! bagaimana bisa bingkai foto dari atas meja sana bisa menjatuhiku yang duduk di sini?"     

Seruni pun langsung berdiri dan menghadap kearah cermin yang berukuran lebih besar lagi di meja rias.     

      

Seruni mengecek luka akibat kejatuhan bingkai foto itu.     

"Ah, sialan! jadi berdarah begini!" keluhnya.     

Lalu Seruni mengambil kotak obat dan dia kembali ke depan cermin sambil berkaca.     

Dan dia mengobati luka di keningnya. Saat Seruni sedang fokus mengobati luka-lukanya dan saat itu juga dia melihat  di belakangnya ada sekelebat bayangan wanita.     

Seruni berpikir jika itu adalah Larasati, dan seketika dia membalikkan badannya dan menghadap ke belakang. Tapi di belakang dia tidak melihat ada siapa pun.     

      

"Ayo keluar! jangan menjadi pengecut!" tantang Seruni, "kamu pikir aku akan takut, walau kamu sudah menjadi hantu sekalipun?!" teriak Seruni.     

Tapi meski Seruni menantangnya, Larasati masih tetap enggan keluar.     

"Dasar pengecut! selamanya kamu tetap akan menjadi pecundang  walau sudah mati dan menjadi hantu sekali pun! haha haha haha!"     

Seruni malah menertawai Larasati dengan lantang, dia memang sengaja memancing Larasati agar muncul.     

"Sudah di hina seperti ini juga masih saja tidak mau keluar! kau itu benar-benar pecundang sejati ya?!" teriak Seruni.     

      

Seruni begitu percaya diri jika Larasati tidak akan bisa mengganggunya lagi, makanya dia terus meledek dan menghina semaunya. Karna dia sudah memegang jimat itu sehingga keberaniannya melambung tinggi.     

"Dengan jimat ini, jangan harap kamu akan bisa menggangguku!" cantasnya sambil tertawa tipis dan memegang jimat itu penuh bangga.     

      

Creeng!     

Tiba-tiba saja kaca yang ada di meja rias miliknya hancur, dan saat itu Seruni pun langsung kaget bercampur syok.     

Dan perlahan muncul sebuah kepala dari dalam cermin itu.     

Seorang wanita dengan rambut terurai dan perlahan menghampiri Seruni.     

Seruni pun tercengang menatapnya dan dia merasa heran karna sudah memegang jimat pemberian dari seorang dukun, tapi Larasati masih juga berani muncul mengganggunya.     

      

'Tenang-tenang aku tidak boleh takut, karna aku yakin dia pasti tidak akan menyerangku,' batin Seruni.     

      

Tapi kenyataannya Larasati masih berjalan mendekat ke arahnya, dengan kepala menunduk dan rambut awut-awutan yang menutup seluruh wajahnya.     

      

Seruni sebenarnya merasa agak takut, tapi dia berusaha untuk memberanikan dirinya karna dia masih berpegang teguh dengan jimatnya bahwa dia akan terlindungi.     

"Ayo, kemari! cepat! lawan aku!" tantang Seruni.     

Dan Larasati pun mulai mengangkat tangannya dan hendak mencekik Seruni, tapi tepat saat itu juga Seruni langsung mengeluarkan jimatnya.     

      

Cring ....     

Sebuah cahaya pun langsung muncul dan membuat pandangan Larasati menjadi silau.     

Larasati merasa kesakitan dan dia pun berteriak sekencang-kencangnya kemudian lenyap dari hadapan Seruni.     

Seruni langsung tertawa sejadi-jadinya karna dia merasa bahagia bisa mengalahkan hantu Larasati.     

      

"Haha! sudah ku bilang selamanya kau itu tetap akan menjadi seorang pecundang! jadi jangan berani-berani menyerangku lagi!" tukasnya penuh bangga.     

      

Lalu Seruni langsung kembali ke atas kasurnya, tapi kali ini dia langsung merebahkan diri untuk tidur.     

Tak peduli kamar yang berantakan, Seruni pun langsung tidur dengan tetap memegang jimat itu.     

      

Seruni memang terbebas dari gangguan Larasati ketika di dunia nyata. Tapi di dalam mimpi dia tetap tidak bisa lepas.     

Larasati yang melarikan diri karna jimat itu, kini dia datang dalam mimpi Seruni.     

      

Dan tiba-tiba saja Seruni terbangun dalam sebuah ruangan gelap dan di penuhi asap yang mengepul.     

Tempat itu terasa tidak asing baginya, karna tempat itu adalah sebuah gudang yang dia gunakan untuk membunuh Larasati dulu.     

      

"Sialan! kenapa aku malah berada di tempat busuk ini?" ucapnya.     

Seruni pun menengok-nengok ke segala arah dan berharap bisa menemukan pintu agar bisa keluar dari tempat itu.     

Lalu dari kejauhan dia mendengar suara Amara yang berteriak kepadanya dan meminta tolong.     

"Tolong ... tolong ... Seruni tolong aku!" teriak suara yang mirip dengan suara Amara itu.     

Dan Seruni yang penasaran pun langsung mencari sumber suara itu.     

      

Dan dari kejauhan dia melihat seorang wanita yang tengah duduk dan di sekelilingnya di penuhi dengan genangan darah.     

"Tolong ...!" teriak wanita itu lagi.     

"Amara," panggil Seruni.     

Dan Wanita yang menunduk itu langsung mendongakkan kepalanya ke atas kearah Seruni.     

"Tolong aku ...." ucapnya.     

Dan saat itu Seruni langsung kaget karna melihat wanita yang ternyata adalah Amara itu di penuhi darah, dan kepala pecah hingga sebagian otaknya keluar. Amara begitu terlihat menyeramkan.     

      

"Ahh! pergi kau!" teriak Seruni yang mengusir Amara.     

Tapi Amara malah menatap memelas kerahnya     

Dan dari kejauhan dia kembali mendengar suara lelaki yang meminta tolong.     

Seruni pun masih merasa penasaran, dan dia kembali menghampiri dan mencari sumber suara itu.     

Saat dia memasuki ruang yang dengan sumber suara itu, Seruni mendapati sebuah kaki dan organ-organ tubuh yang berserakan di lantai.     

Dan di sudut tembok dia melihat pria yang meminta tolong itu adalah Anton.     

Seruni kembali di buat ketakutan karna Anton berteriak meninta tolong tadi hanya hidup dengan separuh badan saja.     

      

"A-anton!?"  teriak Seruni.     

"Tolong aku Seruni, bebaskan aku ...." tukas Anton dengan suara pelan memelas.     

      

Seruni merasa bingung karna Amara dan Anton meminta tolong kepadanya. Sementara dia tidak tahu harus menolong yang bagaimana.     

Dan dari belakang tiba-tiba muncul Larasati dan sudah menatapnya dengan tatapan yang mengisyaratkan kebencian dan seolah menunggu pertanggung jawaban darinya.     

      

"Hah! sialan! kenapa kau sudah ada di belakangku?!" bentak Seruni kepada Larasati.     

Dan Larasati tak menjawabnya, dia hanya menatapnya dengan tatapan kemarahan.     

"Lalu mengapa kau harus menatapku dengan ekspresi begitu?! kau tidak takut dengan jimat i—"     

Seruni merogoh sakunya dan hendak mengambil jimat itu tapi ternyata malah jimatnya sudah tidak ada lagi.     

Dia tidak ingat jika dia sedang bermimpi.     

      

Lalu Larasati pun langsung menarik rambut Seruni secara keseluruhan hingga tubuh Seruni pun sampai terangkat.     

      

"Akh! lepaskan sakit!" teriak Seruni.     

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.