Bullying And Bloody Letters

Ketakutan Audrey



Ketakutan Audrey

0"Akh lepaskan, sakit!" teriak Seruni.     
0

Dan Larasati pun malah tertawa, dengan lantang.     

"Haha haha haha haha!" tertawanya dengan lantang.     

Seruni kembali merasa jika hidupnya sedang terancam. Dan saat itu juga tiba-tiba, Seruni kembali mendengar suara samar memanggilnya.     

"Mami ... Mami ...!"     

Dan Seruni  pun langsung terbangun, dia mendapati di atas kasur rambutnya rontok berserakan.     

"Ah, rambutku ...," tukasnya sambil memunguti rambut-rambut itu lalu menaruhnya di dalam tong sampah.     

Seruni kembali teringat dalam peristiwa beberapa tahun yang lalu saat dia dan Amara pernah menjambak rambut  Larasati hingga rontok.     

Dan sekarang dia merasakan apa yang di rasakan oleh Larasati waktu itu.     

      

"Ah, aku tidak menyangka dia masih saja bisa membalasku." Gumam Seruni.     

      

Tok tok tok!     

"Mami sedang apa sih, dari tadi pintunya tidak di buka-buka juga!" keluh Audrey.     

Lalu Seruni segera membuka pintunya.     

"Ada apa sih, Audrey?" tanya Seruni.     

"Mi, aku mau tidur sama Mami ya," ucap Audrey.     

"Hufft, kamu takut tidur sendirian lagi ya?"     

"Iya, Mi."     

"Ah, yasudah ayo masuk!" ajak Seruni.     

Lalu Audrey pun kaget saat memasuki kamar ibunya yang berantakan.     

"Loh, kamarnya kok, jadi berantakan begini sih, Mi?" tanya Audrey yang keheranan.     

"Ah, tadi ...." Seruni tampak kebingungan mencari alasan.     

 "Tadi ... memangnya ada apa sih, Mi?"     

"Ah ... tadi ada tikus masuk Sayang, jadi Mami memukulnya dan tak sengaja mengenai kaca!" tutur Seruni yang sedang berbohong kepada Audrey.     

      

"Tikus ...?" tanya Audrey yang curiga.     

      

'Waduh celaka pasti Audrey mulai curiga kepadaku,' batin Seruni.     

"Mami, bohong ya?" cecar Audrey.     

"Ah, enggak kok! Mami gak bohong!" sangkal Seruni.     

"Tapi rumah Eyang ini bersih, Mi. Ini rumah mewah yang terjamin kebersihannya dan tidak mungkin ada tikus masuk kedalam rumah apa lagi sampai ke dalam kamar Mami?"     

"Sudahlah Audrey, percaya apa kata Mami. Dan ayo cepat kita tidur, kalau tidak mau silakan kembali ke kamarmu sendiri saja!" tegas Seruni.     

      

Dan akhirnya Audrey terpaksa menuruti apa ucapan sang ibu, dari pada harus tidur sendirian, karna dia memang takut di kamar sendiri apalagi setelah kehadiran Larasati yang sering mengganggunya itu.     

      

Dan tak terasa malam pun sudah berganti menjadi pagi  dan ketika Audrey terbangun ibunya sudah tidak ada di sampingnya.     

Dan terdengar suara gemercik dari dalam kamar mandi.     

      

"Ah, Mami sedang mandi rupanya" tukas Audrey.     

Lalu dia bangun dan hendak pergi ke kamarnya sendiri.     

Tapi tiba-tiba dia melihat gumpalan rambut dalam tong sampah. Karna kebetulan tong sampahnya tidak tertutup rapat sehingga tampak dari luar isinya.     

"Rambut?" Audrey langsung meraihnya, "ini rambut, Mami, 'kan?" tanya kepada diri sendiri.     

Dia begitu heran rambut ibunya bisa rontok sebanyak ini, padahal tak biasanya terjadi. Karna Seruni adalah orang yang sangat peduli dengan penampilan, apalagi tentang rambut. Dia selalu merawatnya dengan benar, sehingga rambutnya tidak mudah rontok seperti ini.     

Kecurigaan bahwa baru saja terjadi sesuatu kepada Seruni pun semakin besar di hati Audrey.     

"Apa jangan-jangan semalam Larasati  mendatangi, Mami?"     

      

Lalu tak berselang lama, tiba-tiba dia mendengar suara tertawaan di belakangnya. Tapi tertawaan itu terdengar sangat pelan sehingga tidak membuat telinganya menjadi sakit.     

Audrey memutar bandan dan melihat ke belakangnya, tapi di belakangnya tidak ada siapa pun. Dan bulu kuduknya seketika langsung merinding.     

Audrey memegang belakang lehernya dan mengelusnya.     

Audrey sangat ketakutan, lalu dia ingin keluar dari dalam kamar ibnunya. Tapi tiba-tiba saja pintunya terkunci.     

"Loh, kok terkunci sih," keluhnya.     

Dan tiba-tiba datang hembusan angin dan menerpa tubuhnya, seketika Audrey tidak bisa bergerak.     

Dan Audrey pun berusaha untuk berteriak, walau terasa begitu sulit.     

"Ma-ma-mami ...!" teriak Audrey.     

Dan tepat saat itu juga Seruni keluar dari dalam kamar mandi.     

"Loh, Audrey! kamu kenapa Sayang!?" tanya Seruni yang panik.     

      

"To-tolong, Mi. Audrey tidak bisa bergerak," tukas Audrey.     

Seketika Seruni langsung berlari menghampiri Audrey.     

"Kenapa kamu Sayang," dan sebenarnya Audrey sedang di pegangi oleh Larasati, namun Audrey dan juga Seruni tidak dapat melihatnya.     

"Aku tahu kamu ada di sini! jadi cepat pergi dan jangan ganggu putriku!" teriak Seruni.     

Tapi Audrey masih juga tidak dapat bergerak, dan sekarang malah dia merasa sulit untuk bernafas, karna Larasati sedang mencekik lehernya.     

"Ma-ma ...." suara Audrey yang tak bisa keluar sepenuhnya.     

"Dasar setan sialan!" umpat Seruni.     

Lalu Seruni pun langsung mengambil jimat itu dan mendekatkan kearah Audrey.     

Larasati yang ada di dekat Audrey pun langsung ketakutan karna melihat jimat itu, dan lagi-lagi dia pergi dari hadapan Seruni.     

Dan dia melepaskan Audrey hingga Audrey pun terjatuh tepat di pelukan Seruni.     

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Seruni.     

Dan Audrey pun lemas, lalu Seruni membantunya tidur di atas kasurnya.     

"Kamu di sini dulu, Mami mau ambilkan minum," kata Seruni.     

Tapi Audrey melarangnya, "Jangan, Mi. Jangan tinggalkan Audrey. Audrey takut, Mi!" tukas Audrey.     

"Tapi, Mami cuman sebentar saja Sayang," kata Seruni.     

"Tapi Audrey takut, Mi. Mami di sini saja," mohon Audrey.     

Dan akhirnya Seruni pun menuruti keinginan ibunya.     

"Mi, Audrey mau bicara sama, Mami,"     

Lalu Seruni duduk sambil mengelus rambut putrinya dengan lembut.     

"Kamu ingin bicara apa, Sayang?" tanya Audrey.     

"Yasudah, kalau begitu, kamu mau bicara apa? ayo katakan saja biar Mami dengarkan,"     

"Mi, Mami, mengaku saja ke kantor polisi," ucap Audrey.     

"Hah! kamu itu bicara apa sih?!" cantas Seruni.     

"Aku, tidak mau hidup dalam ketakutan begini, Mi. Dia selalu datang mengganggu kita,"     

"Terus, kalau begitu, kamu suka ya melihat Mami di penjara?" tanya Seruni.     

Audrey pun terdiam, dia memang tidak ingin ibunya di penjara. Tapi dia juga lebih tidak ingin melihat ibunya mati dengan mengenaskan.     

Apalagi Larasati saat ini juga turut mengganggunya.     

Audrey merasa takut sekaligus bingung, sementara Seruni malah seolah tak mau mengakui ucapannya itu.     

      

"Kamu, tenang saja! semua akan baik-baik saja! dia tidak akan bisa membunuh Mami, maupun dirimu!" tegas Seruni penuh yakin.     

"Tapi Audrey takut, Mi," Audrey kembali menangis lagi.     

Dan Seruni pun kembali menenangkan putrinya.     

"Kamu tenang saja, semua akan baik-baik saja!" kata Seruni.     

      

Karna saking syoknya atas kejadian itu, Audrey sampai jatuh sakit, dan hari itu pula dia terpaksa bolos sekolah.     

      

Sementara Seruni malah pergi ke tempat dukun di mana dia mendapatkan jimat itu.     

Seruni datang untuk mengeluhkan segala peristiwa yang telah mengusiknya lagi, serta dia ingin mendapatkan jimat dan jampi-jampi yang lebih manjur lagi untuk melawan Larasati.     

      

"Mbah, saya gak mau tahu pokonya Mbah harus kasih saya senjata untuk melawan arwah itu. Berapa pun biayanya pasti akan saya bayar!" tukas Seruni.     

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.