Bullying And Bloody Letters

Hubungan Pertemanan Yang Tak Sehat



Hubungan Pertemanan Yang Tak Sehat

0Preng!     
0

Kaca itu pun secara reflect ia jatuhkan karna saking takutnya.     

      

"Akh! setan!" teriak Kayatri yang langsung pergi meninggalkan rumah Wijaya.     

Dia menyelong lagi keluar dari dalam gerbang, sang Security rumah itu pun tampak keheranan, karna awalnya Kayatri masuk gerbang dengan bersemangat, tapi tiba-tiba dia pergi begitu saja.     

      

"Loh, wanita itu kenapa sih aneh sekali," ucapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya sendiri.     

      

      

Sementara itu Kayatri masih berlari dan masuk kedalam mobilnya dengan tergesa-gesa.     

Dan dia langsung tancap gas kencang.     

Lalu saat dia berada di dalam mobil dia melihat di kaca spion mobilnya kembali ada penampakan wajah hantu wanita yang sama dengan yang tadi.     

"Akh! pergi! pergi!" teriaknya.     

Dan Kayatri pun kehilangan konsentrasi, dan mobilnya mengalami kecelakaan karna menabrak sebuah gardu listrik.     

      

Seketika orang berkerumun karna telah melihat kecelakaan itu.     

Dan melarikan Kayatri ke rumah sakit.     

      

      

***     

      

Tak berselang lama, Kayatri pun mulai siuman, setelah kecelakaan tadi.     

Untungnya Kayatri tidak terluka parah, dan hanya mengalami lecet-lecet. Dan dia pingsan hanya karna syok saja.     

      

Hanya semalaman saja dia menginap di rumah sakit, dan esok paginya dia sudah di izinkan pulang oleh pihak rumah sakit.     

kayatri pulang di jemput oleh keluarganya yaitu anak dan juga ayahnya.     

Dan tepat saat itu juga, Kayatri bertemu dengan ibunya Seruni.     

Kayatri yang memang sejak dulu sudah mengenal baik ibu dari Seruni pun langsung menyapanya.     

"Tante!" panggil Kayatri.     

Dan ibunya Seruni pun langsung menengok lalu menghampiri Kayatri.     

"Loh kamu Kayatri, 'kan?" tukas Ibunya Seruni.     

"Iya Tante, Tante apa kabar?" tanya Kayatri dengan ramah.     

"Tante kurang baik, Kayatri," jawab ibunya Seruni.     

"Loh, kurang baik kenapa, Tante?"     

"Yah, pokonya kurang baik. Dan ceritanya sangat panjang, kamu sendiri gimana kabarnya?"     

"Ah, aku juga kurang baik, Tante. Aku baru saja mengalami kecelakaan. Dan bagaimana kabar Seruni. Dia jarang sekali kelihatan, bahkan beberapa kali arisan, dia tidak datang juga," tanya Kayatri.     

Dan ibunda Seruni pun terdiam sesaat saat mendengar pertanyaan dari Kayatri itu.     

"Ah, saat ini Seruni sedang sakit. Dan dia sedang di rawat di rumah sakit ini," jelas Ibunya Seruni.     

Dan Kayatri pun sedikit kaget, tapi dalam hatinya dia merasa senang, karna Seruni adalah teman satu geng arisannya. Dan Seruni adalah orang yang paling glamor diantara yang lainnya. Seruni yang lebih terlihat sangat menonjol di bandingkan dirinya. Segala barang-barang yang dia gunakan selalu keluaran brand ternama.     

Sementara Kayatri semenjak bercerai dari suaminya mulai menggunakan barang-barang KW.     

Meski tak semuanya tahu, tapi Seruni sudah tahu rahasianya, dan diam-diam dia sering menyindirnya.     

      

Meski pertemanan Seruni, Kayatri dan geng arisannya tampak akrab dan baik-baik saja, tapi sebenarnya pertemanan mereka itu kurang sehat.     

Mereka saling sindir dan kadang saling membicarakan di belakang.     

Dan hal itu membuat Kayatri merasa tertekan. Apa lagi melihat Seruni yang selalu di puji-puji oleh geng arisannya membuatnya merasa sangat benci sekaligus cemburu.     

 Bahkan saat mendengar suami Seruni meninggal dan perusahaannya bangkrut, saat itu Kayatri merasa sangat bahagia.     

Tapi nyatanya kebahagiaan itu tak bertahan lama, karna Seruni kembali ke rumah orang tuanya dan dia kembali bisa hidup bermewah-mewahan.     

      

      

"Mamah! ayo kita pulang!" ajak anak Kayatri.     

"Ah iya, kamu dan Kakek, tunggu di lobi ya, Mama mau menengok teman Mama yang sedang sakit sebentar!" ucap Kayatri.     

      

Lalu Kayatri pun langsung mendatangi kamar Seruni yang saat ini tengah di rawat.     

      

Setelah memasuki ruangan itu, Kayatri di sambut dengan Seruni yang masih berbaring lemah dengan selang infusan dan beberapa alat bantu lainnya.     

'Jadi dia itu sakit parah ya?' batinnya.     

      

"Maaf, Tante, sebenarnya Seruni itu sakit apa ya?" tanya Kayatri kepada ibunya Seruni.     

Namun Ibunya Seruni tak menjelaskan secara rinci tentang penyakit apa yang sedang di derita oleh putrinya itu.     

Karna kalau untuk di jelaskan terlalu rumit dan sulit di cerna oleh akal sehat.     

      

"Seruni, sedang koma akibat kecelakaan mobil," ucap ibu Seruni yang berbohong.     

      

"Oh, begitu ya, Tante, aku turut prihatin ya Tante," ucap Kayatri, sambil mengelus pundak ibunya Seruni.     

Dan ibunya Seruni pun mengangguk sambil tersenyum tipis kepadanya.     

"Kayatri, sebentar ya, Tante mau telepon Cucu Tante dulu ya?" ucap ibunya Seruni.     

Dan Kayatri pun mengangguk.     

"Iya, Tante," jawab Kayatri.     

      

Dan tinggallah Kayatri bersama Seruni sendirian.     

Laku Kayatri pun mendekat kearah Seruni yang tengah terbaring itu.     

Perlahan Kayatri memegang tangan Seruni, mengelusnya sambil duduk.     

Sambil menempelkan tangan Seruni di pipinya.     

"Seruni Sayang, kamu kok bisa seperti bini sih?" Lalu Kayatri mengelus rambut Seruni dengan lembut, "aku turut bahagia melihatmu menderita begini, mungkin ini hukuman ya haha!"     

      

Dan Kayatri menoyor kepala Seruni dengan kasar.     

"Heh, kalau mau mati langsung mati saja! jangan tanggung-tanggung! lagi pula dengan begitu satu bebanku akan menghilang, kamu tahu tidak kalau aku ini sangat tertekan karna adanya dirimu. Karna kamu hidupku jadi was-was jika mereka tahu aku sudah jatuh miskin. Jadi aku harap kamu mati secepatnya saja ya, biar hidup ku jadi tenang," ucap Kayatri.     

Dan perlahan Kayatri meraba bagian selang infusan Seruni.     

"Kira-kira, lebih cepat yang mana ya, copot selang infusan, atau selang pernafasan?"     

Kayatri kembali mengelus wajah Seruni lagi.     

"Ayo jawab jangan malu-malu, kamu juga ingin cepat mati, 'kan?" tanya Kayatri sambil tersenyum tipis penuh arti.     

      

Dan perlahan Kayatri mulai mengotak-atik selang infusannya lagi. dia hendak mencopot infusan yang menancap di pergelangan tangan Seruni.     

Tapi belum sempat melepaskannya, malah terdengar langkah kaki dan orang membuka pintu kamar itu.     

Dan ternyata itu adalah ibunya Seruni.     

"Maaf ya, Kayatri, tadi Tante agak lama," ucap ibunya Seruni.     

"Ah,  iya tidak apa-apa kok, Tante," jawab Kayatri.     

      

Setelah mengobrol beberapa saat, akhirnya Kayatri pun memutuskan untuk pulang.     

"Tante, aku pulang dulu ya, karna kasihan anakku sudah menunggu di bawah," ucap Kayatri.     

"Oya, kamu hati-hati ya, dan terima kasih sudah mau menengok Seruni."     

"Iya, Tante. Sama-sama, lagi pula Seruni kan teman saya, jadi wajarkan kalau saya menengoknya. Apa lagi dia sedang sakit begini."     

"Iya, Tante minta doanya untuk kesembuhan Seruni ya,"     

      

'Iya, Tante. Saya akan doakan supaya Seruni cepat mati haha!' batin Kayatri.     

      

"Ah, tentu saja Tante, aku pasti akan mendoakan sahabat saya lekas sehat," jawab Kayatri dengan wajah yang memelas.     

      

Padahal dalam hatinya Kayatri sangat bahagia atas peristiwa yang menimpa Seruni saat ini.     

Dengan perasaan berbunga-bunga, Kayatri pergi menghampiri ayah dan putrinya di lantai bawah.     

      

"Loh, habis nengokin teman yang sakit kok malah Senyum-senyum sendiri sih, Ma?" tanya anaknya     

      

      

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.