Bullying And Bloody Letters

Ini benar Audrey Ya?



Ini benar Audrey Ya?

0Audrey benar-benar merasa jika dia mendengar suara ibunya yang memanggil.     
0

Audrey pun langsung memeriksa kembali tubuh ibunya.     

"Mami, tadi Mami panggil Audrey, 'kan? Audrey gak mungkin salah dengar, pasti itu suara, Mami," ucap Audrey sambil tersenyum.     

Mata Audrey berbinar-binar karna merasa sangat bahagia sekaligus bersedih.     

Dia merasa bahagia karna dia sangat yakin bahwa tadi ibunya benar-benar memanggilnya. Tapi dia kembali merasa sedih saat melihat sang ibu ternyata belum terbangun juga.     

"Mami, aku yakin tadi tidak salah dengar, Mami benar-benar memanggilku, 'kan?" tanya Audrey dan masih berusaha untuk membangunkan sang ibu.     

Lalu Seruni kembali menggerak-gerakkan tangannya lagi.     

Dan saat itu Audrey juga melihatnya.     

"Mami, Mami, gerakin tangan ya?!" Audrey tampak begitu bahagia.     

      

Dan setelah itu akhirnya Seruni kembali membuka matanya lagi.     

"Au ... Audrey ...."     

"Mami!" Audrey benar-benar bahagia tak terkira, dia sampai lompat-lompat karna saking bahagianya     

      

"Eyang! Mami bangun, Eyang!"     

Dan Seruni pun tersenyum saat melihat wajah anak dan ibunya itu.     

"Ibu, Audrey, ini benar kalian, 'kan?" tanya Seruni yang masih merasa tidak percaya.     

"Iya, Mami! ini Audrey dan juga Eyang!" jawab Audrey penuh semangat.     

      

"Syukurlah ... aku tidak sedang bermimpi," Seruni kembali meneteskan air matanya, tapi kali ini air mata bahagia  yang dia keluarkan.     

Audrey langsung memeluk tubuh ibunya yang masih terbaring, dan diikuti sang nenek.     

      

"Seruni, Mama bahagia sekali melihat kamu bisa bangun kembali, Mama sangat bersyukur, Nak," tukas ibunya.     

"Ibu, Seruni minta maaf ya, selama ini Seruni sudah menyusahkan, Mami, hik ... Seruni sangat menyesal, Bu."     

"Iya, Ibu selalu memaafkan kamu tanpa harus kamu suruh."     

"Bu. Seruni memang anak tidak tahu diri, Seruni durhaka, bahkan saat ini Seruni sudah memanfaatkan Ibu. Karna ingin tetap hidup mewah dari harta peninggalan, Ayah,"     

"Sudah-sudah apa pun salahmu, Ibu sudah tidak peduli. Yang penting sekarang kamu masih hidup, dan sudah menyadari semuanya, Ibu bahagia, Nak"     

      

Seketika Seruni terbangun dari tempat tidurnya, dan dia kembali memeluk sang ibu.     

Audrey pun juga kembali turut memeluk ibunya.     

Seruni benar-benar tak menyangka dia masih bisa kembali dengan keluarganya. Serasa hidup kembali.     

Ini adalah kesempatan kedua dalam hidupnya untuk memperbaiki segala kesalahannya.     

      

Setelah itu, Dokter kembali memeriksa keadaan Seruni, dan pihak rumah sakit pun menyatakan bahwa Seruni baik-baik saja.     

Keadaan Seruni sudah baik-baik saja. Meski begitu rasa heran mereka tidak hilang begitu saja.     

Mereka masih mencari tahu apa yang menyebab Seruni bisa begitu, pingsan berhari-hari tanpa sebab yang mereka ketahui, tidak ada penyakit apa pun yang terdeteksi. Dan berkali-kali pula Seruni mengalami sekarat, tapi tiba-tiba sekarang dia sudah baik-baik saja.     

Hanya sedikit kelelahan dan cukup di beri sedikit vitamin saja untuk menambah stamina dan kebugaran tubuh Seruni.       

      

      

***     

      

Drrt ....     

Derrtt ....     

Terdengar bunyi telepon masuk.     

"Halo, ada apa, Audrey?" tanya Larisa yang baru saja mengangkat teleponnya.     

"Larisa, aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, karna sudah membantu Mami dan mendoakan Mami, sehingga sekarang Mami kembali sehat," tutur Audrey memberitahu Larisa.     

"Hah, Mami kamu sudah, siuman?!" tanya Larisa memastikan.     

"Iya, Larisa! dia sudah sembuh dan sekarang aku sudah pulang ke rumah, Eyang."     

"Wah, akun turut bahagia mendengarnya, Audrey,"     

"Iya terima kasih sekali lagi, Larisa. Dan kalau kamu tidak keberatan, aku ingin kamu dan Alex datang untuk makan malam di rumah Eyangku," ucap Audrey.     

"Em mmm ... kalau yang itu, aku agak ...,"     

"Kenapa? kamu takut sama Mamiku ya?"     

"Emm ... maaf, Audrey,"     

"Sudah, Larisa, kamu tidak perlu takut, karna Mamiku, sudah tidak seperti dulu lagi, dan aku berani jamin soal itu, bahkan Bu Tyas juga ku undang lo,"     

"Hah, Bu Tyas?"     

"Iya, kalian kan sudah membantuku, jadi aku tidak akan melupakan jasa kalian,"     

"Audrey, kamu tidak perlu sampai seperti itu, karna aku membantumu dengan tulus,"     

"Yah, aku tahu kamu sangat tulus membantuku, karna hatimu menang baik, tidak seperti hatiku yang jahat ini."     

"Jangan bilang begitu ah! Audrey yang sekarang kan sudah tidak jahat lagi,"     

"Ya, aku tahu soal itu. Dan itu semua berkat kamu, Larisa,"     

"Kamu itu berlebihan, Audrey."     

"Yasudah, pokoknya akun akan tunggu kedatangan kalian ke rumah Eyangku,"     

"Iya, iya, aku usahakan datang deh," tutur Larisa dan lalu dia menutup teleponnya.     

      

Karna baru saja mendapat undangan ke rumah neneknya Audrey, akhirnya Larisa pun mulai mempersiapkan segala sesuatunya.     

"Aku akan bertemu dengan, Bu Seruni. Dan dia itu kan sangat glamor dan suka berpenampilan  yang cantik, jadi aku harus tampil cantik di hadapannya."     

      

Larisa mulai memilih-milih baju dari dalam kamarnya. Karna ingin berpenampilan cantik dan fashionable walau harga pakaiannya sangat murah.     

Dia tidak mau di keritik lagi, soal penampilan dan yang lainnya.     

Dia ingin Seruni suka melihatnya, sehingga Seruni tidak akan lagi mengatainya.     

      

***     

      

Malam pun tiba.     

Larisa sudah berdandan cantik penuh percaya diri.     

Dan saat dia menengok keluar dari jendela kamarnya.     

Dia melihat Alex sudah ada di depan pagar rumahnya dan menunggu dirinya keluar.     

"Hah, Alex udah datang! kenapa dia tidak bilang-bilang sih kalau sudah datang!"     

      

Larisa pun langsung bergegas meraih tasnya lalu dia berjalan keluar rumah.     

      

"Alex! kok gak masuk sih?" tanya Larisa.     

"Enggak ah, nanti aku di marahi lagi," jawab Alex.     

"Di marahi?"     

"Iya di marahi, seperti tempo hari, kamu marah kepadaku karna membuatmu tergesa-gesa," jelas Alex.     

Larisa pun langsung tersipu malu.     

"Haha, soal itu aku minta maaf ya," ucap Larisa.     

"Ok, Tuan Putri. Dan sekarang apa Tuan Putri, susah siap untuk pergi?" tanya Alex dengan nada meledek.     

Dan Larasati pun tampak malu-malu karna Alex yang memanggilnya Tuan Putri.     

"Alex, jangan meledekku. Aku jadi malu tau,"     

"Aduh, imutnya kalau lagi malu begini,"     

      

      

***     

Beberapa saat kemudian, Larisa dan Alex sampai di depan rumah neneknya Audrey.     

Dan tepat saat itu juga, Tyas juga baru saja datang dan sedang memarkirkah mobilnya.     

"Wah, aku bertemu dengan dua sejoli yang sedang di mabuk cinta ini ya," ledek Tyas.     

Dan mereka berdua pun langsung tertawa.     

"Bu Tyas, bikin malu saja," bisik Larisa di telinga Alex.     

"Aduh, kalian ngomongin  saya ya"     

"Ah, Bu Tyas ampun kita gak ngomongin yang aneh-aneh kok," jawab Larisa.     

"Ah ya sudahlah, ayo kita masuk!" ajak Tyas, dan Tyas pun menyelip di antara mereka berdua dan menggandeng tangan Larisa dan  juga Alex.     

      

      

Setelah beberapa kali menekan tombol bel, Audrey pun dengan penuh antusias membuka pintunya.     

"Eh, kalian akhirnya datang juga! ayo mari silakan masuk!" ajak Audrey.     

      

Dan dia mengajaknya masuk ke ruang makan.     

Dan tepat di depan meja makan Tyas melihat Seruni yang tengah duduk sambil tersenyum tulus kepadanya.     

"Ini benar, Seruni kah?" gumam lirih Tyas.     

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.