Bullying And Bloody Letters

Komputer Meledak



Komputer Meledak

0Suasana sepi hening terlihat dalam sebuah kelas dengan para siswa dan siswi yang duduk berjauh-jauhan dan masing-masing menatap layar monitor.     
0

      

Tak terasa hari yang mendebarkan pun telah tiba, Ujian kelulusan sekolah sudah ada di depan mata dan tengah berlangsung hari ini juga.     

Wajah penuh tekanan tampak terlihat di setiap siswa dan siswi di kelas itu.     

Kecuali Larisa, dia tampak santai dan dan penuh percaya diri bahwa dia akan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan nilai terbaik.     

      

Sementara Alex tengah berada di tempat terpisah dengan Larisa. Dia berada di ruang kelas sebelahnya.     

Alex pun juga tampak santai mengerjakan tugas-tugasnya, karna dia dan Larisa memang sudah mempersiapkan diri dengan matang untuk mengikuti ujian nasional ini.     

      

Tringgg....     

Bel istirahat pun sudah terdengar Dan mereka semua keluar dari dalam kelas.     

"Huh, capek juga ya," ucap Larisa sambil mengusap-usap punggungnya.     

"Dooor!" bentak Alex mengagetkan Larisa.     

"Eh, Alex, bikin kaget saja" keluh Larisa.     

"Gimana, ujiannya?"     

"Gimana apanya?"     

"Ya, tugasnya, gampang, 'kan?"     

"Aw, lumayan sih, aku bisa menyelesaikan 10 menit lebih awal," jawab Larisa santai.     

"Waaw! Keren, Pacarku, memang yang  paling nomor satu," puji Alex.     

"Ah, Alex, bisa aja deh,"     

      

Mereka asyik mengobrol dan bercanda, hingga tak sadar di belakang ada Viola yang diam-diam, mengikuti mereka.     

"Karna sedang Ujian Nasional, kantin sekolah jadi tutup, karna sebagian kelas yang di liburkan. Padahal aku lapar sekali tahu," keluh Alex.     

"Oh, kamu lapar?"     

"Iya,"     

"Yasudah kita duduk di kursi kantin saja ya, aku bawa nasi goreng kok," kata Larisa.     

"Wah, serius nih?"     

"Iya,"     

"Asyik!" Alex tampak girang.     

      

Dan mereka duduk di kursi kantin yang kosong  dan ada juga beberapa siswa yang duduk di sana, dan mereka juga tengah menyantap makanan yang mereka bawa dari rumah.     

"Ini  nasi gorengnya," ucap Larisa sambil mengeluarkan kotak makanan dari dalam tasnya.     

"Hemmm, baunya enak banget, ini kamu yang masak sendiri?" tanya Alex kepada Larisa.     

"Iya,"     

"Wah, calon istri idaman," puji Alex.     

Dan Larisa pun jadi tersipu malu.     

Kemudian datanglah Cindy dan Nathasya menghampiri mereka berdua.     

"Hey! kalian makan apa?" tanya Cindy.     

"Wah, nasi gorengnya kayaknya enak banget!" sela Nathasya.     

"Hanya satu kotak, dan cukup buat kita berdua aja," ketus Alex.     

"Ih, Alex, pelit banget ih," keluh Nathasya.     

"Tenang, Thasya, aku bawa makanan banyak nih," ucap Cindy penuh antusias membuka isi tasnya.     

"Waw! Cup cake!" Nathasya sangat senang sekali.     

"Yups ayo kita makan sama-sama,"     

      

Selesai dari meja kantin, mereka semua akan kembali ke kelas lagi untuk mengikuti ujian jam kedua.     

Mereka berempat berjalan bersama, tapi tiba-tiba Alex meninggalkan mereka karna akan pergi ke toilet terlebih dahulu. Begitu pula dengan Larisa, tiba-tiba saja dia juga merasa perutnya mulas.     

Akhirnya Cindy dan Nathasya pergi ke kelas duluan.     

      

Karna melihat Larisa yang sedang pergi ke toilet sendirian, Viola pun tak menyia-nyiakan kesempatan.     

Tentu niat buruknya ke pada Larisa pun ingin segera dia laksanakan.     

"Lihat saja, habis ini, kamu gak bakalan bisa ikut ujian mata pelajaran kedua," ucap Viola penuh percaya diri.     

Viola berjalan menuju toilet wanita, yang ada Larisa di dalamnya. Melihat semua pintu toilet terbuka kecuali pintu nomor dua.     

Membuat Viola yakin jika di dalam toilet nomor dua itu adalah Larisa.     

"Yah, tidak salah lagi, pasti dia ada di sini," ucap Viola.     

Dan tanpa berpikir panjang Viola langsung mengunci pintu itu.     

"Beres, selamat bersenang-senang di dalam, Cupu," gumam pelan Viola.     

      

Setelah beberapa menit berlalu, Larisa pun ingin keluar dari dalam toilet, dan dia baru menyadari jika pintunya terkunci.     

"Loh, kok, pintunya terkunci sih?" Larisa mulai panik, lalu dia berteriak-teriak meminta tolong.     

"Tolong! tolong! bukain pintunya dong!"     

Tapi tak ada satu pun orang yang datang, karna memang keadaan toilet itu sedang sepi.     

Karna para siswa sudah mulai masuk ke dalam kelas masing-masing, karna jam kedua akan segera di mulai.     

      

Sementara itu Viola dengan senyum bahagia mulai memasuki kelasnya, dan sudah siap untuk mengikuti pelajaran berikutnya.     

"Haha! tebak siapa yang bakalan gak lulus? haha," Viola tampak sangat bahagia.     

      

Sementara Larisa masih berada di dalam toilet dengan perasaan yang khawatir, apalagi 5 menit lagi ujian  akan di mulai.     

Sementara, dia masih terkurung di sini, tak ada yang menolongnya. Karna Alex, Cindy dan Nathasya tidak satu kelas dengannya selama ujian.     

Tentu hal itu membuat mereka tidak menyadari jika Larisa belum masuk ke kelasnya.     

"Aduh, gimana ini? aku gak mau kalau sampai gak lulus gara-gara ini," ucap Larisa dengan mata berkaca-kaca.     

      

Lalu datanglah Larasati tepat di depan pintu toilet itu.     

Lalu Larasati membukakan pintu untuk Larisa     

      

Ceklek!     

Pintu pun terbuka dengan sendirinya, dan Larisa tercengang melihatnya.     

"Hah, pintunya terbuka?" Larisa pun tampaj lega, "syukurlah aku bisa mengikuti ujian lagi.     

Dengan langkah cepat Larisa berlari menuju kelas.     

"Huh! sampai juga!" tukas Larisa sambil menghela nafas.     

Lalu Larisa melihat jam tangannya, "Syukurlah, masih ada waktu 2 menit lagi," Larisa mulai mempersiapkan diri seperti memeriksa komputer dan segala macamnya.     

Karna hari ini pelajaran Matematika maka di sediakan kertas coretan, untuk menghitung rumus nanti.     

Larisa pun menari pensil dari sakunya, tapi saat menariknya dia merasakan ada sesuatu yang juga ikut tertari.     

Lalu dia menengok ke bawah. Dan tepat saat itu juga, dia melihat terdapat sebuah lipatan kertas kecil yang terjatuh karna turut terseret oleh pensinya.     

"Hah, ketas apa ini? perasaan aku tadi tidak mengantongi apa pun selain pensil?" Larisa tampak keheranan sekaligus penasaran. Akhirnya Larisa meraih kertas itu lalu membukanya.     

Baru membuka lipatan yang pertama saja sudah ada sebuah noda percikan darah.     

Melihat itu  Larisa pun langsung merasa tidak enak, karna dia sudah menduga jika surat itu dari Larasati.     

"Ah, jangan-jangan surat ini dari Larasati?"     

Larisa menutupnya Kembali, karna dia tidak mau pikirannya terganggu saat ujian karna sudah membaca surat itu.     

      

"Ah, lebih baik jangan di baca, dari pada aku tidak fokus," Larisa memasukkan ke dalam kantongnya lagi.     

Tak lama ujian pun di mulai.     

***     

      

Sementara itu di kelas lain tampak Viola sedang fokus mengerjakan tugasnya, berkali-kali dia menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal, karna dia sedang bingung dengan rumus Matematika yang sama sekali tidak ia kuasai.     

"Duh, sial! gimana cara mengerjainya? susah banget sumpah!" gerutu Viola.     

Lalu Viola memegang mouse Komputer, dan tepat saat itu juga, tiada angin tiada hujan, tangannya tersetrum.     

Tanpa di ketahui sebabnya, mouse Komputer itu mengalirkan energi listrik tegangan tinggi, dan seketika layar komputer yang ada di depannya pun berbunyi gemertak seperti sebuah benda retak dan mau meledak.     

Kemudian mulai tercium aroma gosong, dari sebuah kabel dalam komputer yang konslet dan terbakar.     

Viola menjerit-jerit karna tangannya yang tersetrum. Dia tidak bisa melepaskan tangannya dari mouse itu. Dan tiba-tiba layar Komputer di depannya pun langsung meledak dan mengenai tepat di wajahnya.     

      

Duaar!     

      

Seketika para siswa dan siswi di dalam kelas itu berhamburan dan terdapat asap mengepul dari dalam ruang kelas itu.     

Suara gaduh dan ledakkan itu terdengar sampai ke kelas lain, termasuk di kelas Larisa.     

"Bunyi apa itu?" tanya salah satu siswa yang ada di kelas itu.     

"Iya, bunyi apa ya?!"     

"Seperti bau terbakar!"     

Lalu beberapa siswa berlari melewati kelas Larisa, mereka sambil berteriak-teriak.     

"Akh serem!"     

"Gila, aku jadi trauma dengan Komputer!"     

Gumam para siswa yang tengah berlarian menjauh itu.     

Dan para penghuni kelas yang di tempati oleh Larisa itu pun seketika langsung berdiri dan menyaksikan anak-anak dari kelas sebelah yang berhamburan.     

      

"Hey! sudah-sudah ayo duduk kembali dan kerjakan tugas kalian!" teriak pengawas ruangan itu kepada para peserta ujian.     

      

***     

Jam pulang pun telah tiba, Alex sudah menunggu Larisa di parkiran motor nya.     

Dari kejauhan tampak Larisa yang berjalan santai sambil menggendong tasnya.     

"Larisa!" panggil Alex sambil melambaikan tangannya?     

Dan Larisa langsung menengok ke arah Alex lalu menghampirinya.     

"Loh, kamu sudah di parkiran motor saja, aku kira kamu belum keluar," ucap Larisa.     

"Ah, aku selesai 2 menit lebih cepat," jawab Alex.     

"Wah, keren!" puji Larisa.     

"Kok, tumben sih, kamu baru keluar, biasanya kamu paling cepat keluar duluan?" tanya Alex.     

"Iya, tadi komputerku eror, jadi terpaksa menunggu di betulkan  dulu,"     

"Oh, begitu."     

Lalu muncul Cindy dan Nathasya yang dengan heboh menghampiri mereka berdua.     

"Hey kalian jangan pergi dulu!" teriak Cindy yang super cerewet.     

"Ada apa sih?" tanya Larisa.     

"Tau enggak, di ruangan kelas no 4 ada kecelakaan ujian!" ucap Cindy antusias.     

"Hah, ujian bisa kecelakaan?" Alex tampak heran.     

"Iya, jadi komputernya meledak!" imbuh Nathasya yang juga tak kalah hebohnya.     

"Iya, gila serem banget, 'kan?"     

"Apa yang bunyi tadi ya?" tanya Larisa.     

"Iya, benar!" jawab Cindy penuh yakin, "dan kamu tahu tidak siapa siswi yang kecelakaan itu?" tanya Cindy kepada Larisa.     

Lalu Alex dan Larisa menggelengkan kepalanya.     

"Jadi, yang kecelakaan itu adalah Viola!" jelas Nathasya.     

"Hah! Viola?!" Larisa pun langsung kaget.     

"Iya, Viola! anak kelas 12B yang waktu itu berkelahi dengan mu!" tegas Nathasya.     

      

Seketika Larisa pun menjadi syok saat mendengar hal itu, dan dia langsung teringat dengan surat berdarah yang tadi dia terima dan belum sempat ia baca. Larisa curiga jika kejadian ini ada sangkut pautnya dengan surat yang dia dapat.     

"Eh, teman-teman aku pulang dulu ya, Ayahku sudah di depan nih!" tukas Cindy sambil menatap layar ponselnya.     

"Sama! Mamahku juga sudah menunggu di depan gerbang nih!" imbuh Nathasya.     

      

Akhirnya tinggallah Larisa dan Alex di parkiran motor itu.     

Lalau Larisa dengan segera merogoh saku bajunya. Dan membuka surat berdarah itu.     

"Ada apa Larisa? kenapa kamu panik begitu? memangnya ada apa?" tanya Alex yang heran.     

Tapi Larisa tak menjawab pertanyaan Alex itu.     

Dia masih sibuk membuka surat itu dan dalam surat itu bertuliskan.     

'ORANG YANG TELAH MENGUNCIKANMU DI TOILET TADI AKAN CELAKA HARI INI JUGA'     

      

"Apa?! jadi yang menguncikanku tadi Viola?!" Larisa begitu kaget dan syok.     

Begitu pula dengan Alex.     

      

      

      

To be continued.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.