Bullying And Bloody Letters

Di Culik



Di Culik

0Cinta terus menggandeng tangan Vero, lalu mengajaknya pergi ke suatu tempat.     
0

"Ini dimana?" tanya Vero.     

"Cinta menunjuk ke sebuah tempat yang tidak asing bagi  Vero.     

Sebuah taman bunga yang dulu sering mereka kunjungi.     

Tempat terakhir pula dia bertemu dengan Cinta.     

      

Lalu Cinta mengajaknya duduk di tempat itu, dan memandang suasana taman di malam hari, penuh lampu.     

Dan di hiasi kilauan bintang dan juga bulan.     

Suasana taman itu tak berubah, masih sama dengan suasana taman sekitar 3 tahunan yang lalu.     

Padahal pada kenyataannya. Keadaan taman itu sudah memiliki banyak sekali perubahan, bahkan sebagian taman sudah di bangun beberapa tempat hiburan seperti cafe dan juga tempat karaoke.     

Tapi karna ini bukan pertemuan biasa, karna melibatkan dimensi lain.     

Sehingga keadaan tidak sama dengan keadaan dunia nyata.     

      

Nampaknya malam ini, Cinta sedang mengajaknya bernostalgia dengan Vero.     

Tapi entah mengapa bukannya senang, Vero malah masih memikirkan raganya yang masih terbaring di atas tempat tidurnya.     

"Cinta, kenapa kamu mengajaku kemari?" tanya Vero.     

Lalu Cinta berbicara dengan bahasa isyaratnya.     

Yang artinya dia hanya rindu kepada Vero dan ingin menghabiskan malam ini berdua saja dengan Vero.     

"Lalu bagaimana dengan ragaku? Apa aku tidak akan bisa kembali lagi dan akan mati?" tanya Vero     

Lalu Cinta menggelengkan kepalanya.     

"Cinta, aku sekarang berpacaran dengan Mentari, apa kamu marah!" tanya Vero.     

Dan Cinta menggelengkan kepalanya lagi.     

"Lalu mengapa kamu membawaku kemari! Apa kamu tidak kasihan dengan, Tari?"     

Cinta kembali berbicara dengan bahasa isyaratnya.     

Bahwa dia membawa Vero kemari hanya ingin menghabiskan waktu bersama Vero. Karna jika nanti saatnya tiba, maka Cinta akan meninggalkan Vero, selamanya. Dan yang pasti, dia akan menyerahkan Vero sepenuhnya untuk Mentari.     

Tentunya jika urusannya di dunia sudah selesai.     

"Cinta, apa artinya setelah itu aku tidak akan bisa bertemu dengan mu seperti ini lagi?" tanya Vero.     

Cinta mengangguk, tampak raut kecewa di wajah Vero.     

Dia masih belum rela kehilangan Cinta sepenuhnya, walau dia sendiri tahu kalau Cinta tidak akan bisa bersatu dengannya, karna alam mereka yang sudah berbeda.     

Namun tetap saja dia tidak bisa memungkiri, bahwa bagaimana pun juga Cinta sangat berarti dalam hidupnya.     

      

      

      

***     

Malam pun semakin larut, dan Cinta mengajak Vero pulang, kembali dia menggandeng tangan Vero.     

Dan mengatarnya masuk kembali ke dalam raganya.     

Dan perlahan bayangan Cinta lenyap dari hadapannya.     

Kemudian Vero pun terbangun, dia sudah  berada di dalam kamarnya.     

Tubuhnya sudah bisa di gerakkan seperti biasa.     

Sepertinya dia tadi sedang mengalami sleep paralysis dan astral projection, tapi  entalah Vero, tidak tahu pasti tentang semua itu.     

Mimpi yang tadi serasa seperti nyata, tapi pada kenyataannya, dia memang hanya bermimpi.     

Lalu dia pun beranjak dari tempat tidurnya dan segera meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.     

      

      

Di bawah shower yang mengalir air membasahi rambutnya, Vero, tampak sedang memikirkan apa yang baru saja dia alami.     

      

Dia masih sedikit berat melepaskan Cinta, jika Cinta benar-benar akan pergi.     

Walau dalam kehidupannya sehari-hari dia tidak pernah bertemu Cinta secara langsung, tapi Vero merasa bahwa Cinta selalu ada dan menyertai di setiap langkahnya.     

Bahkan ketika malam tiba saat dia hendak memejamkan Mata, Vero merasa Cinta datang dan menemaninya.     

Kehadirannya terasa nyata, tapi Vero tak bisa menatapnya dengan mata kepala secara langsung.     

Hanya lewat mimpi, Vero dapat melihat wajah Cinta yang tak pernah berubah hingga kini.     

Seorang gadis lugu berwajah cantik bak bidadari dengan mata yang indah, berseragam sekolah.     

Dan karna hal itulah yang membuat Vero tidak melirik wanita lain.     

Yang ada di matanya hanya kah Cinta, namun  suatu ketika Cinta menemuinya lewat mimpi dan mengatakan bahwa sudah saat Vero mencari penggantinya, karna hidup Vero masih panjang, Vero butuh kebahagiaan dan tentunya pasangan hidup.     

Maka dari itulah Vero, mau melirik Laras, dia pikir Laras, adalah gadis yang baik dan bisa menjadi pasangan yang cocok, tapi pada kenyataannya, Laras bukanlah yang terbaik untuknya.     

Vero harus menerima kekecewaan saat dia mulai jatuh Cinta. Tapi untungnya dia mendapatkan pengganti seorang gadis yang tak kalah baik dari Laras yaitu Mentari.     

      

***     

      

Esok hari, Vero melakukan kegiatan seperti biasa. Bersiap-siap untuk pergi ke kantor.     

Tiba-tiba Melisa datang menghampiri Vero.     

"Hay, Vero! Selamat pagi!" sapa Melisa.     

Vero melirik sesaat, dan dia melengos kesal.     

Tak sepatah kata yang keluar dari mulut Vero, menjawab pertanyaan Melisa.     

"Vero! Mau sampai kapan kamu akan diam dari aku?" tanya Melisa.     

Vero membuka pintu mobilnya, lalu segera masuk dan meninggalkan Melisa.     

      

"Vero! Tunggu! Tunggu, Vero!" teriak Melisa.     

Tapi Vero tak peduli  dia tak menghiraukannya, dan langsung melajukan mobilnya dengan kencang meninggalkan Melisa.     

      

"Baik, Vero! Itu mau kamu! Aku sudah cukup lama bersabar, dan sepertinya sekarang sabarku benar-benar sudah habis!"     

Jemari Melisa mengepal dengan kencang, tatapan wanita bermata coklat itu tampak melotot tajam.     

      

"Kalau dengan cara halus tidak bisa meluluhkan hatimu, maka aku akan menggunakan cara yang kasar!" tegasnya.     

      

      

***     

Esok harinya.     

Seperti biasanya, Vero melakukan rutinitas sehari-hari.     

Dia sudah bersiap untuk pergi ke kantor, dengan pakaian rapi.     

Tak berselang lama mobil Vero pun melaju dengan kencang meninggalkan halaman rumahnya.     

      

Tapi di tengah-tengah perjalanan yang cukup sepi, tiba-tiba mobil Vero mogok, dan Vero pun segara keluar untuk memeriksa mobilnya.     

Dia membukan bagian bagasi depan untuk memeriksa bagian mesin.     

Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang.     

      

Vero pun kaget, tapi ketika hendak melawannya, tiba-tiba tubuhnya melemas, dan dia tidak berdaya lalu pingsan     

Rupanya Vero di bekap dengan sapu tangan yang sudah di lumuri obat bius, oleh seorang pria bertubuh kekar.     

      

Seseorang yang sudah membekap mulut dan hidung Vero, itu langsung menyeret tubuh Vero dan membawanya masuk ke dalam mobil.     

Dan di dalam mobil sudah ada pria bertubuh kekar satu lagi.     

Mereka membawa Vero ke suatu tempat yang cukup jauh.     

      

      

***     

      

Di sebuah ruangan, yang didominasi warna putih dan di penuhi dengan hiasan bunga-bunga, lilin aroma terapi, dan  Vero terbaring di sebuah ranjang yang empuk.     

Dan di sampingnya sudah ada Melisa yang sudah menggunakan gaun pengantin cantik.     

Tidur di samping Vero yang masih pingsan.     

Melisa tersenyum sambil mengelus rambut Vero dengan lembut.     

"Sayang, bangun, Sayang ...." bisik Melisa di telinga Vero.     

Perlahan-lahan Vero membuka matanya dan seketika Vero pun kaget melihat di sampingnya sudah ada Melisa tidur dalam satu ranjang dengan menggunakan pakaian pengantin.     

Bahkan dirinya juga menggunakan jas hitam rapi.     

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.