Bullying And Bloody Letters

Acara Pernikahan Laras Dan Alvin



Acara Pernikahan Laras Dan Alvin

0Dan acara tidak hanya sampai di situ saja.     
0

Kemudian muncullah sebuah kereta yang mengarak Mentari dan Vero keliling komplek perumahan itu.     

Dan di ikuti oleh para karyawan kantor Vero yang sudah berseragam aneh, dengan kostum ala-ala perajurit jaman dahulu.     

"Kak Vero! Sumpah ini berlebihan banget, Tari malu banget, Kak!" keluh Mentari.     

"Kenapa harus malu, lihatin mereka teriak-tetiak ikut bahagia karna kita sedang berbhagia!" jawab Vero.     

"Mereka itu nertawain kita, Kak?"     

"Ah, itu perasaan kamu aja!"     

"Ih, serius! Lihat mereka tertawa, pasti kita ini kelihatan aneh banget!"     

"Haha haha hahaha emang iya! Kamu kan emang aneh!" ledek Vero.     

"Ih maksudnya apaan?"     

"Ya aneh haha!"     

"Ih, aneh apanya?!"     

"Ya beneran aneh!"     

"Kan yang bikin acara, Kak Vero! Berarti yang aneh, Kak Vero, dong!"     

"Haha, iya! Lagian kita ini pasangan aneh yang sedang berbagia!"     

"Sumpah ini norak banget! Tapi seru juga haha!"     

Mereka pun di arak dengan kereta itu keliling komplek.     

Dan di belakang para anak buah Vero sambil bersorak-sorak.     

"Bos Vero mau nikah! Bos Vero mau nikah!"     

"Bos Vero mau nikah! Bos Vero mau nikah!"     

Ucap serempak para karyawan kantor Vero.     

Mereka begitu bahagia karna Vero akan segera menikah, apalagi Vero sudah cukup lama melajang.     

Yang mereka tahu Vero adalah seorang Jomblo abadi karna di usianya yang cukup matang belum juga mendapat pasangan.     

Mereka tidak tahu kalau sebenarnya Vero itu sudah memiliki kekasih yang sudah di pacarinya selama bertahun-tahun.     

Dan usianya terpaut jauh darinya.     

Dan selama ini dia melajang karna menunggu Mentari menyelesaikan pendidikkannya dari dia yang masih kelas satu SMA, sampai dia lulus perguruan tinggi.     

Dan sekarang akhir penantian dari seorang Vero.     

Acara pernikahan mereka akan dilaksanakan dalam waktu dekat, yang lebih satu bulan setelah acara lamaran ini.     

"Bos Vero mau nikah! Bos Vero mau nikah!"     

"Bos Vero mau nikah! Bos Vero mau nikah!"     

Teriak para karyawan itu terus menggema mengiringi arak-arakan acara lamaran Vero dan Mentari.     

Sedangkan Alvin dan Laras hanya bisa geleng-geleng kepala merasa takjub dan heran, dengan ide gila Vero ini.     

"Dasar Vero, udah tua bangka! Saking udah lama jomblonya, para karyawannya sampek girang begitu!" cerca Alvin.     

"Haha! Tapi Kak Vero so sweet juga ya!" puji Laras sambil tersenyum.     

"Kamu mau acara pernikahan kita nanti bakalan diadain acara kayak begini?" tanya Alvin.     

Seketika Laras pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.     

"Oh my God! Enggak banget! Alvin ini sih norak banget hahahaha haha!" jawab Laras.     

"Yang bener? Kalau kamu mau, aku bakalan suruh seluruh karyawan pabrik tekstil punya Papa biar ngarak kamu pas nikah nanti!"     

"Ah, enggak, Vin, peace!" Laras mengacungkan dua jarinya.     

"Katanya romantis?" ledek Alvin.     

"Ah, enggak aku tadi salah ngomong hehe!"     

***     

Dan setelah acara lamaran itu, seminggu kemudian, Laras dan Alvin pun menikah.     

Cukup lama mereka menjalin hubungan berpacaran, dan sekarang tiba saatnya mereka pun ke jenjang yang lebih serius yaitu sebuah pernikahan.     

Di dalam ruang ganti, tampak laras sudah mengenakan kebaya pengantin berwarna putih, dan Mentari sedang merias wajah Laras dengan telaten.     

Laras sengaja menyuruh Mentari untuk meriasnya, karna dia tahu kemampuan Mentari dalam merias wajah sangat baik.     

"Coba matanya di pejamkan sebentar, aku mau pakaikan bulu matanya," suruh Mentari kepada Larsa.     

"Ok, Bu Tari," jawab Laras.     

"Pasti kamu deg-degan banget ya?" tanya Mentari.     

"Ah, lumayan, sumpah dari tadi aku merasa panas dingin banget tahu!"     

"Masa?"     

"Iya, rasanya itu campur aduk banget, Tari. Rasa sedih, senang, berbunga-bunga semua jadi satu."     

"Wah, aku jadi ikutan deg-degan,"     

"Tenang kamu juga bakal rasain sendiri sebentar lagi, dan itu rasanya seperti gak bisa di ungkapkan dengan kata-kata," ujar Laras.     

"Laras, udah selesai belum?" tanya Ibunya laras dari belakang mereka duduk.     

"Belum Ma! Sebentar lagi! Iya kan Tari?" tanya Laras kepada Mentari.     

"Iya, sebentar lagi, Tante, tinggal pakai lipstik aja sudah selesai kok," jawab Mentari.     

"Ok, kalau begitu, Mama tunggu di depan ya!"     

"Iya, Ma!"     

Kambali Mentari melanjutkan riasan ke wajah Laras.     

"Ok, sebentar lagi ya, tinggal satu polesan lagi. Sekarang agak di buka mulutnya, Tari mau pakaikan lipstik, buat Laras, nih,"     

"Ok!"     

Setekah selesai merias wajah Laras, Mentari pun menuntun Laras, masuk ke dalam sebuah gedung yang sudah di siapkan untuk acara akad sekaligus resepsi.     

Tampak Alvin sudah duduk bersila menunggu kedatangan calon mempelai wanitanya.     

Dan ketika Laras datang dan duduk di sampingnta, mata Alvin enggan berkedip.     

Dia tak menyangka jika yang ada di hadapannya itu adalah Laras.     

Laras benar-benar tampak sangat berbeda dan dia nyaris tak mengenalinta.     

"Ini beberan, Laras?" lirih Alvin.     

"Menurut kamu?" tanya balik Laras dengan nada meledek.     

"Ya Laras lah! Masa Mbak Yuni!" jawab Alvin sambil tertawa.     

"Sassst... di belakang ada Mbak Yuni," lirih Laras.     

"Ada apa tuh, kok sebut-sebut nama Mbak Yuni?" sahut Yuni.     

"Hehe, maaf Mbak Yuni," lirih Alvin sambil menahan tawa.     

"Awas ya, panggil-panggi nama Mbak Yuni sekali lagi, nanti yang gantiin jadi pengantin Wanitanya Mbak Yuni loh!" Kelakar Yuni.     

"Ampun, Mbak Yuni! Jangan!" teriak Alvin.     

"Ssst... kalian ini jangan bercanda terus ini acara akad nikah loh, acara sakral, jangan bercanda mulu!" oceh Bram ayah dari Alvin.     

"Iya, Pa, siap!" sahut Alvin.     

Dan tak lama acara akad nikah pun dimulai.     

"Saya nikahkan dan kawinkan Alvino Bramomo bin Bramono, dengan Laras Diana Putri binti Rio Dinoto dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uang 1Juta dibayar tunai!" ucap sang penghulu.     

Dengan segera Alvin pun menjawab ucapan penghulu itu.     

"Saya terima nikah dan kawinnya Laras Diana Putri binti Rio Dinoto dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang satu juta di bayar tunai!" jawab Alvin dengan cepat tanpa jeda.     

"Bagiamana para saksi, apakah sudah sah?" tanya penghulu itu kepada para saksi.     

Dan para saksi itu menjawab dengan serempak.     

"SAH!"     

"Alhamdulillah!"     

Dan doa-doa pun kembali dipanjatkan, dan dilanjutkan denga acara resepsinya.     

"Wah, selamat ya, Laras!" tukas Mentari dengan wajah berbinar sambil memeluk sahabatnya itu.     

"Terima kasih," jawab Laras.     

"Selamat ya, Alvin!" ucap Vero sambil bersalaman dan di lanjutkan dengan berpelukan.     

"Iya, Vero! Kita bakalan tunggu kalian menyusul kita," ujar Alvin.     

"Tenang sebentar lagi kita akan menyusul kalian!" jawab Vero dengan tegas.     

"Wah, aku dan Laras juga sudah tidak sabar lagi ingin menghadiri di acara pernikahan Kalian berdua!" ujar Alvin.     

"Sabar, Vin, sebentar lagi, tinggal satu bulan lagi!" jawab Vero.     

"Oh, iya jangan berdiri aja dong, ayo cepat dimakan hidangan yang sudah kita siapkan ini," ujar Laras mempersilakan mereka untuk makan ditempat yang sudah di sediakan.     

"Iya, tenang kalau soal makan-makan, Vero! Ahlinya!" jawab Vero penuh percaya diri.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.