Gairah Nona

Bule pake Bikini



Bule pake Bikini

0Mirna menghela nafas. Pelik rasanya memikirkan ini semua. Dia pun segera memejamkan matanya berharap supaya bisa lupa akan masalahnya. Tetapi baru beberapa saat memejamkan mata, tiba-tiba ada yang mengetuk jendela kamarnya.     
0

***     

Siapa itu?     

Mirna tertegun ketika mendengar suara ketukan jendela kamarnya yang tertutup oleh korden. Namun, dia tidak bergeming dari posisinya yang terbaring miring membelakangi jendela. Perasaannya yang gundah bertambah kacau oleh suara ketukan di jendela malam-malam seperti ini. Tidak mungkin dilakukan oleh orang rumah, karena Mirna tahu sendiri mereka sudah tertidur kamar masing-masing. Lantas siapa?     

Dia begidik tatkala mengingat kejadian tadi pagi ketika dia sedang menjemur baju dan ada orang yang memanggilnya, tetapi ketika menoleh tidak ada seorang pun. Dia menerka-nerka mahluk apa yang sedang menganggunya saat ini.     

Tok...tok...tok...     

Suara itu terdengar lagi. Mirna semakin gelisah dalam ketakutan. tetapi dia tidak boleh terus-terusan dalam ketakutan. Orang bilang, semakin kita takut maka lelembut akan semakin gencar menganggu kita. Dia menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkanya secara perlahan. Dia mengumpulkan segenap keberaniannya.     

Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya. Dengan langkah perlahan, dia mendekati jendela itu. nafasnya menderu. Tatapannya terpusat ke arah korden jendela. kebetulan di sebelah itu di pasang lampu sehingga situasi gelap tidak terlalu menghantui.     

Tangannya mengulur, memegang ujung korden, bersiap untuk membukanya. Perasaannya berkecamuk. Tetapi, dia meyakinkan dirinya sendiri untuk berani.     

Sreggg!     

Dia terhenyak saat melihat Yuda diluar jendela dengan tatapan lurus ke arahnya. Wanita itu mundur sembari menutup mulutnya. Ingin dia berteriak keras, tetapi takut menganggu orang rumah yang sedang tertidur.     

Sosok bertubuh kekar itu menatapnya dengan pandangan datar sembari tersenyum tipis. Mirna bingung apakah dia beneran Yuda atau lelembut yang menyamar jadi Yuda. Terus ngapain dia di sana?     

Terakhir kali dia melihat Yuda di Rumah Belanda diatas bukit itu. dia dibawa oleh para demit ke dimensi lain. Tapi sekarang dia muncul dengan wajah yang sangat menyeramkan? Apa yang dia inginkan? Kenapa dia menemuinya tengah malam seperti imi.     

Jangan-jangan dia mau berniat cabul? Batinnya. Dia teringat kejadian yang masih membekas. Di culik dan diperkosa secara bergilir oleh teman kampusnya. Termasuk Yuda. Bisa dibilang , Yuda paling perkasa diantara teman-temannya yang lain. Kalau yang lain hanya bertahan paling lama lima belas menit, kalau Yuda sangat special. Bisa sampai berjam-jam. Bahkan sampai Mirna tidak sanggup lagi melayaninya sehingga Yuda menjadi sangat beringas dan tidak segan memukulnya.     

"Mau apa kamu di sini?" bentak Mirna dengan berani. Dia berani karena Yuda tidak mungkin bisa masuk melalui jendela itu, karena terdapat tralis besi yang tentu tidak memungkinkan orang luar untuk masuk.     

Yuda hanya terdiam yang membuat Mirna terheran-heran. Bibir pemuda itu tampak pucat seperti orang sakit. Tatapan matanya juga tidak nyalang seperti biasanya, melainkan datar sekali. Tetapi Pemuda itu memandangnya dari atas sampai bawah membuat Mirna sedikit risih.     

"Pergi kamu!" serunya sembari mengibaskan tanya. Sosok itu pun berlalu dari jendela kamar itu. Mirna menghembuskan udara yang sedari dia tahan karena tegangnya. Dia bergegas menutup korden jendelanya dan kembali merebahkan diri di kamar.     

Pikirannya terbersit pertanyaan besar tentang Yuda. Darimana dia? mau apa dia kesini malam-malam seperti ini?     

Ingin rasanya dia keluar dari rumah untuk mengikuti laki-laki itu. Tetapi dia tersadar bahwa malam yang gelap tidak memungkinkanya untuk melakukan hal itu. Siang saja sudah sangat ngeri. Apalagi malam seperti ini.     

Setelah cukup lama, dia terbengong sampai akhirnya matanya sangat berat. Beberapa kali dai menguap dan akhirnya tertidur.     

***     

Sementara di tempat lain, terlihat Zayn dan beberapa rekannya yang bekerja shift malam pun sedang beristihat di sebuah gazebo yang letaknya berada di sudut pabrik. Mereka sedang sibuk main game di ponsel mereka, kecuali Zayn yang hanya menggeser layar ponselnya, melihat foto-foto pernikahannya dengan Mirna. Dia tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Sejujurnya dia tidak menyangka, jika dia menikahi primadona kampus yang di sukai oleh Almarhum Rozak itu. Semua berkat pesan terakhir dari Rozak.     

Sudut Pabrik itu memang sangat gelap. bahkan di belakang gazebo itu terdapat pohon rambutan yang sedang tumbuh. Tiba-tiba bulu tengkuk Zayn berdiri. Dari ekor matanya, dia melihat wanita bule yang menggunakan pakaian ala noni belanda zaman dulu. Lelaki itu terhenyak. dia memejamkan mata sambil menggeleng-gelengkan kepala, tetapi sosok itu menghilang. Zayn mengernyit dahi. Mungkin karena dia agak sedikit ngantuk, makanya berhalusinasi .     

"Aku ke toilet dulu ya." Ujar Zayn kepada teman-temannya. Mereka yang sedang sibuk bermain hanya menyahut sekenanya saja tanpa menoleh sama sekali.     

Zayn ingin menghilangkan ngantuknya dengan mencuci mukanya. Begitu di depan kran wastafel, dia langsung menyalakannya dan membasuh mukanya dengan air. Tetapi dia merasa ada seseorang yang masuk ke dalam toilet dan masuk ke dalam salah satu bilik.     

Zayn langsung melihat dari pantulan cermin, dia merasa heran karena orang itu cepat sekali. padahal dia baru saja membasuh mukanya sekali.     

Klek, bilik itu terbuka, Pemuda itu terhenyak saat melihat seorang wanita bule yang menggunakan bikini saja sedang keluar dari bilik dengan goyang erotis, seakan-akan sedang menggodanya. Sontak kelaki-lakiannya hidup. Tetapi dia masih bisa mengontrol dirinya sendiri. Dia mengingat-ngingat bahwa di pabriknya tidak ada bule seperti dia, termasuk juga atasan semua yang kebanyakan adalah pribumi.     

Bule itu bergerak ke arah pintu dan menutupnya rapat-rapat, lalu dia kembali bergoyang erotis ke arah Zayn. Detik kemudian, tangan bule itu memegang pundaknya membuatnya panas dingin. Dahinya berkeringat. Betapapun, dia adalah lelaki normal. Seharusnya ini rezeki nomplok baginya. Tetapi kewarasannya mengatakan jangan menuruti hawa nafsu.     

Zayn memejamkan mata. Lalu dia berkata,"Jangan godai aku. Aku sudah memiliki seorang istri."     

Dia berpikir dengan berkata seperti itu, bule itu pergi dari hadapannya. tetapi, bule itu semakin nekad saja. Bule itu naik di atas meja wastafel tepat di hadapan Zayn. Begitu pemuda itu membuka matanya. Dia terbelalak saat melihat dua gundukan itu tepat di depan matanya. Dia meneguk ludah. Pikiran liarnya mulai menguasai, tetapi kewarasannya seakan tidak membiarkannya.     

Zayn menatap bule yang cantik itu dengan mengigit bibirnya sensual. Tapi entah kenapa, pemuda itu malah jijik dengan kelakuan bule itu.     

"Sudah aku bilang. Aku ini sudah beristri. Jangan ganggu aku! Mengerti kamu!" bentak Zayn sambil beringsut dari hadapan bule itu menuju keluar toilet.     

Begitu pintu tertutup, Bule cantik itu berubah menjadi Noni belanda yang mengerikan. Wajahnya tampak murka. Agaknya dia marah karena mendapatkan penolakan dari Zayn, lelaki sederhana yang sangat memikat hati demit seperti dia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.