PERNIKAHAN TANPA RENCANA

16. Wanita Pinangan



16. Wanita Pinangan

0Entah kenapa hati Mas Sardi sedikit bergemuruh ketika Ia mendengar bahwa Mba Ranti menyukai adiknya. Jadi selama ini kedekatan mereka di bumbui oleh perasan sepihak Mba Ranti yang baru saja terungkap. Bagaimana mungkin Ia menyukai seorang Kardi yang tidak pernah terpikir olehnya sekalipun. Bahwa seorang Ranti akan menyukai adiknya yang terang-terangan tidak mempunyai perasaan apa pun kepadanya.     
0

"Kardi?!" Mas Sardi tidak mampu memendam rasa penasarannya ke pada Mba Ranti.     

Mba Ranti menatapnya. Seolah mengerti ada tanda tanya besar di mata Mas Sardi yang menandakan kenapa. Mba Ranti pun tersenyum.     

"Iya mas, Laki-laki itu Mas Kardi adekmu. Sampean enggak salah dengar."     

"Iya. Tapi kenapa? Kenapa Kenapa Kardi Ran. Adikku yang..." Mas Sardi tidak melanjutkan kalimatnya.     

"Memangnya salah mas, kalau kita jatuh cinta. Kita tidak memilih akan jatuh cinta pada siapa dan bertahan untuk siapa." Mas Sardi hanya mengangguk di buat oleh Mba ranti merenung.     

"Tidak ada yang salah Ran. Aku hanya terkejut dan tidak menyangka."     

Mas Sardi pun menyudahi percakapan mereka. Lalu Ia kembali mencangkul bersama ayahnya. Sementara Mba Ranti menyusun bakulnya lalu beranjak pulang setelah pamit kepada ayah.     

Di benak Mas Sardi terasa banyak sekali pertanyaan. Perasaan tidak menyangkanya terus mengganggu. Ia bahkan sesekali mendesah tak jelas. Hal itu tak luput dari pandangan ayah.     

Hari pun berlalu. Mas Sardi bergegas menemui Kabul. Sementara Kabul sedang sibuk mengurusi misi berikutnya.     

Tepat setelah sampai di rumah Kabul. Ia menunggunya selama berjam-jam namun kabul tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Ibu kabul menyuruhnya untuk kembali lagi sore nanti.     

Akhirnya Mas Sardi pun pulang dengan tangan kosong. Sepertinya Ia melewati hari ini dengan sia-sia. Ia bahkan meliburkan diri dari agendanya pagi ini yaitu mencangkul. Tapi ia malah tidak bertemu dengan Kabul. Sementara hatinya di penuhi ribuan perasaan tak karuan.     

Malam pun menjelang. Mas sardi masih duduk di teras rumah dengan segelas kopi dan kretek-kretek nya. Satu di tangannya Ia sasapi bersama dengan renungannya yang di penuhi kebimbangan.     

Kabul nampak berjalan tergesa. Mas Sardi tak melihat raut wajah Kabul namun Ia tahu pasti Kabul dalam kondisi serius kali ini. Hal itu membuat Mas Sardi menyambutnya dengan serius pula.     

Kabul pun sampai pada Lincak yang Mas Sardi duduki saat ini. Ia menjatuhkan pantatnya lalu menghempaskan napas keras.     

Mas Sardi mengernyitkan dahinya ia lalu memegang pundaknya.     

"Kenapa Bul. Kamu ini. Membawa aura negatif saja."     

"Kesal saya! Pokoknya kesal sekali."Ungkap Kabul     

"Apa-apaan kamu ini datang-datang kok kesal-kesal enggak jelas."     

"Gimana ini Di. Saya tidak bisa membantumu dengan becus. Gagal semua gara-gara sundal itu."     

"Maksud kamu?"     

Kabul pun mulai menceritakan kronologi apa yang dia alami seharian ini.     

Di mulai dari dia mendengar ibunya menyampaikan berita bahwa di pasar sedang ramai tentang kabar hubungannya dengan Darwati. Awalnya orang-orang ini mendukung hubungan wito dengan darwati berkat pencitraan yang ibu Darwati sebarkan.     

Mendengar hal tersebut Kabul langsung bergegas menemui keluarga Darwati. Saat itu Ia di sambut dengan baik oleh Pak Soleh dan istrinya. Namun sebenarnya kabul sudah geram di sana. Meski tidak menampakkannya di depan mereka.     

Istri Pak Soleh tiba-tiba menanyakan tentang kedatangan orang tua Mas Sardi, cerita Kabul pada mas Sardi. Dia mengatakan jika lebih cepat lebih baik. Sementara Pak Soleh hanya pasif di sana. Ia hanya diam dan sibuk menyesapi rokoknya.     

Lalu kabul pun menyampaikan maksudnya. Bahwa hubungan antara Mas Sardi dan Darwati tidak bisa di lanjutkan. Hal itu langsung membuat raut wajah berubah masam dan meninggikan suaranya. Ia bertanya mengapa.     

Kabul menjawab seperti yang di perintahkan Mas Sardi bahwa Darwati menolak Mas Sardi. Bahkan Darwati memiliki kekasih.     

Namun ibu Darwati mengelaknya. Ia bahkan tidak terima dengan apa yang anaknya lakukan. Ia berusaha membujuk Kabul. Bahwa cerita yang kabul sampaikan itu sama sekali tidak benar. Sementara kabul sudah tidak menerima alasan lagi. Namun Ibu Darwati ini terus saja ngotot bahwa Darwati bisa meninggalkan pacarnya itu dan segera menikah dengan Mas Sardi.     

Mendengar Ibunya begitu ngotot, darwati pun keluar dan berurai air mata. Ia memohon-mohon kepada Ibunya itu untuk mengikhlaskan keputusan Mas sardi. Namun Ibu Darwati tidak menghiraukan Darwati. Dia terus membujuk Kabul. Sampai akhirnya keluarlah alasan dari Ibu darwati mengapa Ia bersikukuh menikahkan darwati dengan Mas Sardi. Alasannya adalah supaya darwati bisa menguasai harta kekayaan keluarga Kabul yang memiliki banyak tanah.     

Mendengar alasan Ibu darwati itu membuat kabul tersenyum kecut. Itu lah kenapa Ibu Darwati ini buru-buru menyebarkan berita tentang pernikahan Mas Sardi dan Darwati padahal lamaran saja belum. Ternyata Ia menyimpan maksud tersembunyi yaitu demi bisa menguasai harta keluarga Mas Sardi.     

Kabul pun akhirnya berpamitan kepada mereka dan menyampaikan bahwa keputusan Mas Sardi untuk meminang Darwati sudah berakhir. Nampak Ibu Darwati nanar dan kecewa. Ia bahkan memukuli Darwati yang sedang menangis tersedu-sedu.     

Masalah tidak berhenti sampai di situ. Karena misi kali ini gagal total. Kabul pun bergegas melanjutkan misi berikutnya. Ia mendatangi rumah Rusmini.     

Nampak di sana hanya Ibunya yang menyambut kabul. Belum sampai kabul mengucapkan kata-katanya. Ia sudah ditanya tentang kejadian atau kronologi Mas Sardi dan darwati. Lalu Kabul pun mengatakan yang sebenarnya. Namun aneh nya ibu rusmini ini malah ngotot kalau mengatakan bahwa itu karena salah Mas Sardi yang punya masa lalu buruk sehingga darwati menolak.     

Mendengar kata-kata Ibu rusmini pun kabul sedikit menghela napas. Ia bahkan belum sempat menyampaikan maksud kedatangannya. Namun Ibu Rusmini dengan halus sudah menolak Mas Sardi untuk menjadi mantunya. Alasan masa lalu lah yang menjadi pokok penolakannya.     

Kabul pun meninggalkan rumah Rusmini. Ia kemudian bergegas ke rumah Sari. Di rumah sari ada lengkap ayah Ibunya. Mulanya Ia khawatir tidak ada orang. Karena keluarga Sari ini terkenal tertutup. Pintu rumahnya juga selalu tertutup. Namun ternyata di dalam rumah keluarga mereka masih lengkap.     

Kabul pun menyampaikan niatnya datang ke rumah mereka. Mendengar penuturan kabul membuat ekspresi kedua orang tuanya terdiam. Kabul tak bisa membaca arti raut wajah mereka. Apakah mereka khawatir, atau menolak.     

Lalu kabul pun mempertanyakan apakah mereka menerima pinangan Mas Sardi atau tidak. Mereka tidak menjawab pertanyaan Kabul malah saling pandang memandang. Seperti ingin menjelaskan sesuatu namun terasa sulit.     

Beberapa menit kemudian mereka menjelaskan kenapa mereka terlihat bingung. Sebenarnya kabul sendiri belum pernah bertemu dengan Sari. Maka tanpa menjelaskan panjang lebar, ayah sari pun mengajaknya masuk ke dalam dan melihat keadaan Sari.     

sebenarnya apa yang telah terjadi dengan Sari?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.