PERNIKAHAN TANPA RENCANA

64. Surat Dari Rania



64. Surat Dari Rania

0Rania yang masih bingung itu pun meminta waktu sampai tiga hari untuk bernegosiasi dengan Lukas. Dan mereka menyetujuinya.     2

Rania tanpa di temani siapa pun pergi sendirian ke rumah Lukas yang besar itu. Lukas menyambutnya dengan senyuman yang terkesan sopan. Ia juga memperlakukan Rania dengan sopan layaknya wanita. Lukas pun menanyakan alasan kedatangan Rania kepadanya. Rania pun dengan jujur memberitahukan kedatangnnya saat itu juga. Ia membutuhkan uang. Ungkapnya.     

Lukas pun menarik napas. Menjadi orang kaya baru membuatnya merasa di kejar-kejar banyak orang karena uangnya. Awalnya ia risih. Namun kini menjadi phobia. Ia merasa marah ketika ada seseorang yang membicarakan unag dengannya. Tiba-tiba pikiran licik lukas pun berputar. Ia akan menyanggupi penjualan tanah itu dengan harga yang Rania tawarkan namun denga syarat. Rania harus mau menjadi istrinya.     

Rania tidak menjawab tawaran Lukas. Ia dalam kebimbangan yan gbesar saat itu. sementara saat itu ia bahkan tak punya seseorang untuk bersandar. Itu lah yang aku sesalkan. Kenapa ia sampai tak berpikir untuk mendatangiku? Aku benar-benar menyesal tidak bisa hadir di tengah masa-masa sulitnya.     

"saat itu lah Rania anakku satu-satunya dalam kebingungan. Sementara aku hanya bisa kabur. Namun akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang." Cerita pak karto.     

Pak Karto akhirnya pun pulang. I apulan dengan pakaian lusuh dan terlihat tidak terawat. Kumisnya pun bermunculan. Rania yang mendapati ayahnya pulang pun segera memeluknya. Dengan tangis akhirnya Rania menjelaskan semua kejadian yang Ia alami selama ayahnya itu tak berada di rumah. Sayangnya ayahnya itu datang terlambat. Rania keburu telah menandatangani surat perjanjiannya dengan Lukas.     

Ayahnya terduduk lemas. Ia tak menyangka sikapnya yang pengecut akan membawa anaknya kepada mimpi buruk itu. namun hari berikutnya Pak Karto mulai berpikir. Jika Rania bersama Lukas maka masa depannya akan terjamin. Belum lagi Lukas itu duda. Seharusnya tak akan ada masalah sampai di sini.     

Masalahnya adalah Pak Karto tak tahu kalau hubungan antara Rania dan aku sebenarnya belum berakhir. Namun Rania tak pernah bercerita tentang itu kepadanya.     

Nasi sudah menjadi bubur. Apa yang sudah Rania mulai pun harus di mulai. Akhirnya ia pun menikah dengan Lukas. Tanpa aku ketahui. Entah bagaimana Lukas menutup mulut semua orang sampai tak memberi tahu aku tentang peristiwa itu.     

Setelah pernikahan itu tentu saja Lukas membawa Rania ke rumah besarnya. Awalnya pak Karto begitu ikhlas Rania di bawa ke sana. Di tambah dengan sikap Lukas yang begitu sahaja. Namun kemudian ia baru menyadari bahwa Lukas sebenarnya punya kelainan sampai ia ,mendapati putrinya pulang dengan tergopoh-gopoh dan menangis.     

Tetapi ayah tak sempat menanyainya. Ia hanya menemukan catatan yang ditulis oleh Rania. Sesaat setelah Rania di seret paksa oleh bodyguard Lukas. Pak Karto melamun setelah Rania hilang dari pandangannya. Perasaannya yang selama ini tak enak ternyata karena kondisi anaknya itu. ia membaca catatan kecil di lantai yang Rania tulis. Semua berisi tentang sikap buruk Lukas.     

Beberapa hari setelah kejadian itu. Pak Karto di paksa pindah oleh pengawal-pengawal berbadan besar yang Lukas kirimkan. Rumah yang sebenarnya adalah sisa terakhir harta yang Ia punya pun akhirnya di ambil juga oleh Lukas dengan tak tik liciknya. Pak Karto yang berbadanlemah dan tua hanya menuruti perintah mereka. Hingga akhirnya Ia terdampar di kos-kosan kecil yang di bayarkan oleh Lukas. Hingga akhir hayatnya, pak Karto tak pernah bertemu dengan Rania lagi.     

Aku masih menyimpan catatan itu hingga kini. Aku yakin suatu saat itu bisa menjadi barang bukti yang akurat untuk menelanjangi si Lukas itu." di akhir cerita Bang Sigit nampak meraup mukanya yang kusut dan menetes setidaknya sekali sebuah air mata di sana. Aku yang mendengar kisah itu pun merasa bergidik ngeri. Bagaimana dengan nasibku kelak?     

"Bang aku tidak bisa berkata apa pun terhadap ceritamu. Aku bahkan merasa terlau ngeri untuk membayangkan kenyataannya." Ucapku.     

"Sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengan Rania. Sejak saat kita bertemu di teras rumah Lukas waktu itu. mereka selalu bilang kalau rania sedang liburan. Dan tak pernah berubah."     

"Apa tidak ada yang melaporkan ke polisi?" tanyaku. Bang sigit terlihat menggeleng.     

"Tak ada polisi yang berani menyelidikinya. Apa lagi dengan bukti yang hanya secuil kertas." Aku mangut-mangut mendengar jawaban bang Sigit.     

"Lalu kenapa Bang Sigit menertawakanku kemarin?" tanyaku menyelidik.     

Bang sigit menatapku dengan tatap yang lemah.     

"Aku tidak sedang menertawaimu mba Santi. Aku sedang menertawai Masmu yang keterlaluan itu. aku berulang kali ercerita tentang Lukas. Tapi dia selaluberkata bahwa aku sebenarnya cemburu dengan kesuksesannya. Aku tidak perlu cemburu dengan Lukas aku sudah berkecukupan bahkan dari sebelum Lukas seperti sekarang. Justru aku senang saat itu mendengar Lukas menjadi orang kaya. Aku tidak perlu melihatnya siang malam kerja menahan lelah. Aku tidak tahan. Kasian. Tapi aku tidak menyangka kalau manusia bisa berubah bagai siang dam malam." Aku pun mengangguk setuju dengan alasan Bang Sigit.     

"Kira-kira menurut Bang Sigit apa yang membuat Mas ku begitu gigih ingina aku menikah dengannya?" tanyaku mencoba mencari solusi dari orang yang akhirnya aku percaya ini.     

"aku tidak tahu pasti. Tapi yang Jelas Mas Mu itu membutuhkan uang yang sangat banyak. Sebenarnya dia mau menjual tanah yang ditanam sawit itu. sudah di tawarkan makelar bahkan mereka menawariku. Namun akhir-akhir ini terdengar santer kabar pernikahan kalian sehingga aku yakin sumber dananya berubah menjadi Si Lukas itu." ucap Bang Sigit.     

"Pernikahanku? Jadi semua orang sudah tahu?" tanyaku. Bang Sigit mengangguk.     

"Aku tidak tahu benar atau salah. Tapi yang jelas empat tahun terakhir ini, setiap tahun kabisat Lukas itu selalu menikah. Kami para pekerja di persawitan selalu menanti-nanti siapa jodoh Lukas berikutnya. Dan ternyata yang berikutnya adalah kamu." Ucapnya.     

"Tahun kabisat?" dahiku berkerut. Ia mengangguk.     

"Bagaimana kalian bisa menyadari itu?" tanyaku.     

"Itu karena tanggal pernikahanny selalu dua puluh delapan di akhir februari. Awalnya itu hanya satu orang di antara kami yang menyadari. Namun kemudian ia membaginya. Dan mulai hari itu kami menandai. Setiap tanggal tersebut pastilah akan di gelar pesta besar di istananya Lukas." Tutur Bang Sigit. "Dan yang harus kamu tahu fakta mengerikan berikutnya adalah tanggal itu adalah tepat dengan tanggal kematian anak dan istrinya." Bang Sigit berbisik kepadaku yang membuatku bergidik ngeri.     

"Benarkah!?" Aku terperanjat. Mataku membelalak medengar cerita Bang Sigit.     

"Bolehkan aku melihat surat yang di tulis oleh Rania itu Bang.?" Pintaku padanya yang sebenarnya aku sudah penasaran sejak tadi.     

Ia lalu membuka dompetnya. Di ambilnya sebuah kertas yagn terlaipat menjadi beberapa lipatan itu. hingga terlihat usang karena terlalu lama bersemayam di dopet Bang Sigit. Ia membukanya dengan pelan lalu memberikannya kepadaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.