Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Impian



Impian

0"Itu wanita yang ada di berita, kan?" bisik salah satu pegawai toko tersebut.     
0

"Ia yang merebut tunangan orang lain? Dasar tidak tahu diri..."     

Dua pegawai wanita itu sedang membicarakan Anya sambil memandangnya dengan tatapan yang sinis dan menghina.     

"Untuk apa ia datang ke sini? Jangan bilang ia mau bekerja di sini!" kata salah satu dari mereka sambil menunjukkan raut wajah yang jijik.     

"Buat apa ia bekerja di sini lagi? Toh, ia sudah punya seorang pria kaya," jawab rekannya dengan sinis. Kemudian, mereka terus membicarakan Anya sambil tertawa cekikikan.     

Jarak kedua wanita tersebut tidak terlalu jauh dari Anya sehingga Anya bisa mendengar semua kata-kata mereka. Entah mereka tidak sadar atau mereka memang tidak peduli dan sengaja agar Anya bisa mendengar sindiran mereka ...     

Meski ia tidak berbuat salah, rasa malu dan sakit hati tetap muncul di hati Anya. Ia tidak tahu mengapa semua orang memperlakukannya seperti ini. Ia merasa seperti ditelanjangi di depan umum dan dikelilingi oleh semua orang yang menghinanya habis-habisan atas kesalahan yang tidak ia lakukan.     

Tetapi ia tidak boleh mundur. Mimpinya sudah berada tepat di depan matanya. Ia tidak boleh menyerah.     

Anya menggertakkan giginya dan menarik napas dalam-dalam, memaksa dirinya untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangannya dan menguatkan tekadnya untuk mencapai apa yang ia inginkan. Persetan dengan omongan semua orang!     

Pada saat itu, tiba-tiba saja seorang pria datang menghampirinya. "Apakah kamu Anya?" tanyanya. Dari tanda pengenal yang ada di bajunya, Anya menyadari bahwa pria itu adalah manajer toko ini.     

"Iya, nama saya Anya. Seseorang kemarin menelepon saya, meminta saya datang untuk wawancara menjadi asisten parfumeur," kata Anya dengan sopan     

Pria itu mengulurkan tangannya dan Anya langsung menjabat tangannya, "Aku Ben, manajer toko ini. Ikutlah denganku!" kata pria itu dengan dingin. Sikap dingin Ben bukan seperti sikap orang-orang lain yang merendahkan status Anya. Sepertinya memang pria itu memiliki sifat yang dingin kepada siapa pun.     

Mereka berdua berjalan menuju ke lantai atas toko, tempat parfum-parfum yang dijual di etalase diracik. Sambil berjalan, Ben menjelaskan mengenai tugas sebagai asisten parfumeur di tempat tersebut. "Asisten di toko kami bertanggung jawab untuk membantu parfumeur menciptakan sebuah parfum baru atau membuat parfum dengan resep dari parfumeur. Asisten juga akan menangani bahan-bahan baku dari awal pembuatan parfum. Sebagai seorang asisten, kamu harus bisa membantu toko ketika sang parfumeur pergi dinas atau mengambil cuti."     

Anya mendengarkan penjelasan Ben dengan seksama agar tidak melewatkan penjelasan mengenai tugasnya di masa depan.     

Ia merasa sangat senang dengan tanggung jawab pekerjaannya itu. Ia bisa mendapatkan kesempatan untuk membantu parfumeur membuat parfum secara langsung. Ia juga bisa mempelajari berbagai bahan baku yang akan digunakan untuk membuat parfum. Ini benar-benar pengalaman yang ia butuhkan!     

Selain itu, ia juga akan membantu toko untuk menghadapi pelanggan ketika dibutuhkan. Dengan itu, ia bisa mencari tahu kebutuhan dan selera dari para pelanggan.     

"Saya bisa melakukannya!" kata Anya. Ia siap untuk melakukan apa pun yang diperintahkan.     

Pria itu mengangguk dengan puas, "Dari resume-mu, aku melihat bahwa kamu berkuliah di jurusan teknik kimia. Apakah kamu memang ingin menjadi seorang parfumeur?"     

"Ya, keluarga saya memiliki taman bunga. Sejak kecil saya selalu berurusan dengan tanaman dan saya sangat peka terhadap aroma. Cita-cita saya adalah untuk menjadi seorang parfumeur," jawab Anya dengan bersemangat.     

"Hmm … Selain itu, keahlian apa lagi yang kamu miliki untuk membantu toko kami?" tanya Ben pada Anya. Ia menanyakan pertanyaan tipikal yang memang akan muncul dalam wawancara kerja.     

"Saya juga mengambil kelas bisnis untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan pelanggan. Saya mahir berbahasa Inggris dan saat ini saya sedang mempelajari bahasa Perancis," tambah Anya. Ia menunjukkan keahliannya dengan cara yang sangat sederhana dan rendah hati.     

Ben merasa sangat terpukau dengan kemampuan Anya. Ia sudah mengetahui berbagai rumor yang beredar mengenai Anya, tetapi ia tidak langsung mempercayainya begitu saja. Dengan melihat wanita itu secara langsung seperti ini, ia bisa menilainya sendiri.     

Anya tidak hanya cantik, ia juga memiliki karakter yang baik. Cara bicaranya menyenangkan, membuat orang yang mendengarkan tidak bosan. Ia juga memiliki banyak keahlian.     

Tidak heran Aiden Atmajaya tertarik pada wanita ini...     

"Apakah kamu memahami mengenai rempah-rempah? Apa kamu bisa membedakannya?" potong seorang wanita dengan tiba-tiba. Ia berjalan keluar dari kantor pemilik toko dengan langkah yang elegan. Baju yang ia kenakan terlihat mewah, membuat perawakannya yang anggun tampak lebih menawan.     

Imel Tahir …     

Anya terkejut saat melihat wanita itu. Ia datang untuk wawancara di Rose Scent. Bagaimana bisa ia tiba-tiba saja bertemu dengan kepala parfumeur dan juga bos dari Amore? Bukankah kedua perusahaan ini bersaing satu sama lain?     

Saat Anya masih tenggelam dalam pikirannya, seorang wanita lain muncul di belakangnya. Wanita itu bertubuh tinggi. Matanya terlihat sangat indah dan bijaksana. Keindahan itu tidak bisa tersembunyi meski matanya dibingkai oleh kacamata berwarna emas. Wanita itu terlihat masih muda, berusia sekitar 30 tahun. Baju mahalnya ditutupi oleh sebuah jubah laboratorium berwarna putih.     

"Kak Imel, apakah kamu mau menggantikanku untuk mewawancarai calon asisten ini?" kata wanita itu.     

Imel mengamati Anya sejenak, sebelum berkata sambil tersenyum, "Esther, aku rasa gadis ini memiliki potensi dan ruang untuk berkembang. Jika kamu tidak mau memberinya pekerjaan, ia bisa bekerja di tempatku. Kebetulan aku sedang membutuhkan asisten."     

Wajah Anya sedikit memucat saat mendengar hal itu. Tatapan enggan sedikit terpancar dari wajahnya tetapi ia segera menyembunyikannya. Ia tidak ingin menjadi asisten Imel Tahir.     

"Kak Imel, katanya kamu datang untuk mengunjungiku. Mengapa kamu malah mau merebut asistenku?" Esther langsung memotong Imel, tidak memberi ruang bagi wanita itu untuk bernegosiasi. Keningnya sedikit berkerut saat mendengar kata-kata Imel.     

Diam-diam, Anya menghela napas lega. Jika memang Rose Scent tidak menerimanya, lebih baik ia mencari perusahaan lain daripada bekerja di Amore. Ia benar-benar tidak mau bekerja di Amore.     

"Tenang saja. Aku hanya bercanda," jawab Imel sambil tertawa kecil. Setelah itu, ia segera berpamitan pada Esther. "Sepertinya kamu sedang sibuk. Kalau begitu, aku pamit pulang terlebih dahulu."     

Ia berbalik sambil melambaikan tangannya.     

Saat melewati Anya, Imel tampak mengamatinya dengan seksama seolah sedang menilainya. Anya hanya bisa menundukkan kepalanya dan tidak melihat ke arah Imel sama sekali.     

"Ibu Esther, ini Anya yang melamar untuk menjadi asisten parfumeur. Ia sedang kuliah di jurusan teknik kimia dan juga mengambil kelas bisnis. Ia mahir berbahasa inggris dan bisa berkomunikasi dengan bahasa Perancis." Begitu Imel pergi dan sudah tidak terlihat lagi, Ben langsung memperkenalkan Anya pada Esther dan menjelaskan profilnya secara singkat.     

"Hmm …" Esther memandang Anya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Ayo ikut denganku!" Esther langsung berbalik tanpa menunggu jawaban Anya dan berjalan menuju ke ruang kantornya.     

Anya tertegun sejenak. Ke mana Esther akan membawanya pergi?     

Ketika melihat tatapan ragu Anya, Ben langsung menyuruhnya untuk mengikuti Esther, "Turuti perintahnya. Ia adalah bos dan juga kepala parfumeur perusahaan ini."     

Anya mengangguk pada Ben dan mengucapkan terima kasih karena telah menjelaskan semuanya kepadanya. Setelah itu mengikuti Esther dan masuk ke dalam ruang kantornya ...     

Author's Note:     

"Terima kasih para pembaca.     

Mulai besok saya sudah bisa upload 2 sampai 3 chapter sehari,mohon dukungan nya yah.     

Karena 1 September 2020 saya akan mengeluarkan privilege atau hak istimewa hingga bisa membaca 25 chapter lebih awal ,dan mohon dukungan agar saya bisa 100% bekerja sebagai penulis,karena tanpa dukungan kalian saya tidak akan bisa seperti sekarang ini.     

Bagi teman-teman yang bingung untuk membeli koin,bisa mendapat an informasi nya di bawah ini.     

Link : https://bit.ly/3hKFb7S     

Happy Reading and Love you all"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.