Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Saingan



Saingan

0"Kami adalah sepasang kekasih. Tetapi tiga tahun yang lalu, Anya menerima sejumlah uang dari ibuku dan memutuskan hubungan denganku. Aku langsung pergi ke luar negeri karena sangat marah pada saat itu …" Senyum tipis tersungging di wajah Raka saat mengatakannya. Senyum itu menunjukkan rasa penyesalan yang ia rasakan di dalam hatinya. Penyesalan karena telah pergi meninggalkan Anya. Penyesalan karena tidak kembali lebih cepat ...     
0

"Hah!? Jadi, kamu tiba-tiba pergi ke luar negeri itu karena Anya? Aku pikir ..."     

"Kamu pikir itu kemauanku sendiri?" tanya Raka sambil tersenyum kecut. "Aku patah hati saat itu. Aku ingin menjauh darinya, berusaha untuk melupakannya. Tetapi selama tiga tahun terakhir ini aku malah selalu memikirkannya."     

Nico hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya meski ia tidak merasa gatal. Ia tidak tahu harus berbuat apa karena situasinya sangat rumit. "Kamu tahu sendiri sekarang Anya bersama dengan Pamanku dan kamu tahu sendiri Pamanku pria seperti apa. Aku tidak perlu menjelaskannya lagi kan kepadamu." Nico tidak ingin mengatakan hal yang buruk mengenai Aiden. Bagaimanapun juga, Pamannya itu adalah idolanya. Ia sangat menghormati dan menyayangi Aiden.     

Benar sekali. Nico tidak perlu memperjelasnya lagi. Raka tahu bahwa jika ia terus memikirkan mengenai Anya, itu sama saja dengan cari mati.     

"Aiden sudah memperingatkanku bahwa ia akan bertindak kalau aku masih berusaha menghubungi Anya." Mata Raka terlihat penuh dengan rasa sakit hingga terlihat sedikit berkaca-kaca. "Tetapi aku tahu bahwa Anya terpaksa bersama dengan Pamanmu. Ia tidak ingin bersama dengan Aiden. Bagaimana mungkin aku bisa diam saja saat mengetahui hal itu?"     

Nico menepuk bahu Raka dengan pelan, berusaha untuk menghiburnya. Setelah itu, ia menghela napas panjang. Sahabatnya ini benar-benar tidak tahu apa-apa. Sepertinya tidak ada pilihan lain selain mengungkapkan yang sebenarnya. Jika hubungan Aiden dan Anya terus dirahasiakan dari Raka, pria itu tidak akan berhenti mengejar Anya.     

"Kita adalah teman baik, jadi aku tidak ingin merahasiakan apa pun darimu. Hanya kamu yang tahu mengenai hal ini. Mereka berdua sebenarnya sudah menikah. Jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun," kata Nico.     

Kalimat itu seperti guntur di siang bolong, menyambar Raka secara tiba-tiba.     

"APA?" Raka menoleh, menatap Nico dengan sangat terkejut. Matanya terbelalak. Ia tidak mempercayai apa yang baru saja ia dengar.     

Tidak pernah sekali pun terlintas di benaknya bahwa Aiden dan Anya sudah menikah. Ia pikir, Anya hanyalah kekasih Aiden. Berita ini sungguh tidak terduga baginya ...     

"Pamanku bilang mereka sudah menikah, tetapi karena Anya belum lulus kuliah dan Pamanku baru saja membatalkan pertunangannya dengan Natali, ia memutuskan untuk menyembunyikannya secara sementara. Ia tidak ingin mencoreng nama baiknya maupun Anya," jelas Nico.     

Ia mengatakannya sambil melirik ke arah Raka. Nico memberi peringatan pada sahabatnya itu bahwa ia juga tidak akan tinggal diam jika Raka melakukan apa pun yang mengganggu Aiden, meski mereka adalah teman baik sekali pun. Karena bagaimana pun juga, hubungan darah lebih kental daripada pertemanan. Ia pasti akan memilih untuk membela Aiden dibandingkan Raka, apalagi dalam masalah ini, Raka memang tidak seharusnya ikut campur dalam hubungan Aiden dan Anya.     

"Aku tidak tahu apakah Pamanku berbohong atau tidak, tetapi tidak ada gunanya juga ia berbohong kepadaku. Mungkin juga pernikahan mereka hanya sementara, sebatas pernikahan kontrak. Tetapi selama Anya masih menjadi kekasih Pamanku, kamu harus menjauhinya. Kalau tidak, kamu sendiri yang akan terluka nanti!" lanjutnya.     

Nico memang sangat kekanak-kanakan. Ia terbiasa dimanja sejak kecil sehingga sifatnya yang periang dan seperti anak kecil terus terbawa hingga dewasa. Namun, pada saat-saat yang dibutuhkan seperti ini, ia juga bisa berpikir dan bertindak dengan jernih. Ia bisa menyelesaikannya secara dewasa.     

Raka terdiam saat mendengar kata-kata Nico. Ia tidak mau menjauh dari Anya. Saat ini, ia melihat mantan kekasih yang masih dicintainya berada di bawah kendali pria seperti Aiden. Anya bahkan tidak berani melawan Aiden sama sekali. Bagaimana mungkin ia bisa merasa tenang membiarkan Anya bersama dengan pria seperti itu?     

"Ibu Anya dulu bercerai dari Ayahnya karena masalah perselingkuhan. Itu sebabnya, ibunya membawa Anya pergi dari Keluarga Tedjasukmana setelah perceraian mereka sehingga menyebabkan Anya tidak bisa merasakan kasih sayang dari Ayahnya. Anya tahu bagaimana keluarganya itu hancur karena orang ketiga. Oleh karena itu, tidak mungkin ia menjadi orang ketiga dan mengganggu hubungan Aiden dan Natali," kata Raka.     

Raka mengenal Anya sejak kecil dan dulu wanita itu sangat percaya kepadanya. Anya selalu menceritakan segalanya pada Raka sehingga Raka mengetahui seluruh kehidupan Anya. Kecuali selama tiga tahun terakhir ...     

"Apakah kamu tahu mengapa Pamanmu menikahinya?" tanya Raka pada Nico.     

Tidak hanya Raka saja yang ingin tahu, sebenarnya Nico juga sangat penasaran. Ia bisa saja menyuruh orang untuk diam-diam menyelidiki mengenai Aiden dan Anya, tetapi Aiden memiliki segudang cara untuk menggagalkan penyelidikan itu. Jika Pamannya tahu kalau ia menyelidiki secara diam-diam, ia pasti akan terkena masalah ...     

Nico bisa melihat betapa istimewanya Anya bagi Aiden. Ia bisa melihat bagaimana Pamannya, yang sangat dingin dan tidak peduli pada siapa pun, hanya bersikap lembut pada Anya. Ia tahu bahwa Pamannya itu mencintai Anya. Jadi, ia memutuskan untuk menahan rasa penasarannya.     

"Aku tidak tinggal bersama dengan Pamanku dan ia tidak pernah menceritakan apa pun kepadaku. Aku tidak tahu mengenai perasaan pribadinya," jawab Nico sambil mengedikkan bahunya seolah tidak peduli.     

Saat mereka sedang berbicara, ponsel Nico berbunyi. Tulisan 'Paman' muncul di layarnya. Nico sangat terkejut saat melihat hal itu sehingga ia tidak sengaja menginjak rem kendaraannya secara tiba-tiba. Untung saja, jalanan sedang sepi sehingga tidak ada terjadi hal-hal yang membahayakan. Ia menatap layar ponselnya beberapa saat, merasakan keberaniannya untuk mengangkat panggilan tersebut semakin menurun dan menurun.     

"Aku minta maaf untuk hari ini, Nico," ketika melihat layar ponsel Nico, Raka tahu bahwa Aiden ingin meminta penjelasan dari sahabatnya. Itu semua karena Raka memaksa Nico untuk mempertemukannya dengan Aiden.     

Nico menarik napas dalam-dalam dan mengangkat telepon tersebut. Teleponnya tersambung dengan audio dari mobil sehingga Raka bisa mendengar apa yang Aiden katakan. "Paman, aku baru saja pergi. Apakah kamu sudah merindukanku?" tanyanya sambil tersenyum ceria, berkebalikan dengan hatinya yang sangat ketakutan.     

"Hmm ... Aku sangat merindukanmu!" suara Aiden terdengar dingin dan sinis saat mengatakannya.     

Keringat dingin mulai mengalir di dahi Nico saat mendengar jawaban Pamannya. Sepertinya Pamannya marah besar kepadanya. Tetapi ia benar-benar tidak tahu kalau Raka dan Anya saling mengenal!     

"Maafkan aku Paman. Aku benar-benar tidak tahu kalau Raka adalah sainganmu," seluruh tubuh Nico seolah mati rasa dan jantungnya seperti akan berhenti berdetak.     

"Saingan? Ia tidak pantas disebut sebagai menjadi sainganku. Kamu tanyakan sendiri saja alasannya!" kata Aiden dengan tenang. Ia sama sekali tidak peduli kalau Raka bisa mendengarnya karena memang itulah kenyataannya.     

Tentu saja, Raka tahu mengapa ia tidak pantas untuk menjadi saingan Aiden. Itu karena ia tidak bisa melakukan apa yang Aiden lakukan. Ia tidak bisa membahagiakan Anya dan menikahi wanita itu. Ia tidak bisa menentang orang tuanya ...     

Sebaliknya, Aiden telah menikahi Anya. Ia sama sekali tidak memedulikan latar belakang keluarganya. Bahkan Aiden juga membiayai biaya rumah sakit ibu Anya. Itu sebabnya Aiden mengatakan bahwa Raka tidak akan bisa menandinginya, karena ia terlalu lemah.     

Ia terlalu lemah, tidak bisa menentang orang tuanya demi keinginannya sendiri. Ia terlalu lemah, tidak bisa melindungi wanita yang dicintainya karena kebodohannya sendiri.     

Dan Aiden bisa melakukan semua itu untuk Anya ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.