Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Meminta Bantuan



Meminta Bantuan

0"Pagi ini, Aiden menurunkan harga saham perusahaan Keluarga Pratama dan membelinya. Mungkin ia akan melakukannya lagi malam ini. Apakah kamu bisa membantuku untuk membujuknya?" karena tidak bisa meminta bantuan dari Aiden, Galih memutuskan untuk meminta bantuan Anya.     
0

"Aku tidak mengerti mengenai masalah pekerjaan. Aku hanya dengar bahwa mereka ingin menekan harga saham perusahaan paman selama tiga hari dan kemudian mengakuisisinya. Menurut pemahamanku mengenai Aiden, ia tidak hanya bercanda. Selain itu, paman juga harus tahu bagaimana sifat Aiden. Aku tidak bisa membujuknya. Lebih baik, paman mencari cara untuk melawannya sesegera mungkin," jawab Anya dengan jujur.     

Galih sedikit menyipitkan matanya, memikirkan situasi ini sejenak sebelum akhirnya berkata. "Mengakuisisi perusahaan sebesar milik Keluarga Pratama bukankah hal kecil. Itu tidak mudah. Selama kamu mencoba untuk menghalanginya hari ini, aku bisa mengubah situasinya."     

Anya berkata dengan senyum tipis. "Mengapa aku harus membantumu?"     

Galih hening sejenak sebelum berkata dengan sedikit sedih. "Setelah kecelakaan yang menimpa ibumu, semua uang yang dimilikinya telah digunakan untuk biaya pengobatannya. Aku lah yang membayar taman ibumu. Anya, aku hanya meminta tolong satu kali ini saja padamu."     

"Apa katamu?" Anya terkejut mendengarnya. "Bukankah uang itu adalah uang yang ditinggalkan oleh kakekku?"     

"Aku yang memberikan uang itu pada nenekmu. Kalau kamu tidak percaya, aku bisa menunjukkan bukti transfernya kepadamu. Aku mengirimkan uang itu kepada nenekmu dan ia yang memberikan uangnya kepada ibumu," kata Galih. "Anya, aku telah mengurus perusahaan ini selama lebih dari dua pulih tahun. Aku telah mengerahkan seluruh upayaku untuk menghalangi akuisisi ini. Kalau Aiden tidak berhasil, pada akhirnya aku dan dia akan sama-sama menderita."     

"Kalau pada akhirnya kalian berdua akan mengalami kerugian, mengapa Aiden melakukannya?" Anya merasa Galih tidak mengatakan yang sejujurnya.     

"Ia menginginkan tanah perkebunanku untuk diberikan kepadamu. Dan juga ia ingin memaksa Keara memberitahu di mana Nadine berada, tetapi putriku benar-benar tidak tahu. Kalau ia ingin membeli tanah itu, aku bisa menjualnya kepadamu dengan harga murah," kata Galih dengan murah hati.     

Anya merasa benar-benar bodoh.     

Ia sudah berjanji untuk menjual tamannya, selain taman vanili, kepada Atmajaya Group pada bulan oktober meski ibunya tidak bangun sekali pun.     

Tetapi sekarang, ia baru tahu bahwa Galih lah yang telah membayar tanah itu. Bagaimana ia bisa menjual tanah yang bukan berasal dari uangnya.     

Selain itu, Aiden berencana untuk memindahkan semua tanamannya ke perkebunan milik Galih.     

Bukankah itu artinya Galih yang menderita semua kerugian dalam masalah ini?     

Tetapi sekarang ia tidak bisa mengembalikkan taman itu kepada Galih.     

Sepertinya ia tidak punya pilihan lain selain bersedia untuk membantu Galih. Apakah Aiden setuju atau tidak, itu bukan urusannya lagi.     

"Aku memang berniat untuk menjual taman itu pada Atmajaya Group. Aiden berjanji akan mempertahankan taman vanilinya dan membantuku untuk mencari tanah agar bisa memindahkan semua tanamannya. Tetapi aku sama sekali tidak tahu bahwa ia ingin membeli perkebunanmu," kata Anya sambil menghela napas panjang. "Aku akan mencoba untuk membujuknya."     

"Ada ternak babi di sekitar tempat tersebut. Meski tanahnya subur, rasa rempah-rempah yang ditanam di sana akan menjadi tidak murni karena polusi aromanya. Kalau kamu hanya menanam bunga untuk dijual, tanah itu cocok untukmu," kata Galih. Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan. "Aku harap kamu bisa membujuk Aiden untuk berhenti. Aku akan membantu kalian untuk mencari tahu di mana keberadaan Nadine."     

"Aku akan berusaha untuk membujuknya, tetapi aku tidak bisa memastikan bahwa ia akan mendengarkanku. Selain itu, walaupun paman memberitahuku mengenai taman itu, ibuku yang bertanggung jawab atas bantuan darimu. Ketika ia bangun nanti, biar ibuku yang menyelesaikannya sendiri denganmu. Aku tidak akan mengembalikan uangnya kepadamu dan juga tidak akan memberikan taman itu kepadamu. Tolong mengertilah," jawab Anya dengan tenang.     

"Aku mengerti. Aku tidak mau kamu membayarnya dengan uang atau pun dengan mengembalikan taman itu. Aku hanya berharap kamu bisa memikirkan pertemananku dan ibumu, dan membantuku untuk membujuk Aiden," Galih merasa sedikit malu karena harus meminta bantuan ini dari Anya.     

"Aku sangat bersyukur atas bantuanmu pada ibuku. Saat makan siang, aku akan mencoba untuk bicara dengan Aiden. Aku tidak tahu apakah ia akan setuju atau tidak, nanti aku akan mengabari paman lagi," kata Anya dari seberang telepon.     

"Tidak peduli bagaimana pun hasilnya, aku berterima kasih karena kamu sudah bersedia membantuku," jawab Galih sambil tersenyum.     

Ia tahu betapa angkuhnya Diana. Tetapi ternyata Diana berhasil membesarkan putrinya dengan baik. Anya memiliki pemikiran yang jernih dan sangat pengertian.     

Meski Galih adalah ayah Keara, wanita yang ingin merebut suaminya, ia tidak menyalahkan Galih atas perbuatan Keara.     

Sudah seharusnya Keara bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.     

Apa yang Anya katakan baru saja membuat Galih sangat terkejut.     

Anya bersedia untuk membantunya, tetapi ia juga tidak bisa memastikan bagaimana keputusan Aiden, karena ia menghormati apa pun yang diputuskan oleh suaminya.     

Tidak heran Aiden mencintai wanita ini …     

Sebaliknya, Galih merasa putrinya terlalu ceroboh dan seenaknya. Pertama-tama, ia berpisah dengan Aiden untuk bertunangan dengan Ivan. Setelah itu, ia ingin kembali pada Aiden dan berniat meninggalkan Ivan. Ia bahkan membawa Nadine ke hutan yang terpencil sehingga mereka mengalami kecelakaan seperti ini.     

Selain itu, setelah ia berhasil selamat dari kecelakaan yang menimpanya, ia menolak untuk kembali dan mempelajari dunia parfum di luar negeri.     

Keara selalu memikirkan dirinya sendiri. Ia sengaja tidak pulang meski keputusannya itu membuat semua orang mengkhawatirkannya.     

Jelas sekali ia salah paham terhadap pendapat Keluarga Atmajaya mengenai Nadine. Meski Nadine hanyalah anak di luar pernikahan, anak haram, ia juga bagian dari Keluarga Atmajaya.     

Untuk mencari tahu keberadaannya, Keluarga Atmajaya akan melakukan segala hal yang mereka bisa.     

Saat ini, Galih hanya bisa berharap Anya berhasil menghentikan Aiden.     

Setelah panggilan itu berakhir, Anya menghampiri Harris seolah tidak ada yang terjadi. Chef yang membuatkan masakan mereka sedang memasukkan pesanan mereka dalam sebuah kotak.     

"Nyonya, apa yang Tuan Galih katakan?" tanya Harris dengan khawatir.     

"Ia memintaku agar Aiden sedikit mengasihaninya. Selama Aiden tidak bekerja malam ini, mereka bisa membalikkan situasinya," jawab Anya.     

"Apakah Anda menjawab sesuai dengan saran saya?" tanya Harris lagi.     

"Iya. Tetapi ia masih berharap aku bisa membujuk Aiden. ia bilang ia berusaha sekuat tenaga untuk melindungi perusahaannya dan pada akhirnya Aiden pun akan mengalami kerugian. Aku harap Aiden mau mempertimbangkannya," Anya menoleh dan melihat orang-orang yang memandang ke arahnya. "Nanti kalau aku bekerja di perusahaan ini, di mana aku akan makan?"     

"Tuan sudah mengatur tempat makan untuk para senior. Anda tidak perlu makan bersama orang-orang ini. Jangan pedulikan apa yang mereka katakan," hibur Harris.     

Anya hanya mengangguk.     

Harris menemani Anya untuk membawakan makanan Aiden dan kemudian ia pergi makan siang. Hanya Aiden dan Anya yang berada di dalam kantornya.     

Anya mengeluarkan makanan mereka dari kantung plastik dan meletakkannya di atas meja.     

"Apakah kamu sibuk siang ini?" Aiden akhirnya selesai membaca semua dokumen yang diberikan oleh Harris dan mengangkat kepalanya.     

"Aku dengar kemarin malam kamu kerja hingga pagi. Aku akan menemanimu tidur siang. Setelah bangun, nanti kamu bisa bekerja dan aku akan pergi mengunjungi ibuku," kata Anya sambil menata meja makan mereka.     

Mengetahui bahwa Anya berniat pergi ke rumah sakit, Aiden langsung menawarkan diri. "Apakah mau aku temani?"     

"Tidak usah. Aku hanya akan berbicara dengan ibuku sebentar. Lebih baik kamu menyelesaikan pekerjaanmu," kata Anya sambil tersenyum.     

Aiden menyipitkan matanya, memandang ke arah Anya, "Apakah Harris yang menyuruhmu agar aku tidak meninggalkan pekerjaanku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.