Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sedikit Keuntungan



Sedikit Keuntungan

0"Apakah Harris yang menyuruhmu agar aku tidak meninggalkan pekerjaanku?" tanya Aiden dengan satu alis terangkat ketika mendengar Anya menyuruhnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.     
0

Tangan Anya berhenti bergerak sejenak karena terkejut dengan pertanyaan Aiden. Aiden yang terlalu cerdas, atau ia yang terlalu polos sehingga rencananya terlihat jelas?     

Ia tertangkap basah!     

"Harris bilang kamu mau mengajakku untuk berlibur ke tempat pemandian air panas. Aku sangat senang, jadi aku berencana untuk berpamitan pada ibuku sebelum pergi. Ngomong-ngomong, barusan Paman Galih meneleponku. Aku harap kamu bisa memikirkan kembali mengenai akuisisi perusahaannya," Anya tidak menyembunyikannya dan langsung mengatakan yang sebenarnya.     

"Hanya itu saja?" Aiden menatap Anya. Tubuhnya yang tinggi menghampiri Anya, selangkah demi selangkah.     

Jantung Anya berdegup semakin kencang. Ia tidak tahu apakah ia harus menceritakan bahwa Galih lah yang memberi ibunya uang untuk membeli taman.     

"Anya, ada sesusatu yang kamu sembunyikan dariku," Aiden tidak bertanya. Ia tahu bahwa Anya menyembunyikan sesuatu darinya.     

"Tidak, aku …" Anya berhenti berbicara untuk berpikir sejenak dan akhirnya ia menyerah. "Baiklah, aku akan memberitahumu."     

Aiden duduk di meja makan mereka, mengambil mangkuk Anya dan mengisinya dengan sup sambil menunggu Anya berbicara.     

Anya hanya bisa menatap Aiden sambil bingung. "Aku tidak tahu bagaimana cara menceritakannya. Bisakah kita membicarakannya setelah makan?"     

"Sekarang!" jawab Aiden dengan suara pelan, tetapi ketegasannya membuat Anya tidak bisa menolak.     

Akhirnya, Anya hanya bisa menghela napas panjang.     

"Paman Galih memberitahuku bahwa ia lah yang membayar taman milik ibuku, tetapi ibuku sama sekali tidak tahu. Uang itu dikirimkan kepada nenekku dan Paman Galih masih memiliki bukti transfernya. Ia bilang ia berharap aku bisa mempertimbangkan hubungan pertemanannya dan ibuku untuk membujukmu agar berhenti menyulitkannya." Anya menatap Aiden dengan hati-hati. "Tetapi, kalau kamu memang bersikeras ingin mengakuisisi perusahaannya, kamu bisa mengabaikannya. Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan."     

Aiden tidak butuh waktu untuk berpikir. Ia langsung menjawab dengan tegas. "Ia sudah membantu ibumu dan sekarang ibumu tidak bisa membalas budinya. Tentu saja kita yang harus melakukannya. Katakan padanya bahwa aku akan menjual semua saham perusahaannya hari ini. Mengenai Nadine, aku akan mencari tahu sendiri," kata Aiden.     

Anya hanya bisa diam mendengarkan jawaban Aiden. Ia tidak bisa mempercayainya.     

Untuk dirinya dan ibunya, Aiden rela untuk menghentikan semua ini.     

"Aiden, apakah kamu akan mengalami kerugian jika kamu berhenti sekarang? Meski ibuku berutang pada Paman Galih, aku dan ibuku lah yang harus membayarnya, bukan kamu. Kamu tidak bertanggung jawab apa pun atas hal ini. Aku tidak mau mempermalukanmu dan aku tidak mau kamu mengalami kerugian sedikit pun," kata Anya. Ia sedikit menyesal menceritakan semua ini kepada Aiden karena ia hanya akan menjadi beban bagi suaminya.     

Bagaimana kalau Aiden sampai mengalami kerugian karena dirinya?     

"Aku menurunkan harga sahamnya dan membeli banyak. Kalau Galih ingin membeli saham yang aku pegang, ia harus menginvestasikan banyak uang ke pasar saham agar harga sahamnya kembali stabil. Ketika aku menjualnya dengan harga tinggi, aku tidak akan mengalami kerugian. Malah aku akan mendapatkan sedikit keuntungan," kata Aiden sambil tersenyum.     

"Berapa keuntungan yang kamu dapatkan?" Anya menatapnya dengan terkejut.     

"Tidak banyak," jawab Aiden dengan santai, "Perkiraanku sekitar 100 milyar rupiah."     

Mata Anya terbelalak lebar dan ia tidak bisa mengatakan apa pun.     

Yang ia tahu, kemarin malam Aiden tidur sangat larut. Ia bahkan sempat terbangun dan mencari Aiden. Ia hanya bekerja semalaman dan bisa mendapatkan uang sebesar 100 milyar rupiah?     

Mengapa Aiden bisa mendapatkan uang dengan begitu mudah?     

Anya bekerja setahun penuh di tamannya, menyirami dan memupuki tanaman, membunuh serangga dan juga mencabuti rumput liar. Setelah memetik semua hasil bunganya, ia menjual semuanya dan hanya mendapatkan sekitar dua puluh juta. Uang itu hanya cukup untuk biaya rumah sakit ibunya dan membayar kebutuhan sehari-harinya.     

"Kamu pernah bilang bahwa gaji tahunanmu kurang lebih sekitar satu triliun. Itu artinya, uang itu hanya berasal dari Atmajaya Group, tidak termasuk penghasilanmu dari saham?" tanya Anya dengan suara pelan.     

"Hmm …" Aiden mengangguk.     

Anya hanya bisa menunduk dan menutupi wajahnya dengan pusing.     

Aiden terkekeh melihat tingkah istrinya. "Suamimu ini cukup kaya, kan?"     

Sebenarnya, dalam hati Aiden merasa sedikit gelisah. Sebelumnya, ia tidak berani memberitahu berapa uang yang ia dapatkan karena tidak ingin membuat Anya tertekan. Namun, karena keteledoran Nico, akhirnya Anya mengetahuinya secara tidak sengaja.     

Sekarang, Anya juga tahu bahwa Aiden bisa mendapatkan uang melalui pasar saham. Istri kecilnya ini akan semakin tertekan.     

"Aku tahu bahwa orang kaya memiliki saham, investasi dan properti seperti kantor, mall, ruko, resort, dan sebagainya. Apakah kamu juga punya?" suara Anya sedikit gemetaran saat bertanya.     

"Nyonya Atmajaya, kalau nanti kita sempat, aku akan membawamu berkeliling. Sebaiknya kita makan dulu," Aiden langsung menghindari topik ini.     

Anya menganggukkan kepalanya dengan lemah. Ia tidak berani bertanya lagi. Semakin banyak yang ia ketahui, semakin besar juga tekanan yang ia rasakan.     

Tidak diragukan lagi bahwa suaminya ini sangat-sangat kaya. Mungkin pendapatannya tidak hanya satu triliun. Mungkin berpuluh-puluh triliun …     

Anya tidak berani memikirkannya dan ia tidak mau memikirkannya. Berapa uang Aiden tidak ada hubungannya dengannya. Lagi pula, ia sudah menandatangani surat perjanjian bahwa ia tidak akan menyentuh uang Aiden sedikit pun.     

Setelah makan siang, Anya menelepon Galih untuk memberi kabar.     

"Paman Galih, ini Anya. Aiden sudah mengetahui bahwa paman lah yang membantu ibuku untuk mendapatkan taman kami. Ia berkata akan membalas budi paman. Ia bersedia untuk menjual semua saham perusahaan paman yang ia beli nanti malam," kata Anya dengan tenang.     

"Anya, terima kasih. Aku akan mendisiplinkan Keara dan memastikan agar ia tidak mengganggumu lagi," kata Galih.     

"Terima kasih atas kebaikan paman pada aku dan ibuku selama ini," kata Anya.     

"Anya, aku benar-benar menyukai ibumu. Dulu aku pernah mengecewakannya. Kalau saja takdir tidak memisahkan kita, mungkin kamu akan menjadi putriku. Aku … Aku benar-benar berharap kamu adalah putriku. Ngomong-ngomong, terima kasih atas bantuanmu kali ini dan aku harap kamu bahagia," kata Galih dengan tulus.     

"Aku belum pernah bertemu dengan paman selama bertahun-tahun meski aku tahu bahwa paman adalah teman ibuku. Tetapi paman jauh lebih peduli terhadap aku dan ibuku dibandingkan ayahku sendiri. Aku benar-benar iri pada Keara, memiliki ayah sebaik paman. Aku harap paman dan Bibi Indah juga sehat selalu," jawab Anya sambil tersenyum sopan.     

Tanpa sadar, mata Galih memerah karena terharu.     

Ada banyak hal yang ia sesali dalam kehidupan ini, salah satunya tidak bisa bersama dengan wanita yang dicintainya, Diana. Ia berulang kali merasa menyesal saat melihat Diana dan putrinya menderita.     

Tetapi jika ia mendapatkan kesempatan untuk memilih, ia masih akan memilih hal yang sama. Ia tidak akan pernah mengubah hidupnya hanya karena cinta karena ia tidak akan pernah meninggalkan keluarganya untuk cintanya.     

Ia memang sudah ditakdirkan untuk mengecewakan Diana.     

Galih membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah foto lama. Foto itu adalah fotonya dan Diana saat mereka masih muda.     

Anya sama sekali tidak terlihat seperti Diana. Ia juga sama sekali tidak seperti Deny.     

Entah mengapa, Galih merasa ada kemiripan antara Anya dan dirinya!     

Sebelum Diana menikah, Galih sempat bertemu dengan Diana. Malam itu, mereka sangat mabuk sehingga ia tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi.     

Apakah ada sesuatu yang terjadi malam itu saat mereka sedang mabuk?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.