Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Segera Pindah



Segera Pindah

0Diana ingin Anya tetap bersama dengannya, tetapi ia takut keegoisannya itu akan menghalangi Anya untuk bertemu dengan orang tua kandungnya.     
0

Itu sebabnya, Diana meminta bantuan Aiden untuk mencari tahu keberadaan orang tua kandung Anya secara diam-diam. Ia akan mencari tahu terlebih dahulu bagaimana orang tua kandung Anya dan mempertimbangkan apakah Anya sebaiknya bertemu dengan mereka atau tidak.     

Diana begitu mencintai Anya. Meski ia membutuhkan uang untuk pengobatannya, ia lebih rela memberikan rumahnya pada Deny untuk menyelamatkan Anya.     

Sekarang, meski tahu bahwa Anya bukanlah putrinya, Diana masih tetap memikirkan kebaikan Anya. Ia takut Anya akan langsung mencari orang tuanya tanpa mengetahui bagaimana sifat asli orang tua kandungnya?     

Bagaimana kalau ternyata orang tua kandung Anya bukan orang baik-baik?     

Jaman sekarang, banyak orang tua yang menganggap anaknya sebagai penghasil uang. Apa lagi, Anya tidak tumbuh bersama dengan mereka.     

Diana tidak peduli apakah Anya darah dagingnya atau bukan. Ia hanya ingin Anya bahagia.     

"Aku akan menyelidikinya. Setelah menemukannya, aku akan memberitahumu terlebih dahulu. Terserah ibu akan memberitahu Anya atau tidak," kata Aiden.     

Diana memandang Aiden dengan sedikit malu dan berkata, "Anya menyukai dunia parfum dan ia percaya bahwa ia berbakat dalam bidang ini. Kalau ternyata orang tua kandungnya adalah orang biasa dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan dunia parfum, Anya akan kehilangan motivasinya. Apakah kamu memahamiku? Aku tidak berniat menyembunyikannya. Aku hanya memikirkan kebaikan Anya. Meski tetap saja aku egois …"     

Aiden menyela perkataan Diana. "Aku mengerti. Karena aku mencintai Anya sebesar ibu mencintainya. Aku juga berharap Anya bisa melakukan apa yang ingin ia lakukan," kata Aiden, mengungkapkan pemahamannya terhadap pemikiran Diana.     

"Kalau begitu aku berharap kita bisa menyembunyikan masalah ini sementara. Dan jangan katakan apa pun pada Deny," kata Diana dengan ekspresi serius.     

"Baiklah," Aiden mengangguk.     

Setelah meninggalkan rumah sakit, Aiden bisa bernapas lega. Diana mencintai Anya lebih dari yang ia pikirkan. Meski ternyata Anya bukan putri kandungnya, ternyata Diana masih mencintai Anya seperti mencintai darah dagingnya sendiri.     

Masalah ini berakhir dengan sangat lancar ...     

Indah dan Keara yakin bahwa Anya adalah anak haram dari Galih. Hari di mana mereka mengunjungi Diana di rumah sakit, Indah mengatakan dengan jelas bahwa ia tidak akan membiarkan Anya kembali ke Keluarga Pratama.     

Dengan ini, Aiden tidak perlu melakukan apa pun pada Indah dan Keara karena mereka berdua akan berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan aib keluarga mereka.     

Keluarga Pratama menolak untuk menerima keberadaan Anya dan Anya tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Pratama. Dengan begitu, Anya bisa melanjutkan hidupnya dengan damai.     

Memikirkan hal ini, Aiden juga ikut merasa tenang.     

…     

Di rumah, Anya baru saja selesai mandi. Rambut panjangnya terurai di bahunya.     

Ketika melihat mobil Aiden datang, ia langsung berlari menemui suaminya di depan pintu. "Aiden, kamu sudah pulang!"     

Aiden tersenyum melihat Anya yang berlari ke arahnya. Ia merentangkan kedua tangannya dan memeluk Anya, kemudian mencium bibirnya.     

Anya sedikit mendesah dan tangannya memeluk leher Aiden, membalas ciuman suaminya.     

Di luar gerbang, di dalam sebuah mobil Maybach berwarna hitam, Raka melihat kejadian itu dengan hati yang sakit.     

Ia tidak pernah melihat Anya seperti ini.     

Ketika Aiden baru saja pulang dari luar, ia berlari dan menemui suaminya dengan senang. Mereka benar-benar seperti pasangan yang dimabuk cinta. Berpelukan dan berciuman di depan pintu rumah, tidak memedulikan siapa pun.     

Pasangan yang membuat semua orang merasa iri …     

Rasanya, Anya tidak sebahagia itu saat bersama dengannya dulu.     

Ponsel Aiden berbunyi, tetapi ia sedang sibuk mencium istrinya dan mengabaikan panggilan tersebut.     

Anya menepuk pundak Aiden dengan pelan, mengingatkannya bahwa ponselnya sedang berbunyi, khawatir kalau itu adalah telepon penting.     

Aiden melepaskan tubuh Anya dengan enggan dan mengambil ponselnya dari sakunya. Itu adalah telepon dari Harris.     

"Ada apa?" tanyanya.     

"Tuan Raka sedang berada di luar pintu gerbang rumah, Tuan," kata Harris dari telepon.     

"Aku mengerti," Aiden menutup telepon dan pandangannya tertuju ke luar gerbang rumah.     

Anya melihat ada mobil di luar gerbang rumahnya. Karena mobil itu berwarna hitam, ia tidak menyadarinya sebelumnya.     

"Siapa yang datang?" tanya Anya dengan penasaran.     

"Raka," jawab Aiden.     

Tubuh Anya langsung membeku. Apa yang Raka lakukan di sini malam-malam?"     

"Apakah ia datang untuk bertemu dengan Nico? Mungkin ia tidak tahu kalau Nico sudah kembali ke rumah Keluarga Atmajaya," saat mengatakannya, Anya melihat Raka turun dari mobilnya.     

"Tolong bukakan pintunya. Biarkan tamunya masuk," kata Aiden.     

Hana yang memperhatikan gerbang dari tadi langsung membukakan pintu begitu mendengar suara Aiden. Ia langsung menyambut Raka.     

"Aiden, maaf mengganggumu malam-malam," kata Raka dengan sopan.     

Aiden merangkul tubuh Anya dan duduk di sofa. Tatapannya terlihat sedikit tidak sabar, "Mengapa kamu tetap datang kalau takut menggangguku?"     

Wajah Anya langsung berubah saat mendengar apa yang suaminya katakan. Ia tahu Aiden sedang tidak senang hati.     

"Raisa mencoba untuk bunuh diri di dalam sel penjara dan ia baru saja diselamatkan. Ia tidak akan bisa bertahan lebih lama. Aku benar-benar memohon padamu untuk mengampuninya kali ini," Raka memohon.     

"Aku sudah mengajukan persyaratannya padamu. Apakah kamu berniat untuk memberikan tanah milik Deny, atau tanah perusahaanmu di pusat komersial?" Aiden langsung mengatakannya tanpa berbasa basi.     

"Aku tidak bisa memutuskan mengenai tanah Paman Deny. Aku bisa menjual tanah di pusat komersial untukmu," Akhirnya, Raka bersedia untuk melepaskan tanah yang strategis itu.     

"Baiklah," Aiden mengangguk dengan puas.     

"Bisakah kamu menyuruh seseorang untuk membiarkan Raisa dirawat di rumah sakit?" pinta Raka.     

Aiden merasa senang karena ia sudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia langsung menelepon seseorang. Tidak lama setelah ia mengakhiri panggilan, ponsel Raka berbunyi.     

Raka menjawab telepon tersebut dan menghela napas lega. "Terima kasih Aiden. Setelah Raisa keluar dari rumah sakit, kami akan mengirimkannya ke luar negeri agar ia tidak mengganggumu lagi."     

Mungkin memang itu adalah jalan terbaik, mengirimkan Raisa jauh-jauh dari Indonesia.     

Raisa tidak mengenal jera dan akan selalu membuat masalah, terutama saat ada seseorang yang memanfaatkannya. Selama ia masih berteman dengan Natali, ia akan terus berada di jalan yang salah …     

"Baiklah. Masalahnya sudah selesai sekarang. Tidak ada yang perlu kita bahas lagi," Aiden meminta Raka untuk segera pergi.     

Raka memandang ke arah Anya dan kemudian ia bangkit berdiri untuk pergi.     

Setelah Raka pergi, ekspresi di wajah Aiden terlihat sedikit lebih lega. "Kita harus segera pindah."     

���Mengapa terburu-buru sekali?" tanya Anya.     

"Kita harus segera pindah ke tempat yang tidak diketahui Raka agar ia tidak menunggumu di depan pintu lagi," gerutu Aiden.     

Anya ingin tertawa mendengarnya. Ternyata Tuan CEO sedang cemburu …     

"Raka tidak menungguku. Ia datang untuk menemuimu," kata Anya.     

"Apakah terlalu murah untuk membiarkan Raisa bebas seperti ini?" tanya Aiden.     

Anya terdiam sejenak. Bagi Raisa yang tidak pernah merasakan penderitaan selama hidupnya, ia pasti hancur setelah berada di dalam penjara selama berhari-hari. Kalau tidak, ia tidak akan mencoba untuk bunuh diri …     

"Sifat Raisa sebenarnya tidak buruk. Tetapi ia terlalu polos dan tidak tahu bahwa orang lain sedang memanfaatkannya. Untuk menyelamatkan Raisa, Keluarga Mahendra sudah mengerahkan seluruh kemampuannya dan kejadian ini akan membuat mereka mendidik Raisa lebih keras. Kali ini, Raisa sudah mendapatkan banyak pelajaran," kata Anya sambil tersenyum.     

"Malam di ulang tahun ayah, Raisa berinisiatif untuk mendekatiku dan mengajakku untuk bersulang. Aku sudah tahu ada sesuatu yang salah dengan anggur itu," kata Aiden dengan santainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.