Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Canggung



Canggung

0"Pengganti? Keara, kamu terlalu menganggap dirimu tinggi. Siapa sebenarnya yang pengganti?" kata Ivan dengan sinis.     
1

Keara menatap Ivan dengan terkejut. "Apa maksudmu?"     

"Apakah menurutmu aku benar-benar ingin bertunangan dengan Keluarga Pratama?" Ivan menatap ke arah langit-langit kamarnya dan menghela napas panjang.     

Keara tidak bisa mempercayai telinganya. Ia membuka matanya lebar-lebar dan bertanya. "Apakah kamu menyukai Anya?"     

"Aku tidak pantas untuk bersama dengannya, jadi aku memilihmu. Kalau tidak, apakah kamu pikir aku mau bersama dengan wanita yang telah berselingkuh sepertimu? Seharusnya kamu bersyukur memiliki wajah yang mirip dengannya," kata Ivan dengan dingin.     

"Ivan! Beraninya kamu menjadikanku pengganti dari wanita itu!" ketika mendengar hal ini, Keara merasa seperti ada bara api di dadanya. Ia hendak meledak. "Aku ingin membatalkan pertunanganku denganmu!"     

"Mengapa?" tanya Ivan.     

Keara mengerutkan keningnya dan berkata dengan marah, ��Kita tidak cocok."     

"Mengapa aku harus setuju denganmu?" dengus Ivan dengan dingin.     

"Apa yang kamu inginkan?" Keara bisa melihat bahwa Ivan yang selama ini bersikap lembut dan gentlemen, ternyata tidak sebaik yang ia kira.     

"Karena kamu yang ingin membatalkan pertunangan, kamu saja yang menjelaskan pada orang tua kita. Katakan saja yang sejujurnya. Kamu tidak bisa melupakan cintamu pada Aiden. Kamu tidak menyukaiku karena aku sakit-sakitan, sehingga kamu ingin membatalkan pertunangan kita. Kalau tidak berani, meski kamu hanya pengganti Anya, kamu akan terus menjadi tunanganku meskipun kamu tidak mau," kata-kata Ivan penuh dengan ancaman. Namun, ia mengatakannya dengan wajah tanpa emosi, seolah sama sekali tidak peduli pada Keara yang notabene merupakan tunangannya.     

"Dasar kamu bajingan! Mengapa aku harus menjadi pengganti wanita itu? Aku bukan pengganti. Anya yang penggantiku!" Keara tidak bisa menerima fakta bahwa ia lah yang pengganti. Selama ini, ia pikir Anya adalah pengganti dirinya selama ia menghilang.     

"Kalau berpikir seperti itu membuatmu merasa lebih baik, kamu bisa terus membohongi dirimu sendiri," Ivan tersenyum manis saat mengatakannya.     

Keara menarik napas dalam-dalam, menekan kemarahan di dadanya dan berkata dengan dingin, "Ivan, kamu menyukai Anya dan aku menyukai Aiden. Bagaimana kalau kita bekerja sama?"     

"Aku tidak berniat bekerja sama dengan wanita sepertimu. Aku tidak seegois kamu. Selama Anya bahagia, meski bukan denganku, aku tidak akan menghancurkannya," kata Ivan, kemudian ia melanjutkan. "Biar aku buka matamu lebar-lebar. Sebenarnya kamu tidak mencintai Aiden. Kamu hanya marah karena Aiden tidak mencintaimu sehingga kamu tidak mau melupakannya," kata-kata Ivan benar-benar tepat sasaran.     

"Kamu salah! Aiden mencintaiku. Ia tidak bisa melupakanku sehingga ia menikahi Anya. Semua itu karena Anya mirip denganku!" teriak Keara.     

Ivan memandang Keara dengan tatapan merendahkan. Ia merasa wanita di hadapannya ini benar-benar menyedihkan. Siapa pun yang memiliki mata bisa melihat dengan jelas bahwa Aiden sangat mencintai Anya.     

Hanya Keara satu-satunya orang yang berpikir bahwa Aiden mencintainya dan tidak bisa melupakannya.     

"Keara, aku beri kamu waktu tiga hari untuk memikirkan mengenai masalah ini. Apakah kamu tahu bahwa hubungan kita ini menyelamatkanmu dari masalah Nadine? Kalau kamu bukan tunanganku lagi, apakah kamu pikir Keluarga Atmajaya akan mengampunimu?" Ivan menutup matanya dan membunyikan bel di samping tempat tidurnya.     

Ia sudah tidak ingin berbicara dengan Keara lagi sehingga ia memanggil perawat untuk membantunya mengusir Keara secara halus.     

Perawat rumah sakit yang mendengar panggilan tersebut langsung masuk ke dalam kamar Ivan.     

Anya langsung menarik pengawal Aiden dan bersembunyi di ujung koridor, takut Keara akan melihat keberadaan mereka.     

Ia dan pengawal tersebut berdiri di ujung koridor, hingga perawat tersebut meminta Keara untuk keluar dari ruangan Ivan.     

Setelah kepergian Keara, Anya melihat buket di tangannya dengan ragu. Ia benar-benar tidak ingin masuk ke ruangan tersebut.     

Ia bisa mendengar semua yang dibicarakan oleh Ivan dan Keara.     

Ia tidak menyangka bahwa Ivan menyukainya!     

Selama ini, Anya hanya menganggapnya sebagai kakak. Dan selama ini, Anya pikir Ivan juga hanya menganggapnya dan Raka sebagai adik-adiknya. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Ivan menaruh perasaan yang berbeda padanya.     

Anya benar-benar malu dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi Ivan sekarang.     

"Nyonya, apakah Anda perlu bantuan saya untuk memberikan bunga itu?" Pengawal tersebut berdiri di tempat yang sama dengan Anya sehingga ia juga bisa mendengar pertengkaran Ivan dan Keara.     

"Tidak usah. Biar aku yang masuk sendiri," Anya menarik napas dalam-dalam dan perlahan memasuki ruangan tersebut dengan buket di tangannya.     

Ia mengetuk pintu dengan lembut, "Kak, ini Anya. Bolehkah aku masuk?"     

Ketika mendengar suara Anya, mata Ivan yang tertutup langsung terbuka dengan penuh semangat. Ia langsung duduk di tempat tidurnya dan tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, "Anya, masuklah!"     

Anya masuk ke dalam ruangan tersebut dengan membawa bunga. Melihat Ivan duduk di atas tempat tidur rumah sakit, Anya langsung berkata, "Kamu baru saja menjalani operasi. Jangan duduk seperti itu. Berbaringlah!"     

Ivan menatap Anya sambil tersenyum dan berkata, "Aku tidak menyangka kamu akan mengunjungiku. Aku lelah berbaring. Biarkan aku duduk sebentar."     

Anya ragu sejenak dan kemudian meletakkan bunga yang dibawanya di atas meja. Ia menghampiri Ivan dan berdiri di samping tempat tidurnya dengan canggung, "Kak Ivan, aku …"     

"Apakah kamu merasa canggung menganggapku sebagai kakak iparmu? Kamu bisa bersikap seperti dulu. Aku masih sama dengan Ivan yang dulu. Tidak peduli sudah berapa lama berlalu, aku tidak akan pernah berubah," kata Ivan.     

"Aku sudah menikah dengan Aiden. Tentu saja aku harus sopan kepada kakak iparku," kata Anya.     

Ivan menatap Anya dan senyumnya terlihat sedikit sedih. ��Apakah kamu menyalahkan aku?"     

"Apa?" Anya menatapnya dengan bingung.     

"Kamu berpikir bahwa kecelakaan ibumu disebabkan oleh ibuku dan aku tidak menghentikan kegilaan ibuku. Kalau aku bilang bahwa itu murni kecelakaan, apakah kamu percaya?" Ivan menatap ke arah Anya.     

Anya tertegun sejenak. Ia tidak menyangka tiba-tiba saja Ivan akan mengambil inisiatif untuk membicarakan mengenai masalah sepuluh tahun lalu.     

Anya menarik sebuah kursi dan duduk di samping tempat tidur Ivan. "Sudah lebih dari sepuluh tahun berlalu. Mustahil untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Kalau ibumu ingin melakukan sesuatu pun, ia tidak akan memberitahumu. Meski kamu tahu, kamu tidak bisa melakukan apa pun. Kamu adalah kamu dan ibumu adalah ibumu. Aku tidak menyalahkanmu."     

Ivan tidak mengatakan apa pun. Dengan kesedihan di matanya, ia bertanya. "Bagaimana kehidupanmu dengan Aiden?"     

"Kami baik-baik saja," kata Anya.     

"Aku dengar, meski Aiden memiliki kepribadian yang kuat, ia benar-benar memperlakukan orang yang istimewa untuknya dengan baik. Aku tidak ingin mengganggu kehidupan kalian. Aku hanya berharap kalian bisa bahagia. Meski aku ingin melindungimu, aku gagal untuk melakukannya."     

"Semuanya sudah berlalu. Aku sudah melupakannya. Sekarang aku hanyalah adik iparmu," kata Anya dengan tenang.     

Bibir Ivan sedikit bergerak seolah ingin mengucapkan sesuatu. Tetapi akhirnya ia tidak mengatakan apa pun.     

Ia ingin memberitahu pada Anya bahwa, walaupun selama ini ia tidak pernah menemuinya, sebenarnya ia selalu memperhatikan Anya secara diam-diam.     

Ia masih ingat apa yang Anya katakan saat masih kecil.     

"Anya, apakah kamu benar-benar sudah melupakan semuanya? Apakah kamu masih ingat apa yang kamu katakan saat kamu masih kecil ketika kamu lelah berjalan dan memintaku untuk menggendongmu?" kata Ivan sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.