Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kekasih Masa Kecil Lainnya



Kekasih Masa Kecil Lainnya

0"Kalau memang Anda tidak bisa mencintai Tuan Ivan, tidak apa-apa. Tetapi tolong jangan menyakitinya," kata Heru dengan tegas.     
0

"Aku tidak mengerti mengapa kamu mengatakan semua ini kepadaku," Anya menatap Heru dengan bingung.     

"Saya hanya ingin berkata bahwa saya telah bekerja untuk Tuan Bima selama bertahun-tahun dan saya melihat betapa menyedihkannya hidup Tuan Ivan. Saya hanya berharap Anda menjaga jarak dengannya lain kali. Jika suatu haru nanti Tuan Ivan dan Tuan Aiden bertengkar, saya harap Anda tidak menjadi pisau yang melukai mereka berdua," kata Heru.     

Tetapi entah mengapa, Anya merasa Heru mengatakan semua ini demi Ivan.     

Ia merasa Heru lebih condong membela Ivan. Anya merasa bahwa Heru sengaja membicarakan mengenai masa lalu untuk membuat hati Anya luluh.     

Heru ingin agar ia bisa membujuk Aiden agar tidak menyulitkan Ivan. Atau kalau memang cara itu tidak bisa, setidaknya Anya tidak akan membantu Aiden.     

Tetapi Heru lupa bahwa ia adalah istri Aiden.     

"Aku tidak akan pernah berinisiatif untuk menyerang atau melukai kakak iparku. Tetapi kalau memang pertengkaran mereka tidak bisa terelakkan, tentu saja aku akan berdiri di samping Aiden. Kalau tidak ada lagi yang ingin kamu katakan, aku pergi dulu," Anya berbalik dan berjalan menuju lift.     

Heru masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang dingin. Hingga sosok Anya menghilang ke dalam lift, baru ia masuk ke dalam kamar Ivan.     

Ketika Ivan melihatnya, matanya langsung menggelap. "Apa yang kamu katakan padanya?"     

"Tidak ada," jawab Heru.     

"Kamu tidak perlu mencampuri urusanku. Urusi saja masalahmu sendiri," kata Ivan dengan dingin.     

"Tetapi Ivan, aku …"     

"Asisten Heru, tolong hati-hati. Kamu hanyalah pelayan Keluarga Atmajaya. Kamu tidak berhak memanggilku dengan nama," suara Ivan terdengar dingin dan tanpa perasaan.     

"Dulu kamu selalu memanggilku Paman Heru, tetapi sekarang kamu memanggilku Asisten Heru. Bisakah kamu tidak bersikap keras padaku," kata Heru dengan senyum pahit.     

Ivan tidak menjawab. Ia hanya menutup matanya perlahan, "Kalau kamu tidak ada urusan, pergilah."     

"Ivan, tidak peduli apakah kamu mau mendengarkanku atau tidak. Kejadian yang menimpa Diana bukan salahmu. Kamu sudah banyak berkorban untuk Anya," setelah mengatakannya, Heru tidak menunggu jawaban Ivan dan langsung pergi.     

Ivan membuka mata ketika mendengar suara pintu kamarnya ditutup.     

Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon nomor Anya, nomor yang ia minta dari Raka.     

Pada saat itu, Anya sudah kembali ke mobil. Aiden tahu bahwa ia belum makan siang sehingga saat ini Aiden sedang menunggunya untuk makan siang bersama di kantor.     

Saat ponselnya berbunyi, Anya merasa bingung melihat nomor yang tidak dikenalnya. Ia merasa mengenali nomor tersebut, tetapi tidak bisa ingat siapa orang yang meneleponnya.     

"Halo. Siapa ini?" kata Anya setelah mengangkat telepon.     

"Anya, ini aku," suara hangat Ivan datang dari seberang telepon.     

Ya. Anya selalu merasa bahwa suara dan senyuman Ivan terasa hangat. Namun, pria yang hangat ini ternyata adalah putra dari musuh ibunya.     

Anya menenangkan dirinya dan bertanya, "Kak Ivan. Apa yang bisa aku lakukan untukmu?"     

"Apakah Heru mengatakan sesuatu padamu?" tanya Ivan.     

Anya terdiam sejenak dan berpikir. Berarti kata-kata yang disampaikan oleh Heru sebelumnya bukan merupakan perintah dari Ivan.     

Anya mengenal Ivan sebagai sosok yang selalu hangat dan ramah pada semua orang. Ia tidak pernah meminta imbalan atas semua yang telah ia lakukan.     

Dan Ivan adalah orang yang peka sehingga ia bisa menebak bahwa Heru bersikeras ingin mengantar Anya karena ingin berbicara dengannya.     

"Asisten Heru memintaku untuk tidak menyulitkanmu. Aku sudah bilang padanya bahwa kalau memang suatu hari nanti kamu sengaja melakukan sesuatu pada Aiden, aku akan tetap berada di samping Aiden," kata Anya dengan singkat.     

Mendengar kata-kata itu, Ivan mengepalkan tangannya. "Anya, aku tidak meminta Heru untuk melakukannya. Itu keinginannya sendiri. Tidak peduli apa pun yang terjadi suatu hari nanti, aku hanya ingin kamu melindungi dirimu sendiri. Apakah kamu mengerti?"     

"Aku paham," Anya berpikir sejenak dan kemudian bertanya. "Apakah kamu akan menyalahkan aku karena aku memilih untuk memihak pada Aiden? Bagaimana pun juga, dulu kamu pernah menyelamatkanku dan penyakitmu saat ini terjadi karena aku."     

Ivan tersenyum dan berkata, "Kamu adalah istri Aiden. Sudah sepantasnya kamu membela suamimu. Mengapa aku harus menyalahkanmu? Lagi pula, penyakit ini adalah salahku sendiri. Ini bukan urusanmu."     

"Terima kasih sudah menyelamatkanku dan selalu menemaniku sejak kecil. Masa-masa yang menyenangkan itu akan selalu aku simpan di hatiku, tetapi tidak nyaman untuk membicarakannya lagi. Bagaimana pun juga, sekarang kamu hanyalah kakak dari suamiku," kata Anya dengan suara tercekat.     

Ketika mendengar suara Anya, Ivan merasa hatinya ditekan dengan sebuah batu yang sangat besar, membuatnya tidak bisa bernapas.     

"Anya, aku sungguh bahagia bisa benar-benar menjadi kakakmu sekarang," Ivan tidak tahu bagaimana cara menghibur Anya.     

Anya menarik napas dalam-dalam. "Beristirahatlah, Kak. Ketika aku tidak sibuk nanti, aku akan mengunjungimu lagi bersama dengan Aiden."     

"Kalau sibuk, kamu tidak perlu datang. Aku makan dan tidur dengan tenang di tempat ini. Kamu tahu aku menyukai ketenangan dan rumah sakit ini sangat tenang," kata Ivan setengah bercanda.     

Anya membuka mulutnya, ingin memberikan penghiburan pada Ivan, tetapi ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tahu bahwa Ivan hanya berusaha untuk menghibur dirinya sendiri.     

Ia adalah putra yang tidak disayang di Keluarga Atmajaya. Statusnya di Keluarga Atmajaya tidak sebaik Aiden atau pun Nico. Keberadaannya di sana sangatlah canggung.     

Sebenarnya Ivan tidak menyukai ketenangan, tetapi ia memilih untuk menyendiri.     

Ia tinggal di rumah sakit yang dingin sendiri. Aiden tidak ingin mengunjunginya sehingga menyuruh Anya untuk menggantikannya.     

Tunangannya, Keara, datang ke rumah sakit, bukan untuk merawatnya tetapi malah untuk bertengkar dengannya.     

Anya merasa kehidupan Ivan benar-benar menyedihkan. Mengapa kehidupannya menjadi seperti ini?     

Ivan adalah pria yang cerdas dan mahir dalam segala hal. Tetapi hanya karena statusnya sebagai anak haram, seluruh kehidupannya langsung menjadi menyedihkan.     

Takdir memang suka menggoda manusia. Hidup Anya sendiri saja sudah kacau balau. Buat apa ia memikirkan hidup orang lain?     

Setelah mengatur perasaannya, Anya berkata dengan tenang, "Kalau begitu beristirahatlah. Aku tidak akan mengganggumu."     

"Baiklah, sampai jumpa lagi!" setelah mengatakannya, Ivan tidak langsung menutup telepon. Ia mendengar Anya juga berpamitan dan menutup teleponnya terlebih dahulu, baru ia meletakkan ponselnya.     

Anya bersandar di kursinya dan menutup matanya. Ia tidak mengerti mengapa Aiden memintanya untuk mengunjungi Ivan.     

Awalnya, ia pikir Aiden membiarkan ia datang mengunjungi Ivan karena ingin menunjukkan bahwa Anya adalah menantu yang perhatian di depan Bima.     

Tetapi ketika pergi ke rumah sakit, Anya malah menemukan banyak hal yang tidak ia ketahui.     

Anya menatap pengawal Aiden. Apa yang Keara dan Ivan katakan di ruangan tersebut, pengawal itu pasti sudah memberitahu Aiden.     

Bahkan jika Heru tidak memintanya, Anya berniat untuk menjaga jarak dengan Ivan. Kalau tidak, Aiden benar-benar akan cemburu buta.     

Saat memikirkan bahwa suaminya akan cemburu, tiba-tiba saja ia mendapatkan panggilan. Kali ini, Aiden yang meneleponnya.     

"Nyonya Atmajaya, aku dengar kamu memiliki kekasih masa kecil yang lain lagi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.