Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Telepon dari Wanita



Telepon dari Wanita

0"Hmm … Tetapi kamu jadi terlihat seperti petugas resepsionis," canda Nico.     
0

Anya mengerutkan keningnya saat mendengar kata-kata Nico. "Manajer Nico, bukankah meja ini sangat artistik? Mejanya didesainn dengan sangat indah. Ditambah lagi, mejanya juga cukup tinggi sehingga orang luar tidak akan bisa melihat apa yang aku lakukan," Anya merasa meja ini memiliki penampilan yang indah dan menarik, serta memberinya privasi.     

"Posisi ini …" Begitu Nico mendongakkan kepalanya. Ia melihat sebuah titik berwarna merah, yang merupakan CCTV tersembunyi!     

Ia ingin memberitahu Anya bahwa ada kamera CCTV tersembunyi tepat di atas kepalanya. Tidak peduli apa pun yang ia lakukan di sini, pamannya bisa melihat semua gerak-geriknya.     

Kamera CCTV itu dipasang dengan sangat tersembunyi dan rapi sehingga sulit untuk ditemukan.     

'Memang Harris sungguh luar biasa. Demi memenuhi keinginan paman, ia bisa melakukan segalanya,' pikir Nico.     

"Bukankah ini tempat yang bagus? Belakangku adalah dinding dan aku bisa mengawasi situasi di hadapanku hanya dengan satu kali lihat. Sementara itu, tidak ada yang tahu apa yang aku lakukan," kata Anya sambil tersenyum.     

Pada saat itu, telepon di meja Anya berdering. Anya tertegun sejenak dan kemudian menjawab, "Selamat siang …"     

"Sekretaris Anya, tolong bawakan dua cangkir kopi ke kantor presiden direktur. Satu dengan susu dan gula dan yang satunya kopi hitam," setelah mengatakannya, Aiden menutup telepon.     

"Manajer Nico, saya harus segera bekerja," Anya bangkit berdiri dengan penuh semangat, benar-benar masuk ke dalam perannya sebagai seorang sekretaris.     

Saat ia menoleh ke kanan dan ke kiri, Harris bergegas menghampirinya. "Nyonya, ruang kopinya di sini."     

"Asisten Harris, sekarang saya bukan Nyonya, tetapi sekretaris Anya," kata Anya sambil tersenyum.     

"Sekretaris Anya, tolong ikut dengan saya," Harris langsung mengubah panggilannya, mengikuti apa pun kemauan Anya.     

Ia tidak menyangka Anya bisa beradaptasi dengan sangat cepat dan lebih memilih untuk diakui sebagai seorang sekretaris biasa.     

Lima menit kemudian, Anya masuk ke dalam kantor presiden direktur dengan dua cangkir kopi. "Di mana saya harus meletakkan kopi hitamnya?"     

"Untuk Nico," Aiden melirik Nico sekilas.     

Nico mengerutkan keningnya dengan heran, "Paman, aku tidak suka minuman pahit."     

"Deny sudah menjual tanahnya pada Raka dan proyek Keluarga Mahendra akan segera berjalan. Sementara itu, kamu tidak bisa mencapai kerja sama dengan Raka. Lain kali, aku akan memberimu kopi hitam setiap hari dan mengawasimu sampai kamu menghabiskannya," kata Aiden dengan dingin.     

Anya menahan tawanya. Ia meletakkan kopi susu yang manis di hadapan Aiden dan kopi hitam di hadapan Nico, "Silahkan, Manajer Nico!"     

"Bibi, tolong bantu aku. Paman menindasku lagi," Nico langsung meminta bantuan pada Anya.     

"Manajer Nico. Saya hanyalah seorang sekretaris biasa. Tidak ada bibi di sini. Apa yang bisa dilakukan oleh sekretaris biasa sepertiku?" kata Anya dengan santai, sambil tetap menahan senyum.     

"Kalian suami istri bersekongkol!" Nico mengambil cangkir kopi itu dan meneguknya sekaligus. "Aku akan pergi mencari Raka. Aku akan terus mengikutinya sampai ia setuju!"     

"Semangat, Manajer Nico. Saya dan Tuan Aiden akan selalu mendukungmu!" Anya memberi semangat pada Nico dengan gestur menggoda.     

Mata Nico menyipit dan ia terus menggerutu, mengatakan bahwa Aiden dan Anya bekerja sama untuk membully-nya.     

Kalau Anya tidak membantunya, Nico juga tidak akan membantunya. Ia tidak akan memberitahu bibinya bahwa semua gerak geriknya berada di bawah pengawasan pamannya.     

Rasakan!     

Ia pikir, tidak akan ada satu orang pun yang bisa melihat apa yang ia kerjakan dari balik meja. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Aiden telah memasang kamera CCTV tersembunyi tepat di atas kepalanya.     

Setelah Nico pergi, Aiden bangkit berdiri dan menghampiri Anya. Ia memeluk pinggang Anya dengan lembut. "Sekretaris Anya, apakah kamu sudah dengar mengenai peraturan tersembunyi di kantor ini?"     

Anya mengulurkan tangannya dan memegang dasi yang dikenakan oleh Aiden. Kemudian, ia berkata sambil menggoda, "Apakah Tuan Aiden akan menyerangku secara mendadak?"     

"Hmm …" Aiden menundukkan kepalanya untuk mencium Anya, tetapi Anya menghindarinya.     

"Apakah Tuan Aiden sering menggoda sekretarisnya seperti ini?" tanya Anya.     

"Tidak. Aku hanya melakukan ini pada sekretaris Anya," jawab Aiden dengan suara rendah.     

Namun, Anya langsung mendorong tubuh Aiden. "Sekarang adalah jam kerja. Masih banyak pekerjaan yang harus Tuan selesaikan," katanya sebelum melarikan diri dari kantor Aiden secepat kilat.     

Aiden hanya tersenyum melihat istrinya melarikan diri dengan gesit.     

…     

Di meja kerjanya, Anya membaca buku petunjuk dan buku perkenalan perusahaan. Ia baru menyadari bahwa ia bekerja di perusahaan yang sangat luar biasa dan suaminya adalah presiden direktur perusahaan ini.     

Melihat halaman demi halaman, Anya merasa dirinya seperti sedang bermimpi. Tanpa sadar, tangannya terangkat untuk mencubit pipinya.     

Sakit!     

Ini bukan mimpi. Ia menikah dengan seorang pengusaha yang sangat amat kaya raya dan juga tampan paripurna.     

Akhirnya ia bisa memahami mengapa Bima ingin ia menandatangani perjanjian agar Anya tidak mendapatkan apa pun kalau mereka bercerai. Itu karena Aiden sangat, sangat, dan sangat kaya!     

Setelah membacanya, Anya kembali menelusuri aturan perusahaan. Ada begitu banyak peraturan, tetapi semua peraturan yang tertera sangat masuk akal.     

Ia tidak boleh datang terlambat atau pulang lebih cepat. Tidak boleh menyebarkan rahasia perusahaan atau merusak nama baik perusahaan.     

Tentu saja! Presiden direktur perusahaan ini adalah suaminya. Mana mungkin ia mencemarkan nama baik perusahaan suaminya sendiri!     

Setelah itu, ia mempelajari semua pekerjaan sekretaris. Anya melihatnya satu per satu dan merasa sedikit bingung.     

Apakah serumit itu menjadi seorang sekretaris sehingga Aiden membutuhkan tiga sekretaris?     

Pasal 1 : menjadi asisten yang siaga 24 jam bagi presiden direktur dalam segala urusan yang dibutuhkan demi kelangsungan perusahaan.     

Pasal 2 : memanfaatkan dan menciptakan berbagai sumber daya untuk ikut serta mempromosikan budaya perusahaan. Memelihara pembangunan budaya perusahaan yang berkembang secara sehat.     

Anya merasa bahwa pasal 1 adalah tugas yang tidak sulit untuk dilakukan. Lihat saja, Harris bisa melakukannya dengan mudah. Jadi, ia tidak perlu khawatir.     

Tetapi mengenai pasal 2? Ia rasa ia tidak bisa!     

Ia tidak menyangka bahwa menjadi seorang sekretaris juga harus melakukan tugas lain selain memenuhi kebutuhan presiden direktur.     

Anya terus menelusuri buku tersebut dan menemukan bahwa Harris bisa mengerjakan semua tugas dan tanggung jawab ini jauh lebih baik darinya.     

Sepertinya, tidak ada gunanya Anya di sana!     

Aiden tidak kekurangan sekretaris. Ia sudah memiliki sekretaris. Apa lagi yang bisa Anya lakukan?     

Jadi, hari pertama Anya bekerja, Anya tidak memiliki tugas lain selain menuangkan dua cangkir kopi dan membawakannya ke kantor presiden direktur.     

Ia terus membaca-baca buku petunjuk untuk karyawan baru hingga ia hampir hafal seluruh bukunya. Tidak ada pekerjaan lain lagi untuknya.     

Merasa bosan, Anya bangkit berdiri dan pergi menuju ke kantor para sekretaris. Ia melihat bahwa tiga sekretaris yang cantik dan lulusan dari kampus ternama luar negeri sedang bekerja dengan sangat gesit.     

Mereka menjawab telepon, mengatur dokumen, mengurus email, surat, membuat laporan dan sebagainya secara sekaligus. Dengan kata lain, mereka benar-benar melakukan tugas mereka sebagai seorang sekretaris.     

Hanya Anya yang tidak melakukan apa-apa.     

Kalau begini caranya, Anya merasa sangat tidak enak!     

Aiden bahkan menyuruh Hana untuk mengirimkan makan siang Anya ke kantor. Ia ingin Anya tetap makan dengan sehat karena mereka sudah berencana untuk memiliki anak.     

Anya juga tidak menentangnya. Ia merasa ia harus merawat tubuhnya baik-baik.     

Meski ini sama saja dengan perlakuan istimewa untuknya, ia kan istri presiden direktur! Apa salahnya?     

Anya masuk ke dalam ruang presiden direktur saat tidak ada orang yang memperhatikannya.     

Setelah makan siang, ia bersandar di pelukan Aiden dan mengeluh. "Aku merasa tidak berguna. Bisakah kamu menyuruh Harris untuk memberiku tugas?"     

Aiden mengangguk dan menyetujuinya.     

Oleh karena itu, setelah makan siang, Anya memiliki tugas baru.     

Menjawab telepon!     

Ketika ada seseorang yang menelepon kantor presiden direktur, mereka harus melewati kantor sekretaris terlebih dahulu dan kemudian baru disambungkan kepada Aiden.     

Itu sebabnya, sepanjang siang hari, telepon di meja Anya terus berdering.     

Ia sangat sibuk menjawab panggilan-panggilan tersebut, tetapi tidak banyak panggilan yang bisa diteruskan pada Aiden.     

Hal yang paling mengesalkan untuknya adalah sepanjang siang ini, ia mendapatkan telepon lebih dari 10 wanita yang mencari Aiden.     

Wanita di seberang telepon mencari Aiden dengan suaranya yang manja, membuat Anya ingin membanting telepon itu keras-keras.     

Ia tidak mau mencurigai suaminya dan langsung menutup telepon tersebut.     

Siapa suruh memiliki suami yang sempurna seperti Aiden? Tentu saja akan ada banyak wanita yang mengejarnya.     

Di sore hari, sebuah panggilan kembali masuk. Seorang wanita dari seberang telepon berkata, "Kak Aiden, aku akan pulang ke Indonesia bulan depan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.