Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Perlu Mengotori Tangan



Tidak Perlu Mengotori Tangan

0"Semua orang di kantor sekretaris pasti akan semakin membenciku," Anya mengatakannya sambil tertawa, tetapi sebenarnya ia juga merasa sedikit cemas.     
0

Harris menatap ke arah kantor presiden direktur dan kemudian berkata, "Kalau para sekretaris itu mempermalukan Anda lagi dan Anda tidak enak mengatakannya pada Tuan, katakan saja pada saya. Saya yang akan mengurus mereka."     

"Baguslah," jawab Anya dengan senang. Aiden sudah sangat sibuk. Ia tidak mau membuat Aiden turun tangan dalam masalah sepele seperti ini.     

"Tuan Nico berhasil membujuk Tuan Raka untuk bekerja sama. Tuan mungkin akan mengajak Anda pergi ke pesta pertunangan Tuan Raka. Apakah Anda bersedia?" tanya Harris.     

"Baiklah. Walaupun aku tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Keluarga Tedjasukmana, dari dulu Raka selalu membantuku. Setidaknya sebagai teman, aku harus menghadiri pesta pertunangannya," jawab Anya dengan santai.     

Hubungannya dengan Raka sudah lama berakhir. Awalnya, ia khawatir Aiden akan cemburu.     

Tetapi mengingat bahwa Raka sudah berulang kali membantunya dan ditambah lagi dengan statusnya sebagai sahabat Nico, sepertinya ia harus datang. Apa lagi Atmajaya Group dan Keluarga Mahendra akan segera bekerja sama.     

Toh, ia datang ke pesta tersebut bersama dengan Aiden.     

Aiden tidak akan peduli terhadap masa lalunya dengan Raka karena sekarang pria yang Anya cintai hanyalah suaminya.     

Setelah dua hari bekerja keras, akhirnya Aiden selesai menyelesaikan semua pekerjaannya tepat sebelum hari libur.     

Ia berencana untuk mengajak Anya pergi ke pemandian air panas dan mungkin menginap semalam atau dua malam. Nico juga sudah merencanakan liburannya. Ia hanya perlu menunggu pesta pertunangan Raka dan kemudian pergi untuk berlibur.     

Malam harinya, Anya sedang berbaring di atas tempat tidur bersama dengan Aiden.     

"Aiden, kamu sangat sibuk setiap hari. Mengapa tidak membiarkan Nico membantumu?"     

"Aku sudah berjanji untuk memberinya libur selama ia bisa mengajak Raka bekerja sama. Ketika masuk kerja lagi, ia akan mengurus proyek baru dan akan sangat sibuk. Biarkan ia bersenang-senang sebentar," jawab Aiden.     

Karena tanah Deny akhirnya menjadi milik Keluarga Mahendra, Atmajaya Group hanya mendapatkan 30 persen bagian dari proyek ini dan Raka yang akan menjadi pemimpin proyek ini, bukan Nico.     

Namun, hubungan antara Raka dan Nico sangat baik. Meski Raka adalah pemimpinnya, Nico juga akan mendapatkan kesempatan yang besar dalam kerja sama ini.     

Anya mengangguk saat mendengar alasan Aiden. Bagaimana pun juga, Aiden menyayangi keponakannya itu sehingga terkadang tanpa sadar ia juga memanjakannya. "Siapa yang akan pergi bersama kita ke pemandian air panas? Apakah Tara ikut?" tanya Anya.     

"Nico ingin mengajak Lisa. Jadi sepertinya Tara tidak akan ikut," kata Aiden.     

"Baiklah kalau begitu," Anya merasa sedikit kecewa.     

Ia tidak pernah bertemu dengan Lisa, tetapi pendapatnya mengenaiLisa tidak baik. Bagaimana pun juga, Lisa memiliki hubungan keluarga dengan Indah dan Keara. Indah adalah bibi Lisa dan Keara adalah sepupunya.     

Karena Indah dan Keara, Anya jadi tidak menyukai Lisa meski belum pernah berkenalan dengannya.     

Untung saja, pertunangan di antara Nico dan Lisa hanyalah pura-pura belaka. Anya tidak mau kalau mereka benar-benar menikah.     

Tentu saja ia lebih memilih Tara!     

…     

Dalam sekejap mata, hari pertunangan Raka dan Natali pun tiba. Pesta pertunangan itu diadakan secara besar-besaran di ballroom hotel mewah.     

Nico dan Lisa sudah berdandan untuk menghadiri pesta tersebut. Walaupun mereka belum bertunangan secara resmi, berita mengenai kedekatan mereka sudah tersebar di seluruh kota.     

Aiden dan Anya memutuskan untuk datang terlambat. Mereka hanya akan datang untuk formalitas belaka.     

Sebenarnya, tujuan mereka datang terlambat agar mereka tidak berurusan dengan Deny.     

Namun, Anya tidak menyangka bahwa meski ia sudah datang terlambat sekali pun, orang-orang suruhan Deny langsung mencegatnya.     

"Nona, Tuan Deny meminta saya untuk menunggu Anda di sini," kata asisten Deny.     

Wajah Anya langsung berubah. Ia datang bukan untuk Natali. Ia tidak punya saudara.     

"Hari ini aku datang ke pesta pertunangan Raka sebagai tamu. Aku tidak ada hubungannya dengan Keluarga Tedjasukmana," tolak Anya dengan dingin.     

Pada saat yang bersamaan, seseorang langsung memberitahu Deny mengenai kedatangan Anya sehingga Deny langsung menghampiri mereka berdua.     

"Anya, ayah tahu kamu pasti datang," Deny bergegas menghampiri Anya dan berniat untuk menarik tangannya. Namun, sebelum Deny bisa melakukannya, Anya langsung bersembunyi di balik tubuh Aiden.     

Aiden langsung mengulurkan tangannya dan menghentikan Deny sebelum Deny bisa menyentuh istrinya. "Tolong jaga kelakuan Anda."     

"Anya, kamu sudah bersedia datang sebagai keluarga. Ayah bisa memberikan pesta pertunangan yang megah seperti ini untuk Natali. Tentu saja ayah juga bisa memberikan pesta pernikahan yang besar untukmu." Deny sengaja menggunakan alasan pernikahan untuk memancing Anya.     

Maksudnya sangat jelas. Selama Anya bersedia untuk bekerja sama dengannya, ia akan memberikan pesta pernikahan yang layak untuk Anya agar Anya tidak malu di hadapan Keluarga Atmajaya.     

Anya hanya bisa menertawai dirinya sendiri saat mendengar kata-kata Deny. "Aku tidak peduli mengenai pesta. Aku sudah terbiasa berjuang sendiri untuk mempertahankan harga diriku. Aku tidak akan pernah membantu orang-orang yang sengaja melukaiku dan ibuku."     

"Anya, Natali adalah saudaramu. Kalau kamu memang tidak bersedia, lebih baik tidak usah datang. Sekarang, kamu sudah di sini. Kamu harus duduk di meja keluarga!" suara Deny menjadi dingin. Ia menyadari bahwa Anya dan Aiden datang sebagai tamu undangan Keluarga Mahendra, bukan sebagai Keluarga Tedjasukmana.     

"Benar apa yang Anya katakan. Selama ini ia berjuang sendiri untuk mempertahankan harga dirinya. Selama bertahun-tahun, kamu terus berusaha untuk menghancurkannya. Raka menyelamatkan Anya dari rumah Keluarga Tedjasukmana dan tentu saja kami datang untuk mengucapkan rasa terima kasih kami kepadanya," Aiden berjalan melewati Deny sambil menggandeng tangan Anya dan memasuki ruang acara.     

Natali sudah dengar bahwa Anya dan Aiden datang. Tetapi saat melihat Anya duduk di meja tamu Keluarga Mahendra, Natali menggertakkan giginya dengan kesal.     

"Nat, lihat saudaramu. Ia lebih memilih duduk di meja tamu Keluarga Mahendra," Yura sengaja memperkeruh suasana.     

Ia dan Natali adalah teman dekat, dan mereka terbiasa mempermalukan Anya untuk kesenangan mereka.     

Baru-baru ini, Yura dikeluarkan dari kampus karena ulah Anya. Ia benar-benar membenci Anya.     

"Aku dengar kamu berdebat dengannya di kampus dan ia meminta dekan untuk mengeluarkanmu dari kampus. Kakakku memang kejam. Sekarang ia sengaja ingin mempermalukan ayahku," Natali menghela napas dalam-dalam.     

"Kamu harus memberinya pelajaran. Kalau dibiarkan seperti ini terus, bukankah ia akan semakin angkuh?" kata Yura.     

"Bagaimana lagi? Ia memiliki Aiden. Apa yang bisa aku lakukan?" kata Natali dengan tidak berdaya. Sebenarnya, ia hanya berpura-pura. Ia melakukannya untuk memancing Yura. Kalau tidak ada Raisa yang bisa diperdaya, Natali masih memiliki berbagai cara lain, salah satunya adalah Yura.     

Kemudian, Natali tiba-tiba berkata, "Apakah kamu ingat teman kita, Laura?"     

"Laura? Laura yang bertunangan dengan orang bule kaya itu?" kata Yura. Ia sedikit bingung mengapa tiba-tiba Natali membicarakan mengenai teman lama mereka.     

"Iya, kasihan sekali dia. Mantan dari tunangannya merasa cemburu sehingga sengaja memberi Laura obat sehingga ia bermalam di hotel bersama dengan beberapa pria tidak dikenalnya. Tunangan Laura merasa Laura sudah kotor setelah kejadian itu sehingga ia membatalkan pertunangannya dan mengusir Laura dari rumah mereka. Ia tidak bisa melawan rasa sedihnya sehingga pada akhirnya bunuh diri," Natali menghela napas panjang. "Sayang sekali padahal ia masih sangat muda. Seusia kita."     

Yura mengangguk-angguk mendengar gosip ini. Kemudian, matanya tiba-tiba saja berbinar seperti mendapatkan sebuah ide. Ia mendekat pada Natali dan membisikkan sesuatu.     

"Tidak! Penciuman Anya sangat peka, lebih peka dari seekor anjing. Terakhir kali, Raisa berusaha untuk memberi obat pada minuman Aiden dan Anya bisa mengetahuinya," Natali langsung menentang ide Yura. "Yura, kamu akan pergi ke luar negeri setelah ini. Lebih baik jangan cari masalah."     

"Tidak bisa! Aku merasa sangat kesal pada Anya. Tahun ini aku akan lulus, tetapi tiba-tiba saja aku dikeluarkan dari kampus. Lagi pula, sebentar lagi aku akan keluar negeri. Apa yang perlu aku takutkan? Aku akan memberi Anya pelajaran," kata Yura dengan senyum angkuh.     

"Apakah kamu tidak melihat bagaimana nasib Raisa? Keluarga Mahendra harus menjual tanah mereka untuk mengeluarkan Raisa dari penjara. Dalam beberapa tahun, ia tidak diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan bahkan untuk menghadiri pesta pertunangan kakaknya. Aku hanya punya kamu sekarang. Aku tidak mau sesuatu terjadi padamu," Natali memegang tangan Yura dengan erat dan terlihat seperti seseorang yang sangat mencintai sahabatnya. "Kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang bodoh."     

Namun demikian, dalam hati Natali bersorak-sorai. Ia tidak perlu mengotori tangannya secara langsung karena di dunia ini masih banyak orang-orang bodoh yang akan melakukan apa pun untuknya!     

"Nat, jangan khawatir. Aku akan memberitahu keluargaku dan meminta agar mereka mempercepat jadwalku ke luar negeri. Malam ini aku akan berangkat. Aku akan melakukannya diam-diam," kata Yura.     

"Yura, apa yang akan kamu lakukan?" wajah Natali terlihat panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.