Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pengalaman Berburu



Pengalaman Berburu

0"Raka, aku dengar kamu mengikuti Nico masuk ke dalam hutan. Terima kasih!" mata Aiden memandang ke arah Raka yang berdiri jauh dari pintu.     
0

Raka tidak ikut masuk ke dalam ruangan itu karena ia tidak mau mengganggu acara keluarga. Ia adalah orang luar, tidak berada di lingkaran sosial orang-orang ini. Satu-satunya orang yang dekat dengannya adalah Nico.     

Selain itu, hubungannya dengan Anya dan Aiden sangat canggung …     

Raka berdiri di koridor sambil memandang Aiden dari jauh. Ia ikut merasa lega saat tahu bahwa Aiden baik-baik saja.     

Raka selalu bersikap rendah hati dan tidak mengharapkan ucapan terima kasih atas bantuan yang ia berikan. Namun, kebaikannya menyentuh hati semua orang, termasuk Aiden. Saat mengetahui bahwa Aiden menghilang di hutan, Raka langsung mengambil inisiatif untuk pergi ke dalam hutan bersama dengan Nico.     

"Tidak usah berterima kasih padaku. Nico sangat khawatir padamu," kata Raka sambil tersenyum.     

Ketika mengatakan hal ini, matanya melirik ke arah Anya. Anya juga menatap ke arahnya sehingga tatapan mereka saling beradu.     

Anya tersenyum penuh terima kasih padanya. mengetahui bahwa Raka ikut masuk ke dalam hutan untuk menemukan Aiden, ia benar-benar berterima kasih.     

Aiden berpura-pura tidak melihat interaksi antara Raka dan Anya. Ia mengambil inisiatif untuk berkata, "Hari ini, kami akan makan bersama di lantai teratas hotel. Kalau kamu tidak terburu-buru ingin pulang, kamu bisa bergabung dan makan malam bersama dengan kami nanti."     

"Terima kasih untuk tawarannya. Tetapi aku berencana untuk pergi ke acara api unggun nanti malam. Lebih baik aku tidak mengganggu acara kalian," Raka menolak dengan sopan.     

"Raka, kamu bisa ikut dengan kita. Acara api unggun itu sama sekali tidak menarik. Akan lebih menyenangkan makan malam bersama dengan kami" Nico berharap Raka mau ikut dan menghabiskan waktu bersama dengan mereka.     

"Iya Raka. Ikutlah bersama dengan kami," kata Anya. Anya sama sekali tidak keberatan Raka bergabung dengan mereka. Toh ia bersama-sama dengan Aiden.     

Apa lagi, Raka sudah berbaik hati, mau membantu Nico untuk mencari Aiden.     

Selain itu, Anya sudah tidak memiliki perasaan apa pun pada Raka.     

Tetapi bagaimana dengan Raka?     

Tara tahu bahwa Raka menolak karena ia memikirkan perasaan Anya. Ia takut Anya merasa tidak nyaman dengan keberadaannya di antara mereka.     

Tetapi Anya sudah melupakan masa lalunya dengan Raka. Sekarang, ia benar-benar bahagia dengan Aiden. Sementara itu, Raka tidak ingin bergabung dengan mereka karena ia belum sepenuhnya melupakan Anya.     

Tara mengingat komentar-komentar yang beredar di internet yang mengatakan bahwa Raka adalah pria yang baik karena ketulusannya pada Anya.     

Kalau bisa, Tara benar-benar ingin Anya dan Raka berteman meski mereka tidak bisa berakhir bersama.     

Oleh karena itu, ia ikut menimpali sambil tersenyum. "Kamu juga sudah susah payah membawa hasil buruan Aiden itu keluar dari hutan, jadi kamu harus ikut menikmatinya. Ayo bergabunglah."     

Meski semua orang sudah mengajaknya. Raka masih terlihat ragu. Oleh karena itu, Nico menggunakan jurus mutakhirnya.     

"Sayang, semua orang di internet mengatakan bahwa kita adalah pasangan. Bagaimana mungkin kamu meninggalkan aku dan pergi ke acara api unggun itu sendirian. Seharusnya kamu menemani aku! Kalau kamu tidak ikut denganku, aku akan menciummu di depan semua orang," ancam Nico sambil tersenyum nakal.     

Tara langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Nico, apakah kamu sengaja ingin menghancurkan mental Raka?"     

Anya berusaha untuk menyembunyikan senyumnya, tetapi bibirnya mengkhianatinya.     

Nico memang terlalu lucu!     

"Sayang …" Nico mendekati Raka. Tangannya terulur untuk memeluk leher Raka dan berusaha untuk mencium pipinya sekali lagi.     

Raka langsung mengangkat tangannya untuk melindungi dirinya. Kemudian ia mendorong tubuh Nico dengan jijik. "Baiklah aku akan bergabung. Sekarang kalian makanlah. Aku tidak mau mengganggu makan siang kalian."     

Setelah mengatakannya, Raka langsung berbalik dan hendak kabur dari Nico.     

"Sayang, aku akan menunggumu. Jangan lupa untuk datang!" Nico mengikuti Raka keluar dari ruangan tersebut dan berteriak dengan keras di tengah koridor. Di ujung koridor itu ada kepala manajer dan manajer restoran. Mereka berdua langsung membalikkan badan ke arah dinding, berpura-pura tidak melihat dan mendengar apa pun.     

Raka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Ia benar-benar sudah hancur di tangan Nico. Berteman dengan Nico memang seru, tetapi juga membuatnya pusing.     

Di internet sudah beredar mengenai hubungannya dengan Nico, tetapi Raka tidak berniat untuk menjelaskan kebenarannya.     

Ia merasa lebih baik kalau semua orang salah paham kepadanya seperti ini …     

Tujuan Nico adalah untuk memaksa Bima agar segera mengumumkan keputusannya. Lisa sedang hamil. Selama Bima bersedia memberikan sahamnya, Nico akan langsung bertunangan dengan Lisa dan mematahkan rumor yang beredar di internet.     

Anak di perut Lisa adalah bukti terbaik yang bisa langsung mematahkan rumor antara hubungan Nico dan Raka dengan mudahnya.     

Pada saat itu, Raka juga bisa menjelaskan bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman. Ia dan Nico sudah berteman selama bertahun-tahun dan biasa bercanda seperti ini.     

Semuanya akan baik-baik saja … Semuanya akan kembali seperti semula …     

Raka tahu bahwa Nico memanfaatkannya untuk membuat rumor dan kehebohan. Tetapi sebagai teman baik Nico, ia tidak keberatan kalau harus bekerja sama dengan Nico.     

Nico berdiri di depan pintu ruangan tersebut hingga sosok Raka sudah tidak terlihat sama sekali. Kemudian ia masuk ke dalam dan duduk bersama dengan pamannya.     

"Paman, mengapa kami tidak bisa menghubungimu? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nico.     

Aiden mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan ponselnya yang sudah hancur.     

Nico juga membawa case ponsel Aiden yang terjatuh di hutan dan bertanya. "Bagaimana bisa ponselmu hancur seperti ini?"     

Wajah Aiden langsung berubah menjadi canggung. Ia berdeham pelan dan berkata. "Para babi hutan itu langsung datang bergerombol. Aku tidak menembak mereka karena tidak mau sampai mereka semua menjadi agresif dan menyerang kami."     

"Setelah salah satunya terpisah, aku menembaknya. Tetapi ternyata babi hutan itu tidak langsung mati. Ia malah memanggil kawanannya dan menyerbu. Kami tidak punya waktu untuk melawan dan langsung memanjat pohon."     

"Apakah babi hutan tidak bisa memanjat pohon?" tanya Nico dengan penasaran.     

Tara langsung memutar bola matanya saat mendengar pertanyaan bodoh Nico.     

"Kalau mereka menyerbu dengan cepat dan bergerombol, mungkin mereka bisa sedikit memanjat ke atas sambil menaiki tubuh teman mereka. Paman, cepat ceritakan. Bagaimana ponselmu bisa rusak?"     

"Mereka tidak bisa memanjat sehingga mereka menyeruduk pohon yang aku naiki. Ponselku terjatuh karena getaran pohon tersebut dan para babi hutan itu langsung menggigitnya," Aiden menceritakan pengalamannya yang memalukan itu.     

Nico langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Aku menyesal tidak ikut bersama denganmu untuk berburu. Kalau aku ikut, aku pasti akan memfotomu saat kamu dikelilingi oleh babi hutan itu dan bersembunyi di atas pohon dengan ketakutan."     

Aiden langsung memandang Nico dengan tajam dan dingin, membuat bulu kuduk Nico berdiri. Rasa dingin itu menusuk hingga ke tulangnya dan langsung berhenti tertawa.     

"Paman, aku hanya bercanda. Jangan menatapku seperti itu. Kamu sangat menakutkan," Nico langsung bersembunyi di belakang Tara.     

Aiden langsung mengalihkan pandangannya, tidak lagi memedulikan Nico. Tatapannya tertuju pada istrinya. "Aku dengar kamu mencemaskan aku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.