Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Berjalan Lagi



Berjalan Lagi

0Hari sudah sore ketika Anya dan Aiden tiba di rumah. Sebelum pulang, Tara ingin makan masakan Hana terlebih dahulu, sehingga ia mampir ke rumah Anya.     
0

Tidak disangka, begitu mobil mereka berhenti di gerbang rumah, sudah banyak wartawan yang menanti dengan perlengkapan yang lengkap.     

"Aiden, apakah kamu baru saja kembali dari liburan? Apakah kamu sudah membaca berita yang beredar di internet?"     

"Apa yang terjadi?" Aiden mengerutkan keningnya, berpura-pura tidak tahu.     

"Natali Tedjasukmana mengatakan bahwa kamu menculiknya dan membayar orang untuk memperkosanya. Apakah ini benar?"     

"Untuk apa aku melakukannya? Apakah kalian tidak punya otak, mempercayai kata-katanya begitu saja?" suara Aiden terdengar dingin, membuat para wartawan itu tidak berani bertanya lagi. Mereka menyodorkan mikrofon yang mereka bawa pada Anya.     

"Anya, kamu dan Aiden liburan ke mana?" tanya wartawan tersebut.     

"Kami pergi ke tempat pemandian air panas yang masih berada di bawah Atmajaya Group. Di sana banyak tempat pemandian air panas yang masih alami. Ada juga peternakan kuda untuk tempat hiburan bagi turis yang ingin mengendarai kuda. Selain itu, ada danau di mana kalian bisa memancing ikan-ikan segar. Kemarin, hotel tersebut mengadakan acara api unggun. Acaranya sangat menarik. Aku punya kupon untuk kalian kalau kalian ingin berlibur. Sayang sekali kalau kalian tidak pernah berlibur ke sana," Anya tersenyum dan memberikan beberapa kupon pada wartawan yang ada di hadapannya.     

Aiden memandang istrinya dengan puas. Ia tidak menyangka Anya malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mempublikasikan hotel milik Atmajaya Group. Ini sama saja dengan iklan gratis.     

Kemudian, Aiden ikut menambahkan. "Kemarin lusa, kami juga bertemu dengan Raka di hotel. Setelah itu kami makan malam dan minum anggur bersama."     

"Apakah Raka yang kamu maksud adalah Raka Mahendra?"     

"Apakah ada Raka lain yang aku kenal?" kata Aiden dengan ekspresi kesal. "Kami baru saja kembali dan kami sangat lelah."     

"Raka Mahendra meninggalkan tunangannya dan pergi berlibur sendiri," bisik salah satu wartawan.     

"Apakah Natali sengaja membuat keributan agar Raka pulang dan menemuinya?"     

"Jangan lupa, kalau kalian ingin liburan, pergilah ke tempat pemandian air panas Atmajaya Group. Mereka memiliki anggur buatan sendiri yang sangat lezat dan semua bahan makanan yang digunakan di sana sangat segar," kata Anya.     

"Benar! Semuanya enak di sana!" kata Tara. Hampir saja ia meneteskan air liurnya saat membayangkan makanan.     

Hana sangat senang melihat kedatangan Aiden dan Anya. Ia bergegas keluar untuk menyambut mereka.     

"Anya, daging babi hutan yang kalian kirimkan sudah sampai di rumah. Aku sudah memasakkan makan malam yang enak untuk kalian."     

Sementara itu, Diana juga ikut keluar sambil mengenakan kruk. Ia berjalan perlahan sambil berkata, "Karena masalah Natali, aku tidak bisa keluar rumah hari ini. Cepat selesaikan!"     

"Ibu bisa berjalan!" Anya langsung berlari menghampiri ibunya dengan senang. Hatinya begitu gembira saat melihat ibunya bisa berdiri dan berjalan lagi, meski masih harus menggunakan alat bantu.     

"Aiden memanggil fisioterapis untuk ibu untuk memijat dan membantu rehabilitasi ibu. Aku sudah mulai menjalani rehabilitasi setelah aku keluar dari rumah sakit. Sekarang akhirnya aku bisa berdiri dari kursi roda itu," kata Diana sambil tersenyum.     

Ketika mendengar penjelasan ibunya, Anya menoleh ke belakang dan menatap Aiden. "Mengapa kamu tidak memberitahuku?"     

"Kamu sangat sibuk. Setelah meluncurkan produk baru, kamu harus menghadiri pertunangan Raka dan mempersiapkan diri untuk kompetisi parfum. Aiden yang meminta ibu untuk tidak memberitahumu. Ia memberiku ide untuk mengejutkanmu saat akhirnya ibu bisa berjalan lagi," kata Diana.     

"Ibu, aku benar-benar senang kamu bisa berjalan lagi," Anya langsung memeluk ibunya.     

"Aku benar-benar bersyukur mendapatkan menantu sebaik Aiden. Ia selalu memikirkan mengenai ibu dan kamu," wajah Diana penuh dengan senyum bahagia.     

Diana menggandegn tangan Anya dan mengajaknya berjalan ke ruang keluarga. Anya sedikit menoleh ke belakang dan menatap wajah suaminya, sebelum akhirnya mengikuti ibunya.     

Mereka berkumpul di ruang keluarga sambil mengobrol. Hana pun ikut berada di sana untuk meramainan suasana.     

Mereka berbincang dan bercanda, tawa membuat suasana ruangan itu terasa menyenangkan.     

Dengan sifatnya yang terbuka dan ceria, Tara bisa mendapatkan hati semua orang, termasuk Hana dan Diana. Tara memang memiliki pesona yang luar biasa. Bima dan Maria menyukainya. Nico juga menyukainya.     

Selain itu, ia dan Anya juga bersahabat ...     

Setelah makan malam, Aiden menyuruh Abdi untuk mengantarkan Tara pulang.     

Tara menerima tawaran itu dengan senang hati. Ia bahkan dengan tidak tahu malu membungkus masakan Hana dengan dalih ingin memberikannya pada kakeknya. Padahal ia ingin memakannya sendiri.     

Anya hanya tertawa melihat Tara yang tidak punya malu. Tara memang memiliki pesonanya sendiri.     

...     

Di malam hari, mereka menghabiskan waktu di teras sambil makan buah dan berbincang-bincang.     

Cuacanya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas sehingga mereka bisa menikmati angin malam dengan tenang.     

"Anya, setelah kompetisi parfumnya selesai, kamu harus segera mempersiapkan diri untuk punya anak," kata Diana secara tiba-tiba.     

Wajah Anya langsung merona. "Ibu masih muda, mengapa terburu-buru ingin menggendong cucu?"     

"Iya, ibu ingin cucu. Kamu sebentar lagi juga akan lulus, kan? Dan kamu sedang magang di perusahaan Aiden. Setelah magang kamu tidak perlu ke kampus lagi. Kalau kamu hamil, itu tidak akan mempengaruhi kelulusanmu," kata Diana.     

Anya menatap ke arah suaminya. "Bagaimana menurutmu?"     

"Terserah kamu saja. Setelah kompetisi parfum selesai, aku hanya ingin kamu menjaga dan merawat tubuhmu baik-baik," kata Aiden.     

Aiden sangat sabar. Ia bisa memiliki banyak anak, tetapi ia hanya memiliki satu istri. Kesehatan istrinya adalah yang paling utama.     

Anya mengangguk mendengar jawaban suaminya. "Baiklah kalau begitu. Setelah kompetisinya selesai, aku akan mempersiapkan diri."     

Sebelumnya, Anya tidak pernah memikirkan dan mempertimbangkan untuk memiliki anak di usia semuda ini.     

Ia masih berusia 20 tahun dan masih belum lulus kuliah. Ia tidak mau perutnya terlihat besar saat foto wisuda nanti.     

Tetapi saat memikirkan mengenai Aiden, ia berubah pikiran. Pria ini telah memberikan segalanya untuknya. Aiden memberinya kepercayaan diri, mendukungnya untuk melakukan apa pun yang ia cintai.     

Ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya secara langsung, tetapi Anya tahu bahwa Aiden selalu mencintainya.     

Setiap tindakan yang dilakukan oleh Aiden, sekecil apa pun, selalu menunjukkan rasa cintanya pada Anya.     

Aiden selalu melindunginya dan memanjakannya dengan caranya sendiri.     

Anya merasa setelah jatuh cinta pada Aiden, ia tidak akan pernah jatuh cinta lagi dengan pria lain. Tidak ada yang lebih baik dari Aiden.     

Suaminya adalah yang terbaik!     

Anya sudah memutuskan akan memiliki anak terlebih dahulu. Setelah itu, ia bisa memusatkan seluruh perhatiannya pada bisnis parfumnya.     

Ia tidak mau seperti ibunya, terlalu sibuk dalam pekerjaannya sehingga tidak bisa memiliki anak lagi.     

Suaminya begitu tampan, sayang sekali kalau mereka tidak memiliki keturunan.     

Memikirkannya membuat Anya tersenyum-senyum sendiri.     

"Anya! Anya! Keluar kamu!" tiba-tiba saja, suara teriakan Mona terdengar dari luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.