Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Ditangkap Polisi



Ditangkap Polisi

"Kalau memang ini menyebabkan cedera atau luka padamu, kami bisa menangkapnya atas dasar kejahatan. Air apa yang mereka gunakan untuk menyirammu?" tanya salah satu polisi.     
0

"Air bekas untuk mencuci," jawab Hana, tidak menjelaskan secara rinci air itu untuk mencuci apa.     

"Kamu akan terluka kalau terkena air panas atau air keras. Tetapi air bekas saja tidak bisa melukaimu, hanya membuatmu bau," seorang wartawan wanita menutupi mulut dan hidungnya dengan jijik saat memandang Mona.     

Polisi yang datang juga sebenarnya tidak tahan bau tersebut, tetapi ini sudah menjadi tugas mereka. Mereka merasa sedikit kesal saat memikirkan bahwa wanita bau ini akan memasuki mobil mereka.     

"Pak polisi, aku tidak mau pergi. Bawa wanita itu, ia yang menyiramkan air ini padaku. Walaupun ia tidak berusaha untuk melukaiku, tetapi ini sama saja dengan menghinaku. Aku akan mengambil tindakan hukum," kata Mona.     

Mona bersikeras tidak mau ditahan. Mengapa ia harus ditahan hanya karena mengumpat?     

"Nyonya Diana tidak sengaja menyiramkan air itu. Di malam yang gelap seperti ini, bagaimana ia bisa melihat dengan jelas," kata Hana.     

"Tetapi dia menyiramkan air itu sebanyak dua kali. Itu artinya ia sengaja. Pak polisi, cepat tangkap wanita itu," kata Mona dengan marah.     

"Kaki Nyonya Diana masih belum pulih betul. Untuk berjalan saja ia membutuhkan bantuan kruk. Membawa satu ember saja membuatnya oleng. Bagaimana mungkin ia menyiramkan ember yang kedua. Ada begitu banyak orang yang menyaksikan kejadian ini. Kalau kalian tidak percaya, tanyakan pada yang lainnya."     

Hana yakin tidak akan ada satu orang pun yang membantu Mona.     

Semua orang di ruangan itu juga membenci sikap Mona yang seenaknya. Dan wanita itu bau sehingga mereka ingin Mona segera dibawa pergi. "Benar. Tidak ada ember yang kedua. Nyonya Diana tidak sengaja menjatuhkan ember yang pertama dan mengenai tubuhnya," kata semua orang di sana.     

"Apa yang Aiden berikan kepada kalian semua? Mengapa kalian bersedia membantunya seperti ini?" teriak Mona dengan marah. Kemudian, pandangannya terjatuh pada kamera yang dibawa oleh para wartawan tersebut, "Berikan kameramu. Kamu pasti mengambil beberapa foto kejadian tadi."     

"Pak polisi, cepat bawa pergi wanita ini. Aku tidak bisa memberikan kamera ini karena banyak foto2 mengenai artis dan orang-orang terkenal yang akan menjadi bahan berita. Ini adalah privasi milik perusahaan kami." Wartawan tersebut menolak untuk memberikan kameranya.     

Kemudian, Mona menatap ke arah CCTV rumah dan berkata. "Kalau begitu, aku ingin melihat rekaman CCTV."     

Polisi itu tidak bisa berbuat apa-apa. Para wartawan enggan meminjamkan kamera mereka dan Mona tidak mau menyerah begitu saja. Ia bersikeras agar para polisi itu juga menangkap Diana.     

Aiden keluar dari ruang kerjanya dan berkata. "Kalian bisa melihat hasil rekaman CCTV nya."     

Rekaman yang ditangkap oleh CCTV di depan pintu langsung ditampilkan ke arah dinding, seperti sebuah presentasi, agar semua orang di ruangan itu bisa melihatnya.     

Sebuah bayangan hitam melintas pada rekaman tersebut. Bayangan hitam itu dilingkupi dengan turban dan wajahnya ditutupi kacamata hitam. Ia berdiri di depan pintu dan sosoknya tidak terlihat jelas.     

Kemudian, Diana terlihat sedang membawa seember air. Jalannya oleng dan air itu tidak sengaja terlempar. Rekaman CCTV itu menunjukkan bahwa Diana melakukannya dengan tidak sengaja. Lagi pula, sosok Mona yang berdiri di depan pintu terlihat tidak jelas di malam hari, bagaimana mungkin Diana sengaja melemparkannya?     

"Tidak. Tidak seperti itu! Diana sengaja menyiramkan air itu begitu melihatku. Ia benar-benar melihatku dan sengaja menyiramkan air itu kepadaku. Masih ada rekaman selanjutnya," teriak Mona dengan panik.     

Rekaman CCTV dari sudut pandang yang lain juga ditampilkan, tetapi sama sekali tidak ada ember kedua seperti yang disebutkan oleh Mona.     

"Tidak! Diana sengaja menyiramku dengan air kotor itu! Kamera itu pasti tidak menghadap ke arah kami sehingga tidak terekam. Para wartawan ini pasti mengambil gambar kejadian itu dengan lebih jelas. Mereka pasti punya rekaman yang lebih jelas!" dengan harapan terakhir yang ia miliki, Mona bersikeras menginginkan kamera dari para wartawan itu. Ia tidak mau ditangkap sendirian.     

Kalau ia harus ditangkap, ia akan menyeret Diana bersama dengannya.     

Namun, tidak ada satu orang pun yang mau membelanya. Semua rekaman video dan suara menunjukkan bahwa ia lah yang sengaja datang untuk menghina Anya dan Diana. Selain itu, para wartawan yang ada di sana bersedia menjadi saksi.     

Rekaman CCTV yang ditunjukkan Aiden juga bisa menunjukkan bahwa Diana tidak sengaja menyiramkan air itu kepada Mona dan para wartawan membenarkan hal tersebut.     

Kemarahan Mona langsung memuncak. "Diana, dasar kamu jalang! Kamu sama seperti putrimu yang murahan, menjual diri kepada pria kaya. Kalian ibu dan anak sama-sama tidak tahu malu. Aku akan menyeret kalian ke neraka ..."     

Para polisi itu langsung bereaksi dengan cepat, membungkus dan mengikat Mona dengan menggunakan kain yang diberikan oleh Hana, sebelum Mona bisa berbicara hal-hal yang lebih buruk.     

Setelah Mona ditangkap, para wartawan itu pergi satu demi satu.     

"Tidak perlu terburu-buru. Kalian bisa minum teh dan bersantai terlebih dahulu. Selain itu, kalian juga bisa membawa pulang sirup osmanthus buatan Anya," Hana langsung bertindak, menyuap para wartawan tersebut.     

Anya sedang memegang tangan Diana, berdiri di dekat jendela dan mengamati pergerakan di luar. Ia takut polisi tersebut benar-benar akan membawa ibunya pergi.     

Untung saja, para wartawan ini tahu bahwa Mona lah yang berniat jahat dan membuat keributan sehingga mereka tidak membelanya.     

Di ruang bawah tanah, Anya sudah membuat lebih dari 100 botol sirup osmanthus yang sebenarnya ia buat untuk hadiah para pegawai Iris/     

Sekarang, sepertinya hadiah itu harus digunakan untuk hal lainnya.     

Hana meminta para wartawan tersebut untuk meninggalkan nama dan nomor teleponnya. Para wartawan itu langsung mengantri, bukan karena menginginkan hadiah yang akan diberikan, tetapi mereka ingin mendekatkan diri pada Aiden. Kalau mereka bisa mengenal Aiden, mendapatkan berita atau wawancara akan jauh lebih mudah!     

Jadi, beberapa orang bahkan bersedia meninggalkan nama dan nomor telepon mereka tanpa mengambil hadiah. Mereka berkata bahwa mereka bisa berbagi satu sama lain.     

Akhirnya, setelah para wartawan itu pergi, malam menjadi lebih tenang di rumah Aiden.     

Namun, kegemparan terjadi di internet, membuka mengenai skandal Keluarga Tedjasukmana.     

'Skandal Keluarga Tedjasukmana, Mona Tedjasukmana merupakan wanita ketiga yang suka main tangan dengan putri tirinya. Wanita ketiga yang berani muncul di hadapan istri sah, membuat Diana Hutama shock dan melahirkan secara prematur.'     

Selain berita mengenai Mona, nama Natali juga ikut terseret. Berita mengatakan bahwa ia adalah wanita yang palsu, penuh dengan kepura-puraan. Ia suka menggunakan orang lain untuk melakukan keinginannya agar ia tetap terlihat baik hati.     

Semua orang yang pernah disakiti oleh Natali langsung ikut menceritakan bagaimana sifat Natali sebenarnya. Beberapa orang mengatakan bahwa Raisa sangat bodoh karena ia mau mengikuti sahabatnya yang licik.     

Ketika melihat berita di internet, Irena langsung menyadari bahwa penderitaan yang dialami oleh Raisa selama ini ternyata disebabkan oleh Natali.     

Ia benar-benar marah setengah mati hingga menelepon Raka tengah malam. "Raka, setelah ini, kamu harus segera membatalkan pertunanganmu dengan Natali."     

"Ibu, ada apa ini?" Raka sudah sangat lelah karena harus mengurus Natali. Ia membawa Natali ke sebuah villa yang cukup terpencil agar tunangannya itu tidak mengganggu siapa pun. Natali seringkali mengamuk dan menghancurkan semua barang yang ada di villa tersebut.     

"Putri kesayanganku ... Raisa-ku terluka karena wanita itu! Ia yang menyebabkan semua ini. Raisa menganggapnya sebagai sahabat. Ia mendengarkan Natali dan mempercayainya. Bagaimana bisa ia memanfaatkan adik iparnya sendiri?" Irena menangis dengan pahit. "Sekarang Raisa berada di luar negeri sendirian. Ia sering menangis dan mengeluh karena rindu rumah. Aku ingin putriku pulang."     

"Ibu, bagaimana ibu tahu semua ini? Siapa yang memberitahumu?" tanya Raka dengan terkejut.     

"Semuanya sudah tersebar di internet. Semua orang mengatakan bahwa Raisa telah dimanfaatkan dan dibohongi oleh Natali. Banyak orang yang menjadi saksi. Kamu harus berpisah dengannya. Aku tidak mau wanita seperti itu menjadi menantuku. Tanah dari Keluarga Tedjasukmana juga bukan hadiah dari ayahnya. Kita membelinya sendiri dengan uang kita. Kita tidak berutang apa pun pada Keluarga Tedjasukmana. Oleh karena itu, pertunangannya harus segera dibatalkan!" kata Irena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.