Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Mengerti



Tidak Mengerti

0Keara memberitahu Natali bahwa ternyata anak yang dikandung Lisa bukanlah anak Nico. Lisa yang benar-benar mencintai janinnya itu mencari dokter terbaik di kota dan membuat janji dengan Dokter Norah.     
0

Tetapi keluarga Lisa malah menyuap seorang suster dan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan Lisa di ruang ultrasound.     

Lisa yang mencurigai hal tersebut tidak bisa mempercayai keluarganya lagi dan membatalkan jadwal pemeriksaannya. Ia tidak mau melakukannya karena ia ingin melindungi anak di dalam kandungannya.     

Keara hanya menceritakan hal itu, tetapi Natalli lah yang tertarik dan menyelidiki siapa suster yang mau disuap untuk menggugurkan kandungan orang.     

Dan pada akhirnya, ia menemukan suster itu. Suster Dina.     

Ia memberikan uang sebesar 200 juta rupiah pada Dina dan 100 juta rupiah untuk dokter yang mau mengaborsi anak di kandungan Anya.     

Sekarang, saat ia duduk di mobil polisi, otak Natali baru sadar. Ia baru mengerti bahwa Keara sengaja memanfaatkannya.     

Keara ingin membunuh orang menggunakan tangan orang lain, membuat dirinya tetap bersih.     

Ia tahu Natali membenci Anya setengah mati sehingga ia sengaja memberitahu tanggal pemeriksaan Anya dan juga menceritakan apa yang telah dilakukan oleh Keluarga Srijaya pada Lisa. Hal itu menyebabkan Natali berandai-andai, apakah ia bisa melakukan hal yang sama pada Anya?     

Natali melaksanakan rencana ini dengan sangat gegabah sehingga polisi bisa menemukannya dengan mudah.     

Meski ia menggunakan ponsel cadangan, kalau sampai ponsel cadangan itu ditemukan, tamat sudah riwayatnya!     

Ia harus segera menyingkirkan ponsel cadangan itu secepat mungkin!     

Dalam hati, Natali hanya bisa berharap Raka bergegas menyelamatkannya.     

…     

Setelah Natali dibawa oleh polisi, Irena segera menelepon Raka dengan panik. Dari cerita ibunya, Raka menyuruh bawahannya untuk segera menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.     

Tidak butuh waktu lama, ia mengetahui bahwa Natali yang mendapatkan tanggal pemeriksaan Anya menyuap suster rumah sakit dan meminta dokter rumah sakit itu untuk menggugurkan kandungan Anya.     

Untung saja, Aiden datang tepat waktu untuk mencegah terjadinya hal itu. Di bawah tekanan dari Aiden dan pihak rumah sakit, akhirnya suster tersebut mengaku bahwa Natali lah yang telah membayarnya.     

"Natali …" Raka memukul meja kerjanya dengan keras, tidak peduli meski tangannya memerah sekali pun.     

"Tuan, ada masalah apa?" asisten Raka langsung masuk ke dalam ruangan begitu mendengar suara gebrakan meja.     

"Apa yang akan terjadi kalau aku membatalkan pertunanganku dengan Natali sekarang juga?" tanya Raka dengan serius.     

"Perusahaan Tedjasukmana sudah bangkrut. Membatalkan pertunangan dengan Nona Natali saat ini adalah keputusan yang bagus," kata asisten tersebut.     

"Maksudku terhadap pendapat publik," kata Raka.     

"Kalau Nona Natali melakukan kesalahan yang tidak termaafkan, Anda tidak perlu mengkhawatirkan dampak buruk pada opini publik ketika Anda membatalkan pertunangan Anda dengannya," jawab asisten tersebut.     

��Apakah menyuap orang lain untuk mencelakai orang termasuk?" tanya Raka.     

"Siapa yang ia celakai? Nona Anya?" asisten Raka juga termasuk orang yang cerdas. Ia tahu bahwa kakak beradik dari Keluarga Tedjasukmana memiliki hubungan yang tidak baik dan sejak dulu Natali selalu cemburu pada kakaknya.     

"Apakah aku harus menyelamatkannya?" tanya Raka dengan ragu.     

"Tuan, saya sarankan Anda tidak menyelamatkan Nona Natali. Kalau benar Nona Natali berniat mencelakai Nona Anya dan Tuan Aiden memiliki buktinya, Anda tidak akan bisa menyelamatkannya. Tidak ada gunanya menyinggung Keluarga Atmajaya demi Nona Natali. Saya yakin Tuan Rian akan setuju dengan pendapat saya. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk membatalkan pertunangan Anda dengannya. Jangan sampai Anda melewatkan kesempatan ini," kata asisten tersebut.     

"Tetapi Natali adalah tunanganku. Tidak peduli apa pun kesalahannya, aku harus …"     

"Tuan, Anda tidak punya tanggung jawab untuk mengurusnya setiap waktu. Memang benar Nona Natali adalah tunangan Anda, tetapi wanita itu memiliki otak yang jahat dan berusaha untuk mencelakai orang lain berulang kali. Kalau Anda terus membantunya, itu sama saja Anda juga ikut berbuat jahat. Ia telah berhasil melarikan diri dari hukuman dan terus berusaha untuk membuat hidup orang lain menderita."     

"Keluarlah. Aku ingin menenangkan diri," Begitu asistennya keluar, Raka langsung menelepon Anya.     

Anya baru saja bertengkar dengan Aiden. Setelah kembali ke rumah, ia langsung mengurung dirinya di dalam kamar dan mengabaikan semua orang.     

Saat ponselnya berbunyi, Anya mengira Aiden lah yang meneleponnya. Siapa sangka kalau ternyata itu Raka.     

"Raka, mengapa kamu meneleponku?" tanya Anya dengan suara pelan.     

"Anya, apakah kamu baik-baik saja? Aku meneleponmu karena ingin memberitahumu mengenai Natali."     

"Kalau kamu meneleponku agar aku memaafkan Natali, lebih baik jangan katakan apa pun," suara Anya langsung terdengar dingin saat nama Natali disebut.     

"Anya, maafkan aku. Kebodohanku lah yang telah melukaimu. Apa yang baru saja asistenku katakan membuatku sadar. Natali memiliki hati yang buruk dan berusaha untuk melukaimu. Tetapi aku malah membantunya dan melindunginya. Kalau Natali ditangkap oleh polisi dan di penjara sebelum ini, ia tidak akan bisa mencelakaimu lagi. Anya, maafkan aku," kata Raka dengan penuh penyesalan.     

Ketika mendengar kata-kata Raka, hati Anya langsung melunak. "Ini bukan salahmu."     

"Natali memang tidak kenal jera. Aku tidak akan membantunya lagi. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku akan membatalkan pertunanganku dengannya dan tidak akan melindunginya lagi," kata Raka.     

"Itu adalah urusan kalian. Tidak perlu memberitahuku. Aku sangat lelah hari ini, Raka. Kalau tidak ada yang ingin kamu bicarakan lagi, aku ingin istirahat," kata Anya. Tanpa menunggu jawaban Raka, ia langsung mengakhiri panggilan.     

Hatinya benar-benar kacau sekarang.     

Ia merasa Aiden tidak mencintainya dan bayinya sehingga menggunakan mereka berdua sebagai umpan.     

Hatinya benar-benar sedih dan ia tidak mau mencampuri urusan orang lain, terutama mengenai Natali dan Raka.     

…     

Pada pukul sepuluh pagi, Tara datang ke rumah Anya. Saat Hana melihat kedatangan Tara, ia terlihat seperti melihat sosok pahlawan.     

"Dokter Tara, Anya mengurung dirinya di dalam kamar. Ia tidak mau berbicara dengan siapa pun dan juga tidak mau makan," kata Hana dengan stres.     

Berbeda dengan Hana yang tertekan, Diana terlihat jauh lebih tenang. "Tara, kamu kan juga wanita. Kamu harus memahami mengapa Anya marah. Jangan membujuknya untuk memaafkan Aiden dan juga jangan menyuruhnya untuk memahami tindakan Aiden. Bujuk Anya untuk makan agar ia tidak kelaparan."     

"Baik, Bibi. Jangan khawatir, aku mengerti," Tara langsung menuju ke lantai atas.     

Sebelum ia mengetuk pintu, Anya sudah membuka pintu kamarnya. "Apakah kamu datang untuk menjadi pembawa damai?" gerutu Anya.     

"Tidak. Aku datang untuk makan," Tara tertawa. "Bagaimana kamu bisa tahu aku datang?"     

"Aku duduk di pinggir jendela. Mobilmu sudah diperbaiki?" Anya merasa sangat iri ketika melihat Tara datang kemari dengan mobilnya.     

Sebelumnya, Aiden mengatakan bahwa Anya boleh menyetir untuknya. Tetapi hingga saat ini, tidak pernah sekali pun ia menyentuh setir mobil.     

Ketika ia hamil, keadaannya menjadi semakin parah.     

Anya tidak boleh bekerja, tidak boleh menyetir, tidak boleh ini, itu …     

Ia tidak boleh melakukan apa pun.     

"Mobilku rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Aku berencana untuk menabung dan membeli mobil baru, tetapi Nico membelikan mobil yang sama seperti mobilku yang lama," kata Tara dengan kesal. "Memang dasar laki-laki ya. Mereka tidak akan pernah memahami apa yang kita inginkan. Lebih baik kita langsung memberitahunya saja, atau mereka selamanya tidak akan pernah mengerti."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.