Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Wanita yang Harris Sukai



Wanita yang Harris Sukai

0"Terima kasih, Tuan. Tetapi saya sudah memiliki wanita yang saya sukai," Harris langsung menolak saat Nico menawarkan untuk mencarikan kekasih padanya.     
0

Nico tidak menyangka akan mendengar jawaban itu keluar dari mulut Harris. Ia tertegun sejenak, kemudian menoleh dan menatap ke arah Harris. Sementara itu, Harris tetap memandang lurus ke depan sambil menyeimbangkan tubuhnya. Ia tidak mau makanan Tuannya ada yang berceceran.     

"Apa? Kamu sudah memiliki wanita yang kamu sukai? Siapa itu?" tanya Nico dengan penasaran. Ia melangkah mendekati Harris. Matanya berbinar, merasa sangat senang karena mendapatkan sebuah bahan gosip baru.     

Harris menutup mulutnya rapat-rapat dan tetap menghadap ke depan. Ia berpura-pura tidak mendengar pertanyaan Nico dan sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan itu. Sesekali ia melirik ke arah atas, melihat lantai mereka saat ini, dan berharap agar ia segera tiba di lantai kantor Aiden.     

"Siapa itu? Apakah Raisa Mahendra?" tanya Nico sekali lagi. Ia tidak menyerah meski Harris mengabaikannya. Ia juga tidak merasa sungkan sama sekali karena ia sudah mengenal Harris sejak ia masih kecil. Memang status Harris hanyalah pegawai, tetapi Harris sudah seperti keluarga untuknya.     

Mendengar nama Raisa, Harris mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa Nico tiba-tiba saja menyebutkan nama Raisa Mahendra secara acak? "Tuan Nico, jangan bercanda. Nona Raisa menyukai Tuan Aiden!" kata Harris. Wajahnya tetap tanpa ekspresi seperti sebelumnya.     

Harris melakukan kesalahan dengan memberi respon pada Nico sehingga Nico terus menerus mendesaknya. Ia tidak akan menyerah hingga mendapatkan jawaban. "Kalau bukan Raisa, lalu siapa? Apakah aku mengenalnya?" sifat tukang gosip Nico benar-benar tidak bisa dikendalikan!     

Harris ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Ya, Anda akan mengetahuinya ketika ia kembali."     

Jawaban Harris membuat Nico berpikir keras. Ia mengingat-ingat semua orang yang berada di sekitar Harris, terutama para wanita yang cukup dekat dengannya. "Aku mengetahui semua orang yang berada di sekelilingmu …" Nico memutar otaknya, mencari orang yang dimaksud oleh Harris, tetapi ia tidak bisa menemukannya.     

"Ughh … Siapaaa?" tanyanya dengan tidak sabar. rasanya Ia benar-benar tidak suka saat rasa penasaran menggerogoti pikirannya.     

Harris tidak menjawab dan terus melirik ke arah atas, berharap lift mereka segera tiba. Lift itu berdentang, menandakan bahwa mereka sudah tiba di kantor Aiden. Begitu pintunya terbuka, ia tidak menunggu Nico untuk keluar dulu seperti biasanya. Ia langsung berjalan keluar dari lift tersebut sambil membawa nampan makan siang Aiden.     

Sudah tiba di lantai kantor Aiden pun, Nico tidak menyerah. Ia terus mengikutinya hingga tiba di dalam kantor Aiden.     

Begitu membuka pintu kantor kerja Aiden, Nico bahkan sama sekali tidak menyapa dan berbasa-basi terlebih dahulu. Ia tidak mendapatkan jawaban dari Harris sehingga ia memutuskan untuk bertanya pada Pamannya. Ia yakin Pamannya pasti tahu!     

"Paman, Harris menyukai seseorang. Apakah kamu tahu siapa wanita itu?" tanya Nico dengan mata penuh tekad. Ia harus mencari tahu siapa yang Harris sukai! Ia bertekad mendapatkan jawaban!     

Aiden hanya melirik ke arah Nico. "Kalau kamu punya waktu untuk terus mengganggu Harris, mengapa kamu tidak mengejar klienmu untuk segera menandatangani kontraknya?" kata Aiden dengan tenang. Ia bisa melihat Harris merasa sedikit gelisah     

"Ini masih jam makan siang, Paman. Klienku masih istirahat. Aku tidak bisa meneleponnya." Nico terus menekan Harris. "Harris, beritahu padaku. Siapa wanita yang kamu sukai?"     

Harris berdeham dengan canggung melihat Nico terus menerus memaksanya. "Tuan Nico, ini adalah masalah pribadi saya. Saya tidak bisa banyak berkomentar. Ketika ia kembali, saya akan membawanya pada Anda dan Tuan Aiden," jawab Harris dengan sangat sopan. Meski Nico terus memaksa ingin tahu masalah pribadinya, Harris sama sekali tidak merasa marah. Karena ia tahu Nico peduli padanya sehingga ia ingin tahu.     

"Di mana ia sekarang? Kapan ia akan pulang? Seperti apa rupanya? Apakah ia cantik?" tanya Nico dengan penuh semangat. Matanya memandang Harris dengan seksama, sama sekali tidak peduli dengan wajah tanpa ekspresi dari Harris.     

Harris melirik ke arah Aiden, berusaha meminta tolong padanya. Telinganya rasanya berdengung mendengar pertanyaan Nico yang tidak ada habisnya.     

"Nico, ada pekerjaan baru yang harus kamu …" begitu Nico mendengar Aiden akan memberinya tugas baru, ia langsung menyela dan berkata, "Ah! Paman, aku baru ingat aku belum merevisi proposal untuk klienku. Aku akan pergi dulu."     

Kaki Nico begitu gesit saat melarikan diri dari Aiden. Ia sudah terbiasa melarikan diri dari Pamannya sehingga sekarang ia tahu kapan waktu yang tepat untuk lari.     

Harris menghela napas lega setelah melihat Nico pergi dari ruangan Aiden. Semuanya berkat bantuan Aiden. Kalau tidak, Nico pasti akan terus mendesaknya hingga ia     

"Apakah kamu benar-benar menyukai seseorang?" tanya Aiden. Tidak seperti Nico yang memaksa Harris untuk memberitahu identitas wanita yang disukainya. Aiden bertanya karena ia tulus merasa senang untuk kebahagiaan Harris.     

Ia yakin Harris tidak akan salah memilih wanita. Aiden akan mendukung dan mendoakan kebahagiaan Harris karena ia menganggap Harris sebagai bagian dari keluarganya.     

Harris hanya mengangguk dan berterima kasih pada Aiden karena Aiden tidak mendesaknya seperti yang dilakukan oleh Nico.     

"Harris, wanita yang kamu sukai, wanita yang tidak bisa kamu beritahukan kepada Nico, apakah itu Nadine?" tanya Aiden tiba-tiba.     

Harris merasa seperti disambar geledek saat mendengar pertanyaan dari Aiden. Ia pikir Aiden tidak mengetahuinya. Tetapi sepertinya ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan apa pun dari Tuannya. Aiden mengetahui segalanya ….     

Aiden bisa melihat ekspresi Harris yang biasanya benar-benar tenang dan tanpa emosi, terlihat perlahan-lahan retak. Melihat hal itu, ia langsung paham. Ia tahu bahwa dugaannya itu benar.     

Harris menyukai Nadine. Atau mungkin lebih tepatnya Harris mencintai Nadine …     

Nadine adalah putri haram dari Ardan, kakak Aiden dan juga ayah Nico. Itu artinya, Nadine adalah saudara Nico.     

Kakak Aiden membawa Nadine kembali ke keluarga mereka sejak adik perempuan Nico menghilang karena diculik. Mulai hari itu, Nadine menjadi bagian dari keluarga Atmajaya.     

Namun hanya satu orang yang tidak menyetujuinya, yaitu Nico.     

Nico tidak menyukai Nadine. Sampai saat ini, Nico masih berpikir bahwa adik perempuannya itu tidak akan pernah kembali karena ada sosok Nadine yang menggantikannya di rumah Keluarga Atmajaya. Itu sebabnya, Nico sangat membenci Nadine.     

Sebaliknya, Harris memperhatikan Nadine seperti memperhatikan saudara sendiri. Nadine bahkan jauh lebih dekat dengan Harris, dibandingkan dengan Nico yang memiliki hubungan darah dengannya. Selama ini, ia pikir Harris hanya menganggap Nadine sebagai adiknya.     

Aiden tidak menyangka Harris ternyata menyukai Nadine.     

"Saya tidak pernah bisa melupakannya. Ia akan selalu ada di hati saya," kata Harris dengan suara lirih. Suaranya itu menunjukkan kesedihan dan juga tekad.     

"Nadine sudah meninggal," kata Aiden dengan suara pelan.     

Nadine adalah asisten Keara. Mereka berdua selalu bersama-sama, termasuk ketika terakhir kali Keara pergi dan tidak pernah kembali. Kalau Keara sudah mati, maka nasib Nadine pun pasti sama.     

Mereka berdua sudah mati dan tidak akan pernah kembali lagi …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.