Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Parfum Baru



Parfum Baru

0"Kamu ingat apa yang aku katakan saat mabuk," Anya merasa sedikit malu. Kemudian ia berpikir sejenak dan berkata, "Kalau kamu bertanya mengapa aku mencintaimu, mungkin itu karena aku bisa merasakan ketulusanmu menyentuh hatiku. Kalau kamu memang benar-benar pria yang baik, kamu akan selalu mendukung pasanganmu dengan sepenuh hati. Kamu bersedia melakukan apa pun untuk mereka. Dan aku melihatnya darimu."     
0

Anya menatap Aiden sambil tersenyum. Ia memegang wajah suaminya dengan kedua tangannya dan mengecup kening Aiden dengan lembut. Kemudian ciumannya turun ke ujung hidungnya dan terakhir di bibirnya, seperti yang biasa Aiden lakukan kepadanya.     

Meski terlihat dingin dan arogan, Aiden selalu berusaha untuk membantunya, memanjakannya, dan membiarkan Anya untuk belajar agar menjadi wanita yang kuat.     

Kadang ia bersikap kasar dan kadang ia merasa tidak ragu dengan perasaannya, tetapi Aiden selalu percaya pada dirinya, percaya pada kemampuannya. Aiden mempercayainya yang bukan apa-apa, bahwa suatu saat nanti, Anya akan bersinar terang.     

Mungkin Aiden tidak memberikan yang terbaik untuk Anya, tetapi Aiden berusaha untuk memberikan semua yang Anya inginkan.     

Bagaimana mungkin Anya tidak mencintainya?     

Anya mengecup bibir Aiden sekilas. Kemudian, mengikuti cara Aiden menciumnya biasanya, Anya mengulum bibir Aiden dengan lembut.     

Ciuman itu membut bibir Aiden sedikit membentuk senyuman. Tangannya memegang pinggang Anya dengan erat dan membalas ciuman hangatnya.     

Bibir Anya seperti kelopak bunga yang halus. Rasanya manis sehingga membuat Aiden merasa ketagihan.     

Ia menciumnya semakin dan semakin dalam, dari berbagai sudut yang memungkinkan. Ciuman itu sungguh memabukkan, membuat Anya merasa pusing.     

Ketika Aiden melepaskannya, Anya terengah-engah dengan mulut sedikit terbuka.     

"Kamu belum bisa bernapas saat berciuman denganku. Apakah kita kurang latihan?" Aiden memegang dahu Anya dengan lembut dan senyumannya tampak penuh kasih sayang.     

Anya hanya bisa menundukkan kepalanya dengan malu. Wajahnya merona, tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Aiden.     

"Apakah perutmu masih sakit?" tanya Aiden dengan lembut.     

"Apa yang kamu inginkan?" Anya menatap Aiden dengan panik. Tidak mungkin Aiden menyeretnya ke kamar tidur untuk 'berolahraga' di siang hari seperti ini, kan?     

Hari ini sangat cerah, suasananya sangat bagus. Mereka bisa melakukan banyak hal. Mengapa harus mengunci diri di kamar?     

Anya tidak mau!     

"Mau ke rumah sakit untuk melihat ibumu. Apa kamu pikirkan?" Aiden menatap wajah merona istrinya sambil tersenyum menggoda.     

"Ah?" Anya langsung tertegun sejenak. Wajahnya yang merona langsung berubah benar-benar merah seperti kepiting rebus, mencapai ke ujung telinganya. Ia langsung melipat kedua tangannya di dada dan pura-pura cemberut untuk menutupi rasa malunya. "Aku tidak memikirkan apa pun."     

Aiden tertawa melihatnya dan mengacak-ngacak rambut istrinya.     

...     

Setelah makan siang, mereka berdua pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Diana.     

Anya langsung menuju ke kamar ibunya, sementara Aiden pergi menemui kepala rumah sakit untuk mendengarkan laporan mengenai kondisi Diana.     

Di kamar, Diana tampak tertidur dengan lelap. Bekas luka di wajahnya terlihat pudar. Sepertinya obat khusus yang dibeli oleh Aiden untuk ibunya benar-benar berhasil.     

Anya duduk di samping tempat tidur dan memegang tangan ibunya, "Ibu, hari ini aku pergi ke taman. Vanili yang kita tanam tumbuh dengan baik. Mungkin kita bisa segera memanennya. Jika kamu tidak bangun juga, aku akan menjual semuanya."     

Sebenarnya, proses memanen buah vanili sangatlah rumit. Butuh waktu tiga hingga enam bulan untuk membuat polong vanili yang matang menjadi berwarna cokelat dengan aroma yang kuat.     

Polong yang telah dipanen harus difumigasi, kemudian dijemur dan disiniari oleh matahari untuk menghasilkan vanilin pada polong tersebut.     

Anya tidak punya waktu dan tenaga untuk mengurus semuanya seorang diri. Ia berencana untuk langsung menjual polong tanpa proses pada Galih Pratama. Bagaimana pun juga, semua rempah-rempah dan tanaman di taman ibunya itu selalu dijual kepada pria tersebut.     

Mungkin ia bisa bertemu dengan Galih pada saat pesta ulang tahun Bima dan menunjukkan foto vanilinya.     

Anya menatap Diana dengan tatapan sedih. Ia tidak tahu kapan ibunya akan bangun.     

Terakhir kali Diana bangun karena Anya membicarakan mengenai formula parfumnya yang sudah lama menghilang.     

Kali ini, ia tidak tahu apa yang bisa ia katakan untuk membuat ibunya bangun lagi.     

"Bu, Aiden adalah putra bungsu Keluarga Atmajaya dan Ivan adalah putra kedua dari Keluarga Atmajaya. Aiden bukan Ivan. Ibu salah paham. Tetapi untung saja aku tidak menikah dengan pria yang salah."     

"Aku ingat ketika aku masih kecil, ayah tidak suka saat ibu bekerja dan membuat parfum. Ayah ingin ibu menjadi ibu rumah tangga dan memberiku adik laki-laki yang bisa membantu dan meneruskan perusahaan ayah. Tetapi Aiden mendukungku untuk untuk melakukan hal-hal yang aku cintai. Ia mendukungku untuk bekerja di bidang parfum. Ia bahkan membantuku untuk mengeluarkan parfum buatanku sendiri."     

"Saat aku butuh uang untuk biaya rumah sakit ibu, Aiden yang membantuku untuk mengurusnya dan bahkan mencarikan dokter dari luar negeri. Ia tidak mau aku terbebani sehingga ia tidak hanya memberikan uang itu secara cuma-cuma. Aiden juga mengajariku bagaimana cara menghasilkan uang."     

"Ia tahu aku ingin menjadi parfumeur seperti ibu sehingga Aiden tidak mau aku terlalu banyak menghabiskan waktu di taman. Ia meminta pelayan-pelayannya untuk memanen bunga di taman agar aku bisa menjualnya. Saat aku tidak bisa menjualnya, ia akan membantuku untuk menjualnya di perusahaannya."     

"Aku benar-benar bahagia saat ibu bangun, tetapi ibu malah menyuruhku untuk bercerai. Aku bahkan salah mengira Aiden adalah Ivan. Aku marah dan melarikan diri dari rumah, ingin bercerai dengannya. Saat aku menyakiti hatinya pun, Aiden tetap menghormati keputusanku. Ia membiarkan aku bebas dan membiarkan aku menata pikiranku."     

"Ibu ... Aku bertemu dengan pria yang benar-benar mencintaiku. Ia tidak memberitahu semua yang ia lakukan untukku. Ia menghargaiku, memahamiku dan mengerti apa yang aku inginkan. Jadi ibu, aku tidak akan bercerai. Meski ibu memarahiku, memukuliku, aku tetap tidak akan bercerai."     

Anya menggenggam tangan Diana dan meletakkan pipinya di telapak tangan ibunya. "Ibu, apakah ibu pikir aku ditipu dan terlalu tergila-gila dengan Aiden? Kalau begitu, bangunlah. Pukul aku, Bu. Jangan tidur saja. Bangunlah dan pukul aku. Kalau kamu tidak bangun juga, aku akan memberimu cucu!"     

"Ibu, jangan abaikan aku. Aku benar-benar merindukanmu. Aku ingin ibu memelukku, mengelus kepalaku, mengatakan padaku bahwa semuanya baik-baik saja," air mata mulai mengalir dari sudut mata Anya ketika mengatakannya.     

Setelah menangis beberapa saat, Anya menghapus air matanya.     

"Ibu, aku memberimu waktu beberapa saat saja untuk tidur. Jika ibu terus tidur, mungkin aku akan bangkrut karenamu. Biaya rumah sakitnya sangat mahal," kata Anya sambil tertawa kecil.     

Anya memegang tangan Diana dengan erat dan bibirnya menyentuh jari-jari ibunya. Ia bergumam. "Aku menghasilkan banyak uang tahun ini. Aku juga mendapatkan banyak pesanan sirup osmanthus. Aku juga menerima banyak pesanan untuk membuat parfum khusus."     

"Ibu, apakah kamu tidak mau memujiku atas semua kerja kerasku? Aku ingin makan masakan buatanmu. Ketika bangun, ibu harus memasak untukku."     

"Ibu, aku mempelajari formula parfummu. Aku masih belum tahu apa yang harus disesuaikan dalam resep tersebut agar bisa menghindari reaksi asma. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ..."     

"Terakhir kali ibu kembali tertidur sebelum sempat memberitahuku. Aku tahu ibu lebih mengkhawatirkan aku dibandingkan formula parfum itu."     

"Ngomong-ngomong, aku dengar Imel akan mengeluarkan parfum baru. Aku sedikit khawatir ayah menjual resep parfum ibu pada wanita itu."     

Meski Anya sudah menceritakan semua itu, Diana tetap tidak bangun. Ia terlihat tidur dengan sangat lelap, seolah tidak bisa mendengar suara-suara di sekitarnya.     

"Kapan parfum baru itu akan keluar?" tidak tahu sejak kapan, Aiden tiba-tiba saja muncul di ambang pintu.     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.