Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sesuatu yang Disembunyikan



Sesuatu yang Disembunyikan

0"Aku … Aku adalah adiknya. Kamu tidak bisa membunuhku," Bella memeluk pinggang Adrian dengan gugup dan sedikit menunjukkan kepalanya, memandang ke arah Mario yang membidik pistol ke arahnya.     
0

"Konyol sekali. Adrian tidak ada hubungannya dengan Keluarga Atmajaya. Aku adalah saudaranya. Adrian, aku adalah pamanmu. Kamu tidak memiliki hubungan apa pun dengan Keluarga Atmajaya," kata Mario dengan keras.     

Bella terlihat semakin ketakutan. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"     

"Aksa sudah merebut tunanganku. Jadi aku ingin merebut adiknya. Mata dibalas mata. Adel sudah melarikan diri, kalau begitu, kamu gantinya!" Mario memandang ke arah tempat tidur yang besar. "Pergilah ke sana dan buka bajumu. Cepat!"     

"Kak Adrian, aku tidak mau. Aku tidak mau …" Bella terlihat panik dan terus meminta tolong pada Adrian.     

Adrian memeluk dan melindungi Bella dengan sangat hati-hati. "Masalahmu denganku, bukan dengannya."     

"Aku harus mengambil fotonya. Dengan begitu, Keluarga Atmajaya akan melepaskan ayahku," kata Mario.     

"Ayahmu menyewa pembunuh, buktinya sudah sangat jelas. Tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya," kata Adrian dengan tenang.     

"Tidak! Kamu pasti punya cara. Cepat naik ke tempat tidur dan jangan banyak bicara!" desak Mario.     

"Kamu membuat keributan seperti ini hanya karena ingin menyelamatkan ayahmu?" tanya Adrian.     

"Ayahku sudah semakin tua. Mana mungkin aku membiarkannya mendekam di penjara? Aku harus menyelamatkannya," Mario melangkah maju dan mengulurkan tangannya, berniat untuk menarik Bela. Tetapi Adrian langsung mendorongnya dengan keras.     

Mario merasa sangat marah dan menggunakan pistol itu untuk memukul Adrian.     

Tidak disangka, Adrian bergerak lebih gesit dan menangkap pergelangan tangan Mario dan bersaing dengannya untuk memperebutkan pistol di tangan Mario.     

Melihat hal ini, Bella bergegas membantu Adrian dan tanpa sengaja menarik pelatuknya.     

Pistol itu berbunyi, tetapi bunyinya terdengar aneh.     

"Satu satu, aku sayang ibu. Dua dua, juga sayang ayah …"     

"Pistol mainan?" Bella tertegun di tempatnya.     

Orang-orang di luar juga mendengar suara lagu tersebut, tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam.     

"Suara apa itu?" tanya Aksa.     

Mason berpikir sejenak. "Mungkin suara ponsel?"     

"Kapan orang-orang akan datang?" desak Aksa.     

"Mereka sudah berada di lantai teratas, sedang memanjat dinding dan turun dari lantai atas. Dengan memanfaatkan ketidaksiapan Mario, kita bisa membunuhnya," kata Mason dengan tenang.     

"Katakan pada mereka untuk tidak menyakiti Bella dan Adrian," kata Aksa.     

Pada saat itu, tiga orang di dalam ruangan saling berpandangan satu sama lain. Bella ingin tertawa dengan keras, tetapi melihat suasananya seperti ini, rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk tertawa.     

"Itu … Ehem. Karena semuanya sudah terjadi dan kalian berkumpul di sini, sebaiknya kalian membicarakannya dengan jelas," setelah tahu bahwa pistol itu palsu, Bella akhirnya bisa tenang.     

Mario tidak melawan lagi dan langsung melemparkan pistol itu. "Aku ingin menyelamatkan ayahku."     

"Aku tidak bisa menyelamatkannya. Ia pantas mendapatkannya," kata Adrian dengan dingin.     

"Aku hanya ingin menyelamatkan ayahku," ulang Mario sekali lagi.     

"Apakah kamu tidak dengar apa yang Kak Adrian katakan? Kak Adrian sudah bilang kamu tidak bisa menyelamatkannya. Ia sudah membunuh orang dan buktinya sangat jelas. Kalau ia dibebaskan, bukankah ini tidak adil untuk orang-orang yang sudah mati? Cepat mengaku, apa yang kamu lakukan pada Kak Adel?" tanya Bella.     

"Obat itu hanya akan membuatnya tertidur sebentar. Tidak akan ada yang terjadi," kata Mario.     

Adrian mencengkeram kerah baju Mario dan bertanya dengan marah. "Kalau aku tidak datang ke sini, apa yang akan kamu lakukan pada Adel."     

"Aku tidak akan menyakiti Adel. Aku hanya berniat mengambil beberapa foto dan mengancam keluargamu untuk menyelamatkan ayahku," Mario menundukkan kepalanya setelah mengatakannya.     

Bella memandangnya dengan dingin. "Apakah kamu pikir kami percaya? Meski kamu hanya berniat mengambil foto, bukankah itu adalah kejahatan."     

"Aku memberimu dua pilihan. Telepon polisi dan menyerah, atau buka pintunya sekarang," Adrian sudah tidak mau beromong kosong dengan Mario lagi.     

Pada saat itu, sebuah titik berwarna merah muncul di tubuh Mario.     

Ia berpindah beberapa langkah, tetapi titik merah itu tetap mengikutinya.     

"Jangan tembak, jangan tembak!" Bella berdiri di hadapan Mario dan berusaha untuk melindunginya tanpa berpikir panjang. Ia melambaikan tangannya berulang kali ke arah jendela dengan panik.     

"Bella, apa yang kamu lakukan?" melihat Bella yang membahayakan dirinya, Adrian langsung menegurnya.     

Bella tersenyum. "Seperti yang ia katakan, kalian adalah saudara. Ia hanya ingin menyelamatkan ayahnya dan ia tidak melakukan apa pun. Masih belum terlambat untuk menyerah dan mengakui kesalahannya. Kalau ia tertembak di depanmu, kamu yang akan menderita nantinya."     

Adrian memandang ke arah Bella. Gadis itu baru berusia 19 tahun dan mereka hanya bekerja bersama-sama selama satu bulan saja. Tetapi Bella seolah bisa memahami Adrian secara mendalam.     

Walaupun ia tidak pernah mau mengakui Keluarga Hermawan sebagai keluarganya, ia juga tidak mau melihat Mario mati.     

Apa yang Mario lakukan itu sebenarnya tidak salah. Ia tidak ingin kehilangan tunangannya sehingga ia pergi ke Iris dan mencari Adel untuk meminta bantuan darinya.     

Ia ingin menyelamatkan ayahnya sehingga ia mengajak Adel untuk bertemu sekali lagi, ingin mengambil fotonya dan mengancam Keluarga Atmajaya untuk membantunya membebaskan Eka.     

"Mario, angkat tanganmu dan menyerahlah," kata Adrian.     

Mario tertawa. "Aku ingin bertemu dengan Anya."     

"Bibiku bukan seseorang yang bisa kamu temui dengan mudah," Bella langsung menolak. "Saat ini, ada baiknya kamu menyerahkan diri pada polisi saja."     

"Bisakah aku menukarkan rahasia Lili dengan kebebasan ayahku?" tanya Mario.     

"Lili?" Adrian menoleh ke arah Bella. "Bukankah Lili itu pacar Kak Aksa?"     

"Kak Lili akan menjadi tunangan Kak Aksa besok. Apa yang kamu ketahui tentangnya?" tanya Bella.     

Mario tertawa lagi. "Aku tahu bahwa Lili bukan anak kandung dari Keluarga Mandala. Aku juga tahu bahwa ia berbohong untuk menikahiku. Selama kalian mau membantuku, aku akan memberitahu semuanya."     

Adrian sedang tenggelam dalam pikirannya. Besok, pertunangan Lili dan Aksa akan diumumkan di hadapan semua orang. Kalau benar ada sesuatu yang disembunyikan oleh Lili …     

"Tunggu sebentar. Aku akan menelepon dan menanyakannya," setelah mempertimbangkannya dengan hati-hati, Adrian memutuskan untuk memberitahu Anya mengenai masalah ini.     

Anya sedang mengenakan masker wajah. Besok adalah hari pernikahan Arka. Ia harus tampil cantik dan merawat kulitnya dengan baik.     

Saat ia mendengar ponselnya berbunyi dan melihat bahwa Adrian lah yang meneleponnya, ia langsung menjawabnya. "Adrian, ada apa?"     

"Ibu, Mario ingin memberitahumu sesuatu mengenai Lili," kata Adrian dari telepon.     

"Adrian, mengapa kamu bertemu dengannya? Aku tidak mau tahu apa pun. Besok, Lilli akan menjadi tunangan kakakmu." Anya tidak ingin mendengar Mario mengatakan bahwa Lili bukan wanita baik-baik.     

Bukankah mereka sudah dewasa? Mengapa Mario harus memberitahu kelemahan mantan tunangannya setelah hubungan mereka berakhir?     

Meski ia tidak bertemu dengan Mario secara langsung, Anya sudah tahu apa yang ingin Mario katakan.     

"Kalau Lili benar-benar putri dari Keluarga Mandala, mana mungkin ia mau bertunangan denganku? Kalian semua sudah tertipu," Mario mencemooh.     

Anya tertegun ketika mendengar suara Mario. "Adrian, siapa yang bicara? Apakah itu Mario? Apa maksudnya Lili bukan anak Keluarga Mandala?"     

Sebenarnya, Keluarga Atmajaya sama sekali tidak memedulikan latar belakang keluarga Lili karena Aksa mencintai Lili. Tetapi kalau Lili bertunangan dengan Aksa karena ada sebuah rencana lain yang ia sembunyikan, semuanya akan berbeda.     

"Ayahku sudah terlalu tua untuk mendekam di penjara. Aku meminta agar ayahku dibebaskan bersyarat, tetapi ditolak. Selama ia bisa dipindahkan ke rumah sakit, aku akan memberitahumu mengenai Lili. Kalau tidak, aku bisa memastikan bahwa kalian semua sudah tertipu olehnya. Kalau ia benar-benar menikah dan menjadi bagian dari keluarga kalian, kalian yang akan menyesal!" Mario mengatakannya dengan keras, khawatir Anya tidak bisa mendengar suaranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.