Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengidolakannya



Mengidolakannya

0"Bibi, bukankah aku dan Maya sangat cocok? Maya adalah keponakanmu dan aku adalah anak baptismu. Kalau aku menikah dengan Maya, kita benar-benar akan menjadi keluarga."     
0

"Siapa yang mau berkeluarga denganmu. Sabrina sedang hamil dan Della akan memberikan Mawardi Group pada Maya. Maya akan menjadi CEO Mawardi Group. Mana mungkin ia mau menikah dengan anak kecil seperti kamu? Kamu masih sangat muda dan apa pun bisa terjadi di masa depan. Kalau tidak ada harapan, lebih baik tidak usah memulai," kata Jenny.     

"Maya hanya tiga tahun di atasku. Aku rasa kami sangat cocok," Rio terlihat serius.     

Jenny menoleh ke arah putranya. "Apakah benar jaman sekarang semua anak muda seperti itu?"     

Jason menggelengkan kepalanya. "Tidak semua anak muda seperti itu."     

"Rio, bukannya ibu ingin merendahkanmu. Tetapi mungkin saja Maya merendahkanmu. Jabatan Maya di perusahaan saat ini cukup tinggi dan sebentar lagi ia akan menjadi CEO. Ia adalah cucu Keluarga Atmajaya dan penerus Mawardi Group."     

Jenny mengatakan yang sejujurnya bahwa situasi Maya saat ini sangat masuk akal untuk menemukan pria yang jauh lebih dewasa dan stabil untuknya.     

"Aku juga tidak buruk. Perusahaan keluargaku tidak kalah dengan Mawardi Group dan aku adalah putra satu-satunya. Suatu hari nanti, Aditya Group akan menjadi milikku."     

"Usia Maya sudah 24 tahun, kamu masih 20 tahun. Kamu bahkan tidak bisa berhitung. Perbedaan usia kalian 24 tahun," Jenny menyela kata-katanya.     

"Ibu, bukannya aku tidak bisa menghitung. Aku kan berusia 20 tahun. Masih ada tiga tahun ke depan sampai aku berusia 24 tahun. 21 tahun, 22 tahun, 23 tahun … Setelah itu, aku berusia 24 tahun. Bukankah itu artinya aku hanya perlu tiga tahun lagi," kata Rio dengan serius.     

"Hah?" Jenny terlihat kebingungan. "Benar juga ya …"     

Jason menggelengkan kepalanya melihat ibunya yang begitu mudah ditipu oleh kata-kata Rio. Kalau dibiarkan seperti ini, lama kelamaan ibunya itu akan lupa pada tujuan awalnya menegur Rio.     

"Ibu, tunggu. Pertanyaannya bukan berapa usia Rio dan Kak Maya, tetapi Kak Maya bilang kalau Rio terus mengganggunya. Kalau Rio mengganggunya lagi, kami berdua akan diusir dari Mawardi Group. Aku menikmati pekerjaanku sekarang dan aku tidak ingin pergi," Rio berusaha untuk mengembalikan fokus Rio.     

Jenny merasa bahwa ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi Jason dan Rio untuk magang di Mawardi Group. Mereka bisa banyak belajar di sana!     

Kalau Maya mengusir mereka dari perusahaan, mereka hanya akan pergi berjalan-jalan seharian, minum-minum dan bermain-main. Bagaimana kalau sampai mereka melewatkan kesempatan ini?     

Lebih baik mereka berdua pergi bekerja daripada menyulitkan Jenny. Jenny tidak mau terus mengawasi dua anak remaja itu.     

"Rio, apakah kamu benar-benar menyukai Maya sebesar itu?" tanya Jenny.     

Rio mengangguk. "Aku benar-benar menyukainya."     

"Pria biasa tidak akan bisa tahan dengan sifat Maya. Mengapa kamu ingin mengejar wanita semacam itu?" Jenny akhirnya menyadari bahwa Rio sebenarnya menyukai tipe wanita yang sama.     

Setelah ia kembali ke Indonesia, ia sudah mengalami skandal dengan tiga wanita.     

Baik Sabrina, Maddison, mau pun Maya, mereka bertiga sama-sama wanita yang sulit untuk dikejar.     

Saat Rio mengejar Sabrina, bisa dibilang mereka hanya akting. Tetapi saat ia mengejar Maddison, ada begitu banyak masalah, dan menunjukkan bahwa Rio serius.     

Sekarang, ia berganti mengejar Maya. Jenny menemukan bahwa Maya dan Maddison adalah sepupu sehingga kepribadian mereka cukup mirip.     

Bisa disimpulkan, Rio sebenarnya menyukai tipe wanita yang kuat, mandiri dan mendominasi.     

"Ibu, bukankah aku memiliki penglihatan yang bagus?" Rio mengangkat alisnya. "Memang sudah seharusnya wanita yang cantik dan cerdas sulit untuk dikejar. Kalau tidak sulit untuk dikejar, itu tidak menantang."     

"Penglihatanmu memang bagus, tetapi sayangnya, penglihatan Maya jauh lebih bagus dari kamu. Ia tidak akan menyukaimu. Kalau kamu benar-benar ingin jatuh cinta, aku bisa membantumu," sebuah pemikiran tiba-tiba saja muncul di benak Jenny.     

Wajah Rio langsung terlihat pahit. "Ibu, aku tidak ingin jatuh cinta padamu."     

"Hei, apa maksudmu? Bukan begitu maksudku. Aku bisa membantumu membuat film pendek. Satu setengah jam atau satu jam saja pasti sudah cukup untuk membuatmu merasakan jatuh cinta," kata Jenny.     

"Baiklah kalau begitu. Pemeran utama wanitanya harus mirip dengan Maya dan satu tipe dengan Maya. Carikan penulis naskah dan sutradara yang hebat agar aku juga bisa belajar untuk mengejar wanita," Rio melontarkan permintaannya.     

"Baiklah kalau begitu," akhirnya rencana Jenny itu bisa membuat Rio lebih tenang.     

Setelah Rio, Jenny langsung menelepon Maya dan menjelaskan rencana itu.     

Saat Maya mendengarnya, ia mendapatkan sebuah ide, "Selama ini aku mengkhawatirkan mengenai Rio di kantor. Ia selalu menganggur. Bibi, kamu sangat membantuku! Aku bisa mengatur syuting iklan untuk menyibukkan Rio."     

"Baiklah kalau begitu. Atur saja sesuka hatimu," Jenny menghela napas lega.     

Keesokan harinya, Rio diatur untuk mulai mempelajari akting. Setelah itu, ia mulai bertemu dengan sutradara dan memilih lawan mainnya.     

Ia begitu sibuk hingga Rio tidak punya waktu untuk menemui Maya.     

…     

Di sisi Keluarga Atmajaya, Bima menghubungi Anya secara privat, ingin menjodohkan Adrian dengan Maya.     

"Ayah, Adrian dan Maya tidak saling tertarik. Apakah kamu meneleponku untuk memaksa mereka menikah?" tanya Anya dengan tidak berdaya.     

"Anya, Adrian dan Maya adalah anak-anak yang luar biasa. Mereka juga berteman baik. Sayang sekali kalau mereka tidak bersama," Bima menghela napas panjang. "Kalau mereka berdua tidak merasakan percikan, mengapa tidak kita bantu saja?"     

"Mereka punya kehidupan mereka sendiri-sendiri. Yang lebih penting, jagalah kesehatanmu. Adrian dan Maya masih muda. Lebih baik kita mengurus pernikahan Aksa dan Mason dulu, kemudian baru memikirkan mengenai Adrian," Anya tidak punya pilihan lain selain mengubah topik pembicaraan.     

Setelah mendengar alasan Anya, akhirnya Bima merasa bahwa itu masuk akal dan langsung bertanya dengan cepat. "Apakah Aksa sudah punya pacar?"     

"Sepertinya ia punya pacar. Aku akan menemuinya hari ini. Kalau ada berita baik, aku akan memberitahu ayah," kata Anya sambil tersenyum.     

Saat Bima mendengar hal ini, ia juga ikut gembira. "Beritahu aku siapa namanya. Kalau Aksa menemukan wanita yang baik, ia akan cepat menikah."     

"Baiklah, Ayah," Anya merasa sedikit tidak enak membohongi Bima seperti ini. Belum tentu gadis yang didekati oleh Aksa ini adalah wanita baik-baik. Bahkan Anya mencurigai bahwa gadis itu adalah penipu.     

Jam 10 pagi, Anya tiba di sebuah pinggiran kota.     

Tidak sulit untuk menemukan gadis itu. Hari ini, gadis itu akan mengadakan tes drone di pinggiran kota yang tidak banyak pepohonan.     

"Ibu, yang mengenakan baju putih dan celana jeans itu bernama Lili," Adel memberikan sebuah teleskop pada Anya.     

Anya menerima teleskop itu dan melihat ke kejauhan. Gadis itu memang sangat cantik. Ia terlihat seperti perempuan yang kuat dan mandiri.     

"Bagaimana, Ibu? Bukankah ia cantik?" kata Adel sambil tersenyum. "Sebenarnya aku juga mengidolakannya. Ia sangat terkenal."     

"Kamu kan tidak bermain drone? Bagaimana kamu bisa mengenalnya?" tanya Anya.     

"Dia sangat pandai boxing dan membuka sebuah gym untuk boxing. Aku sudah menjadi anggota di sana," kata Adel sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, ia juga sangat pandai memasak. Terkadang ia membagikan resep masakannya."     

"Jadi, hari ini kamu mau menemaniku bukan untuk membantuku, tetapi untuk membelanya? Mengapa aku merasa ada konspirasi di sini?" semakin Anya memikirkannya, rasanya semakin aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.