Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Akan Menjadi Keluarga



Akan Menjadi Keluarga

0"Aku mengerti bahwa Bella adalah putri dari Keluarga Atmajaya dan Keluarga Mahendra. Dengan latar belakang keluarganya yang seperti itu, ia bisa saja mendapatkan pria yang jauh lebih baik. Aku bisa memahami kalau Bibi Raisa merasakan kekhawatiran itu. Aku tidak menyalahkannya," Adrian menunjukkan senyum yang hambar. "Aku akan lebih memperhatikan hubunganku dengan Bella dan menjaga jarak dengannya."     
0

Anya bisa melihat senyum hambar di wajah Adrian. Senyum itu membuat Anya merasa sedikit panik.     

"Adrian, kalau … Kalau memang kalian berdua saling jatuh cinta dan ingin bersama, aku bisa membantumu untuk menjelaskan pada bibimu. Tetapi kalau kamu hanya menganggapnya sebagai adik, jangan memberi harapan palsu pada Bella dan menyakiti hatinya," kata Anya.     

"Ibu, aku sangat berterima kasih padamu. kalau suatu hari nanti aku memang benar-benar jatuh cinta pada seorang gadis dan keluarganya menolakku, aku pasti akan meminta bantuan darimu," Adrian memiringkan kepalanya dan bersandar di pangkuan Anya.     

Anya merasa hidungnya panas saat mengelus kepala Adrian dengan lembut. "Kamu adalah anak ibu yang paling hangat. Sejak kecil, kamu tidak pernah membuatku khawatir. Kamu terlalu pengertian sehingga membuatku merasa tidak enak."     

"Dari kecil, aku hidup dengan bahagia. Bahkan semua teman sekelasku sangat cemburu padaku. Aku punya ayah dan ibu yang terbaik. Aku punya dua kakak yang menjagaku. Dan aku punya adik perempuan yang disukai oleh semua laki-laki di sekolah," kata Adrian.     

"Ibu ikut senang kalau kamu merasa bahagia," Anya mengangguk sambil tersenyum.     

…     

Keesokan paginya, Nadine baru menyadari bahwa Maya telah mencuri daftar tamu untuk acara pernikahan Arka dan Sabrina, dan sedang melakukan sesuatu yang rahasia.     

Semua tamu undangan yang hadir di pesta pernikahan Arka dan Sabrina adalah orang-orang penting. Maya mencuri daftar tamu itu. Apakah Maya sedang berusaha untuk mencari kekasih?     

"Maya, aku dengar kamu mengambil daftar tamu untuk mencari pasangan? Kalau ada seseorang yang kamu sukai, katakan pada ibu. Biar ibu bantu untuk mengatur pertemuan dengannya," kata Nadine sambil tersenyum.     

Saat ia kembali ke Indonesia kali ini, Nadine ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mempersiapkan pernikahan Arka sambil mencari pria yang cocok untuk Maya.     

Nadine tahu bahwa orang-orang yang hadir di pesta pernikahan Arka adalah orang-orang yang penting dan berlatar belakang keluarga baik. Sebagai seorang ibu, ia menginginkan pasangan yang terbaik untuk putrinya.     

Tetapi siapa sangka ternyata Maya sudah memikirkannya terlebih dahulu dan mengambil daftar tamunya.     

"Ibu, aku mengambil daftar tamu itu bukan untuk aku. Tetapi untuk mengatur kencan buta,"bisik Maya.     

"Apa maksudnya?" Nadine merasa bahwa putrinya ini berniat melakukan sesuatu yang tidak benar.     

"Mawardi Group akan mengadakan pesta kencan buta skala besar. Dengan begitu, semua pria lajang di Keluarga Atmajaya bisa mendapatkan pasangan. Aku punya banyak anggota VIP di toko perhiasanku yang bisa dikenalkan kepada mereka," kata Maya dengan penuh semangat.     

"Saat waktunya tiba, jangan lupa untuk mencari pasangan untuk dirimu sendiri. Kalau kamu fokus mencarikan pasangan untuk orang lain, pada akhirnya kamu yang akan tertinggal," kata Nadine.     

Maya menggandengan tangan Nadine dan berbisik. "Aku membantu orang lain untuk mencari pasangan, tetapi aku akan menyimpan yang terbaik untukku. Jangan bilang pada siapa pun kalau aku mengambil daftar tamu ini."     

"Baiklah!" Nadine mengangguk dengan puas. Ia tahu bahwa putrinya itu sangat cerdas. Tentu saja Maya tidak akan melewatkan pria terbaik dan memberikannya pada orang lain.     

Nadine merasa sangat lega setelah mendengarnya.     

Begitu Nadine pergi, tiba-tiba saja Rio muncul di sana.     

"Maya, aku juga ingin ikut serta dalam kencan buta itu!"     

"Apakah kamu yakin? Sampai saat ini aku masih belum menemukan gadis yang lebih muda darimu. Apakah kamu keberatan dengan wanita yang lebih tua?" tanya Maya.     

"Aku tidak keberatan. Mengapa harus pria yang lebih tua? Kadang pria muda juga jauh lebih menarik," saat Rio mengatakan ini, ia tersenyum ke arah Maya seolah sedang menggodanya.     

Maya langsung mendorongnya. "Mengapa kamu memandangku seperti itu? Aku tidak suka anak kecil."     

"Aku sudah tidak kecil lagi," Rio tersenyum. "Maya, coba lihat aku sekali lagi. Bukankah aku cukup tampan? Aku juga cukup menarik untuk dijadikan kekasih."     

"Mengapa kamu menganggur hari ini? Apakah kamu tidak berlatih?" tanya Maya dengan dingin.     

"Setiap hari aku berlatih, berlatih dan berlatih. Bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa aku akan syuting iklan? Kapan syutingnya dimulai?" Rio sudah tidak sabar menantikan hari itu. Kalau ia muncul dalam iklan, ia bisa memamerkannya di media sosialnya.     

Maya mengatur latihan untuknya setiap hari. Ia berlatih dengan sangat giat, berharap ia akan segera debut menjadi aktor.     

"Saat gurumu memberi ijin, kamu akan mulai syuting," kata Maya dengan datar.     

Maya tidak terburu-buru. Di dalam otaknya, ia sudah merencanakan dengan sangat jelas kapan ia membutuhkan Rio sebagai model iklannya.     

"Maya … Ahhh!" sebelum Rio bisa berbicara lagi, Maya sudah menjewer telinganya.     

"Ibu baptismu adalah bibiku dan kita memang satu generasi. Kamu bisa memanggilku kakak seperti Jason memanggilku. Tetapi siapa yang suruh kamu memanggilku dengan sebutan nama. Sebagai seorang anak kecil, seharusnya kamu bersikap sopan pada orang yang lebih tua!"     

"Maya, aku menyukaimu!" Rio tiba-tiba saja berteriak.     

Banyak orang yang mendengar teriakan itu sehingga mereka memandang ke arah datangnya suara. Maya langsung melepaskan tangannya dari telinga Rio dan berbalik, meninggalkan tempat itu.     

"Maya, aku menyukaimu. Mengapa kamu kabur?" Rio berteriak di belakangnya.     

"Kalau kamu berani menyukaiku, aku akan mematahkan kakimu," kata Maya dengan marah.     

"Meski kamu mematahkan kakiku, aku tetap menyukaimu," kata Rio sambil tersenyum.     

Rasanya Maya hampir mati karena marah. Begitu Rio kembali ke Indonesia, ia berpura-pura menjadi kekasih Sabrina dan hampir saja dibunuh oleh Keluarga Atmajaya.     

Setelah itu, ia jatuh cinta pada Maddison yang dingin.     

Setelah Maddison kembali bersama dengan mantan kekasihnya, Henry, Rio tiba-tiba saja mengejar Maya. Tidak heran kalau Maya merasa sangat marah.     

Maya segera menelepon Jason dan berkata dengan kesal. "Jason, urus temanmu itu. Kalau tidak, aku akan mengusir kalian berdua dari Mawardi Group."     

"Kak, ada apa dengan Rio? Apa lagi yang ia lakukan kali ini?" Jason menghela napas panjang. Sampai kapan temannya itu akan terus membuat masalah.     

"Ia bilang di depan semua orang bahwa ia menyukaiku. Berapa lama ia tinggal di Indonesia? Setelah skandalnya dengan Sabrina, ia mengejar Maddy dan sekarang ia menggangguku. Cepat urus anak itu. Aku sudah tidak sanggup lagi," kata Maya.     

"Aku mengerti, Kak. Nanti aku akan bicara padanya," kata Jason.     

"Katakan pada ibumu," kata Maya.     

Maya mengenal Jenny. Kalau Jenny tahu Rio terus membuat masalah, Jenny pasti akan menyapunya hingga bersih.     

"Baiklah," Jason tertawa.     

Malam itu, Rio dan Jason duduk di sofa ruang keluarga rumah Jenny. Wajah Jenny terlihat dingin saat memandang dua anak di hadapannya.     

"Rio, kalau kamu bosan di Indonesia, aku akan membelikan tiket pesawat untukmu dan mengirimmu pergi," kata Jenny.     

"Ibu, aku senang tinggal di Indonesia. Aku tidak mau kembali," Rio langsung menolak.     

Jenny langsung terus terang padanya. "Kamu mungkin senang, tetapi aku tidak. Setiap hari, orang datang dan mengeluh padaku. Katakan padaku apa yang kamu lakukan hari ini."     

"Aku menyatakan cintaku pada Maya, tetapi ia menolak. Aku tidak akan menyerah," kata Rio dengan penuh tekad. "Sebagai seorang pria, aku tidak boleh mudah menyerah saat menghadapi tantangan. Aku harus terus berusaha."     

Jenny menutup wajahnya dengan ekspresi kesakitan. "Jason, ambilkan aku penggiling adonan. Cepat. Sekarang juga."     

"Ibu, apakah kamu mau memasak? Apakah kamu ingin membuat kue untukku?" tanya Rio dengan tidak tahu malu.     

"Aku benar-benar akan membunuhmu. Walaupun ayahmu juga nakal, ia tidak se-ekstrem kamu. Dalam satu bulan saja, kamu sudah menyukai tiga perempuan!" teriak Jenny.     

Rio tertawa. "Bibi, bukankah aku dan Maya sangat cocok? Maya adalah keponakanmu dan aku adalah anak baptismu. Kalau aku menikah dengan Maya, kita benar-benar akan menjadi keluarga."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.