Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menikah Dengan Anak Haram



Menikah Dengan Anak Haram

0"Jadi, kamu berpikir tidak apa-apa kalau Sabrina menggugurkan kandungannya?"     
0

"Aku tidak mengatakan seperti itu. Aku juga pernah merasakan kehilangan dan aku tahu betul rasa sakitnya itu. Aku tahu tidak mudah untuk melahirkan anak dengan aman dan selamat. Tetapi kalau alasannya bukan pertunangan, kalau ada alasan lain yang membuat Sabrina harus menggugurkan kandungannya, apakah Keluarga Atmajaya sudah tidak menginginkan Sabrina lagi?" kata Della.     

Melihat keadaan emosi Della yang tidak stabil, Raka berusaha menjelaskan. "Della, aku tahu kamu sedih saat kehilangan anakmu dulu. Tetapi selama kamu dan ibu tidak mau mengalah, pernikahannya akan menjadi semakin rumit. Aku yakin Sabrina bisa melahirkan anaknya dengan selamat."     

"Aku ingin tanya padamu. Kalau Sabrina tidak bisa melahirkan anaknya dengan selamat, apakah Keluarga Atmajaya tidak menginginkannya lagi? Aku tidak sedang membicarakan pesta pertunangan. Tetapi Keluarga Atmajaya seperti menganggap anak ini jauh lebih penting dibandingkan putri kita," Della terlihat sangat cemas, khawatir terhadap Sabrina.     

"Jadi, kamu pikir Arka menikahi Sabrina hanya untuk melahirkan anak? Atau kamu berpikir bahwa aku menikahimu hanya untuk melahirkan anakku?" Raka memandang Della dengan tatapan yang dalam.     

Della terdiam, memandang ke arah Raka tanpa bisa mengatakan apa pun cukup lama.     

"Hubungan pernikahan kita ini sudah berpuluh-puluh tahun. Saat kamu keguguran, tidak pernah sekali pun aku ingin meninggalkanmu. Setelah itu, meski kamu tidak bisa mengandung lagi, aku tidak pernah meminta padamu. Aku selalu menghormatiku sebagai istriku. Ibuku cemas dan melakukan segala upaya untuk menjaga kesehatanmu. Tetapi ia juga tidak pernah mendesakmu untuk melahirkan anak untukku," kata Raka.     

Tiba-tiba saja Della menangis. "Memang kamu tidak pernah meminta padaku, tetapi ibumu selalu membawaku ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisiku. Ia membawakan aku obat-obatan, vitamin dan bahkan obat herbal. Bukankah itu sama saja dengan memaksaku untuk memiliki anak lagi? Kalau aku tidak melahirkan Samuel, apakah kamu akan meninggalkanku sejak lama?"     

"Saat kamu mengatakan hal ini, coba tanyakan sendiri pada hatimu. Apakah aku benar-benar akan melakukan seperti apa yang kamu katakan?" tanya Raka dengan suara rendah.     

"Aku tidak tahu, tetapi aku tidak mau Sabrina menjadi sepertiku. Mengapa ia harus hamil di saat-saat seperti ini. Mengapa ia tidak bisa menunggu setelah menikah? Karena anak ini, ia melewatkan pesta pertunangannya. Bahkan pernikahannya pun harus disederhanakan. Mengapa ini harus terjadi pada Sabrina?" kata Della sambil menangis.     

"Apa artinya sebuah pesta pernikahan? Bagi Sabrina, yang paling penting adalah kesehatannya dan kesehatan anak di dalam kandungannya. Ia tidak akna peduli apakah pestanya megah atau sederhana. Pesta itu hanya ditujukan untuk orang-orang melihat, untuk membahagiakan orang yang datang. Kalau kita bersikeras menggugurkan anak itu, apakah pesta pertunangan yang diadakan bisa dilangsungkan dengan gembira?"     

"Tetapi kita menikah satu kali seumur hidup. Sabrina tidak bisa merasakan pesta pertunangan dan tidak bisa merasakan pesta pernikahan yang megah. Aku juga merasa tertekan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Kalau sampai ada sesuatu yang terjadi pada Sabrina dan anaknya, Keluarga Atmajaya akan menyalahkan kita," Della masih merasa cemas.     

"Kamu tidak bisa melindungi anakmu dulu. Kali ini, lakukan tugasmu untuk melindungi anak dan cucumu. Jangan biarkan Sabrina merasakan apa yang kamu khawatirkan. Kalau Sabrina tidak bisa mendapatkan pesta pertunangan, kita bisa memberikan pesta pernikahan yang megah untuknya. Biarkan orang lain yang mengurus persiapan pesta itu dan kamu hanya perlu melakukan satu hal, yaitu melindungi Sabrina dan anaknya. Apakah kamu bisa melakukannya?" Raka memegang pundak Della dan memandangnya lekat-lekat.     

Della menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak bisa melindungi anakku sendiri. Bagaimana bisa aku melindungi Sabrina dan anaknya?"     

"Kamu harus melakukannya. Sabrina adalah putrimu dan sebagai ibunya, kamu harus melindunginya. Jangan sampai ia merasakan kehilangan anaknya, seperti apa yang kamu rasakan dulu. Jangan sampai ia mengalami kejadian yang bisa membahayakannya dan anaknya. Ia pasti akan merasa sangat sedih," Raka memberikan tanggung jawab ini pada Della dan memaksanya untuk menerimanya.     

Della memandang Raka dengan air mata di wajahnya. "Apakah aku bisa melakukannya?"     

"Kamu adalah ibu yang baik. Aku yakin kamu pasti bisa melakukannya?" kata Raka.     

Setelah bertahun-tahun berlalu, Della masih belum bisa melupakan rasa sakit dan penyesalan saat ia kehilangan anaknya dulu.     

Raka mengetahui hal ini dan bahkan pernah membawanya untuk bertemu dengan psikiater. Tetapi cara itu pun tidak berhasil.     

Ia seperit menutup pintu hatinya dan menyimpan rasa sakit itu rapat-rapat.     

Kalau kali ini pernikahan Sabrina bisa diadakan dengan lancar dan anak Sabrina bisa lahir dengan selamat, mungkin rasa penyesalan dan sakit hati yang Della rasakan itu bisa terhapuskan.     

Raka dan Della akhirnya menyetujui untuk membatalkan pertunangannya dan langsung mengadakan pesta pernikahan. Dengan syarat, pesta pernikahannya harus dilaksanakan dengan sangat megah.     

Perhiasan yang didesain oleh Sabrina akan ditunjukkan di pesta tersebut dan beberapa desain Della pun akan ditampilkan.     

Ini bukan hanya sebuah pesta pernikahan, tetapi juga pameran perhiasan.     

Raisa, Nadine dan Maya bekerja sama untuk mempersiapkan pesta pernikahan ini. sementara Adel dan Anya bertugas untuk mengurus bunga dan souvenir.     

Maya mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan daftar tamu agar ia bisa mengadakan kencan buta kelas atas di kemudian hari.     

Dengan bujukan dari Raisa dan Della, akhirnya Irena memutuskan untuk mengalah dan membatalkan pesta pertunangannya.     

Tetapi Irena berulang kali mendesak agar pesta pernikahan yang dilangsungkan sangat megah. Ia tidak mau pesta itu menjadi sederhana karena alasan kehamilan Sabrina. Ia tidak mau malu dan dipandang rendah oleh semua tamu yang hadir.     

Persiapan pernikahan itu berlangsung dengan sangat lancar. Tetapi yang tidak Raisa sangka, ia menemukan bahwa putri kesayangannya, Bella, memandang Adrian dengan tatapan yang salah.     

Di sore hari, setelah ia kembali dari rapat bersama dengan event organizer, ia berniat untuk menjemput Bella dari kantor.     

Siapa yang tahu saat ia tiba di sana, Raisa melihat putrinya dan Adrian sedang bersama-sama. Dari pandangannya, Raisa tahu betul bahwa Bella sangat mengagumi Adrian.     

Penemuan ini membuat Raisa merasa panik. Ia langsung menelepon Anya.     

Anya sedang melakukan salah satu pose yoga ketika ponselnya tiba-tiba saja berbunyi. Ia memencet tombol angkat dan speaker agar tetap bisa melanjutkan gerakannya.     

"Anya, akhir-akhir ini aku sangat sibuk dengan pesta pernikahan Arka dan Sabrina sehingga kurang memperhatikan Bella. Dia kan tinggal bersama denganmu. Apakah ada yang salah dengannya?" tanya Raisa.     

Anya berpikir sejenak. "Tidak ada apa-apa, tidak ada masalah sama sekali. Saat pertama kali datang ke sini, ia merasa bahwa pohon di depan jendela kamarnya menyeramkan sehingga aku menyuruh seseorang untuk memotongnya. Setelah itu, ia sangat tenang. Ia dan Adel sering mengobrol hingga tengah malam. Sepertinya mereka semakin dekat."     

"Aku sedang berada di Pratama Group. Baru saja aku melihat Bella dan Adrian keluar dari café di lantai bawah. Entah mengapa, aku merasa ada yang salah dengan mereka berdua. Apakah Adrian sudah tahu mengenai masa lalunya dan identitasnya?" tanya Raisa.     

Anya langsung berhenti melakukan pose yoga. Ia mematikan speaker dan berjalan menuju ke arah jendela sambil membawa ponselnya. "Ada apa dengan mereka?"     

"Melihat kedekatan mereka, semua orang bisa saja salah sangkat terhadap hubungan mereka. Bella memang sudah tahu bahwa Adrian bukan anggota Keluarga Atmajaya. Apakah Adrian juga sudah tahu?" tanya Raisa.     

Anya merasa kepalanya berdengung. Sebelumnya, Bima pernah ingin menjodohkan Adrian dengan Maya. Tetapi sayangnya,mereka sama sekali tidak tertarik satu sama lain.     

Tetapi Anya tidak pernah menyangka bahwa adiknya yang ia besarkan seperti anak sendiri itu pada akhirnya akan dekat dengan Bella, gadis yang paling muda di Keluarga Atmajaya.     

Adel dan Maya sama-sama berusia 24 tahun, sementara Bella baru berusia 19 tahun. Tidak ada satu pun yang menyangka bahwa ia akan jatuh cinta pada Adrian.     

"Raisa, ayah pernah membahas mengenai identitas Adrian di acara makan-makan keluarga, tetapi tidak memberitahu semuanya dengan jelas. Setelah itu, Adrian bertanya kepada aku dan Aiden sehingga kami harus menjelaskannya," kata Anya dengan jujur.     

Setelah mendengar hal itu, Raisa tidak bisa tenang lagi. "Aku sama sekali tidak peduli siapa yang ingin ayah jodohkan dengan Adrian. Tidak peduli sebaik apa pun Adrian, aku tidak mau ia berhubungan dengan Bella. Aku tidak akan pernah membiarkan putriku menikah dengan anak haram!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.