Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Banyak Perubahan Setelah Menikah



Banyak Perubahan Setelah Menikah

0"Aku sama sekali tidak peduli siapa yang ingin ayah jodohkan dengan Adrian. Tidak peduli sebaik apa pun Adrian, aku tidak mau ia berhubungan dengan Bella. Aku tidak akan pernah membiarkan putriku menikah dengan anak haram!"     
0

Saat Anya mendengar hal ini, tanpa sadar tangnanya terkepal. Di dunia ini, tidak ada orang yang bisa meminta ingin dilahirkan oleh siapa, sama halnya dengan Adrian.     

Kalau bisa memilih, Adrian pasti juga akan memilih dilahirkan di keluarga yang harmonis, dengan orang tua yang masih lengkap.     

Adrian adalah anak yang sangat hangat. Sejak kecil, ia sangat pengertian dan tidak pernah menyulitkan orang tuanya.     

Tidak pernah sekali pun Adrian bersikap nakal dan membuat Anya kesal. Malahan, anaknya sendiri, Arka dan Aksa, yang sering membuatnya marah.     

Anya benar-benar membenci ibu kandung Adrian, tetapi di mata Anya, Adrian tidak bersalah. Ia tidak harus menanggung perbuatan buruk ibunya.     

Anya benar-benar menyayangi adiknya itu dan menganggapnya seperti anak sendiri.     

"Masalah ini masih belum pasti. Mengapa kamu sudah marah-marah? Saat Adrian pulang nanti, aku akan bicara padanya. Jangan sembarangan menuduh," suara Anya terdengar dingin.     

"Ada apa dengan sikapmu? Adikmu berniat untuk menggoda putriku. Adrian berusia 24 tahun dan putriku baru berusia 19 tahun. Ia masih belum tahu apa-apa," Raisa menjadi sangat impulsif saat melihat Bella bersama dengan Adrian sehingga ia berbicara sembarangan.     

Anya tidak ingin menanggapi Raisa lagi. Rasanya berbicara dengan Raisa tidak ada gunanya. Sampai mulutnya berbusa pun, ia tidak akan bisa menjelaskan pada Raisa.     

Di dunia ini, satu-satunya orang yang bisa menghadapi Raisa hanyalah Ivan.     

"Raisa, tenanglah dan dengarkan aku. Kalau Adrian memang menyukai Bella, aku akan memintanya untuk berhenti sebelum terlambat. Aku juga tidak mau menjadi keluarga dengan kamu. Dan aku juga ingatkan padamu untuk tidak menyebutkan mengenai anak haram lain kali. Pikirkan sendiri saja alasannya," Anya mematikan telepon.     

Raisa memukul setirnya dengan kesal, membuat klaksonnya berbunyi cukup keras. Bella menoleh dan menyadari mobil tersebut. Ia langsung melambaikan tangannya.     

Raisa menurunkan jendelanya dan menunjukkan wajahnya. "Bella, masuklah ke dalam mobil."     

"Kak Adrian, ibuku datang menjemputku. Aku pulang dulu!" Bella berpamitan pada Adrian.     

"Biar aku mengantarmu sampai ke mobil dan menyapa bibi," kata Adrian sambil tersenyum.     

Adrian menghampiri mobil Raisa dan menyapanya dengan sopan. Selayaknya seorang pria yang gentleman, ia membukakan pintu untuk Bella dan menjaga agar kepala Bella tidak terbentuk bagian atas mobil. Setelah ia masuk, Adrian menutupkan pintunya untuk Bella.     

"Sampai jumpa besok, Kak!" Bella melambaikan tangannya.     

"Selamat tinggal, Bibi. Sampai jumpa besok, Bella!" Adrian berdiri di sana sambil menunggu mobil Raisa pergi.     

Selama berpamitan, Raisa sama sekali tidak mengatakan apa pun. Meski Adrian menyapanya, ia hanya menanggapinya dengan acuh tak acuh.     

"Ibu, ada apa denganmu? Siapa yang membuatmu kesal seperti ini?" tanya Bella.     

"Apakah masih tidak jelas?" Raisa melirik ke arah putrinya.     

"Mana aku tahu? Kamu terlihat seperti ada yang meminjam uang dan berhutang padamu, " Bella tersenyum dengan polos dan berkata. "Ibu, aku ingin makan steak."     

"Aku tahu restoran yang enak," Raisa memutar setirnya dan pergi menuju ke restoran yang ia maksud.     

Setelah tiba di restoran, Raisa terus terlihat ragu, tidak tahu harus berkata apa.     

Ia berusaha keras untuk mengingat apa yang ibunya katakan saat dulu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya. Seingatnya, saat itu ia masih duduk di kelas 1 SMA dan ia menyukai teman sekelasnya.     

Saat ujian masuk kuliah, Irena khawatir jatuh cinta akan mengganggu studi Raisa. Sehingga akhirnya ia memberikan sejumlah uang untuk pria yang Raisa sukai, cukup untuk membiayai biaya kuliahnya, dengan syarat tidak mendekati Raisa lagi.     

Irena juga menyuruh guru Raisa untuk memberikan banyak PR hingga Raisa membenci gurunya tersebut. Belajar dan mengerjakan PR setiap hari membuat Raisa sangat menderita.     

Sepertinya, cara ini tidak berlaku pada Adrian. Apa artinya uang di mata Adrian?     

Adrian sendiri adalah CEO Pratama Group.     

Raisa memutar otaknya dan berpikir bagaimana cara memisahkan antara putrinya dan Adrian. Tetapi dari pengalaman hidupnya selama ini, ia tidak pernah mendapati situasi yang serupa.     

Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.     

Ia tidak punya pengalaman mendidik putrinya, terutama putrinya yang mudah jatuh cinta seperti dirinya dulu.     

Sebenarnya, Raisa tidak berniat untuk menghalangi putrinya untuk jatuh cinta. Asalkan pria itu bukan Adrian.     

Jadi, setelah berpikir panjang, Raisa memutuskan untuk mencari Adrian. Ia tidak bisa berbicara pada Bella, tetapi ia bisa bicara langsung pada Adrian.     

Malam itu, Raisa mengantarkan Bella menuju ke rumah Anya, sekalian untuk mencari Adrian.     

Saat mendengar bahwa Raisa datang ke sana, Anya mengambil inisiatif untuk menyapanya. "Raisa, ayo kita bicara."     

"Baiklah," jawab Raisa. Ia menyuruh Bella untuk naik ke lantai atas dan mencari Adel.     

Seorang pelayan membawakan minum untuk mereka. Tetapi setelah tahu bahwa Anya dan Raisa sedang berbicara serius, pelayan itu langsung pergi setelah meletakkan minuman.     

"Adrian sedang lembur. Saat ia pulang nanti, aku akan bicara dengannya," kata Anya dengan tenang.     

Raisa mengangkat gelasnya dan meminumnya. "Ini teh bergamot? Apakah ini pemberian kakakku?"     

"Kalau kamu menyukainya, aku akan memberikannya kepadamu," kata Anya sambil tersenyum.     

"Jangan terlalu dekat dengan kakakku. Kalian akan menjadi besan dan kamu harus memperhatikan sikapmu. Kamu tahu bahwa kakakku …"     

"Hentikan," kata Anya.     

Raisa mendengus saat mendengarnya.     

"Kapan kamu akan membuang pikiranmu yang tidak masuk akal itu? Kalau sampai Aiden mendengarnya, apakah kamu pikir kakakmu tidak berada dalam masalah? Hubunganku dengan Raka adalah masa lalu. Mengapa kamu membahasnya lagi. Sekarang putraku dan putrinya akan menikah. Apa lagi yang mau kamu katakan?" Anya langsung menegur Raisa.     

Raisa merasa sangat marah saat ditegur seperti itu. "Anya, aku adalah kakak iparmu. Mengapa kamu berbicara seperti itu kepadaku?"     

"Kalau kamu ingin dianggap sebagai kakak iparku, seharusnya kamu bersikap lebih dewasa. Jangankan kakak ipar, kalau kamu ibu mertuaku sekali pun, aku tetap akan menegurmu saat kamu berbuat salah. Aku akan menanyakan mengenai hubungan Adrian dan Bella pada Adrian nanti. Apakah kamu mengatakan sesuatu pada Bella?" tanya Anya.     

Raisa menautkan jari-jarinya. "Aku ingin bertanya padanya, tetapi aku tidak menemukan kesempatan. Aku tidak tahu harus mengatakan apa."     

"Untung saja kamu tidak menanyakannya pada Bella. Bella masih sangat muda. Bagaimana kalau semua ini hanya salah paham. Bella pasti akan merasa tidak nyaman. Anak muda jaman sekarang sangat sensitif. Mereka juga membutuhkan privasi dan rasa hormat dari orang tuanya. Kamu terlalu ikut campur," kata Anya.     

Raisa tertawa saat mendengarnya. "Kamu punya lebih banyak anak dari pada aku dan kamu lebih bisa mendidik anakmu. Bukankah aku datang untuk berdiskusi denganmu?"     

"Kamu …" Anya tahu bahwa Raisa memiliki sifat yang buruk. Tetapi setelah menikah dengan Ivan, ia menjadi jauh lebih dewasa dan mau mendengarkan kata-kata orang lain.     

Raisa menggenggam tangan Anya dan mengambil inisiatif untuk mengakui kesalahannya. "Aku minta maaf untuk yang aku katakan sebelumnya. Tidak seharusnya aku mengatakan Adrian sebagai anak haram. Semua ini salahku. Aku berjanji untuk menjaga mulutku lain kali.     

"Mengapa Adrian disebut anak haram? Ibu, apa yang kamu bicarakan dengan bibi?" tidak tahu sejak kapan, tiba-tiba saja Aksa muncul di belakang sofa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.