Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Memiliki Posisi Sama Sekali



Tidak Memiliki Posisi Sama Sekali

0"Aku tidak setuju dengan pernikahan ini!" Irena masuk ke dalam rumah tersebut, dibantu dengan tongkatnya, dengan marah.     
0

Ia berjalan dengan tertatih-tatih karena kakinya yang sudah tidak kuat lagi. Raka langsung menghampirinya dan berniat membantunya.     

"Ibu, mengapa tidak bilang mau datang? Biar aku membantumu untuk masuk," Raka memang tidak dekat dengan ibunya. Mungkin karena ia adalah anak laki-laki sehingga ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik. Tetapi ia selalu berbakti pada ibunya.     

Ia khawatir ibunya akan marah sekarang.     

Irena langsung mendorongnya. "Jangan bantu aku. Aku bukan ibumu."     

"Ibu, jangan marah. Katakan padaku ada apa," Della menyapanya sambil tersenyum.     

Walaupun Irena merasa sangat marah dan bisa melakukan apa pun di hadapan anaknya, ia sangat menjaga sikapnya di hadapan Della, menantu kesayangannya.     

"Della, aku dengar kamu mau menikahkan Sabrina dengan putra Aiden. Kamu tidak tahu kalau dia … Mengapa dia ada di sini?" Irena hendak mengatakan hal buruk mengenai Aiden saat ia mengetahui bahwa ternyata Aiden ada di sana, duduk di sofa.     

"Bibi, sudah lama tidak bertemu. Aku senang melihatmu sehat," Anya sebenarnya tidak suka berbasa-basi. Tetapi kalau putranya ingin menikah dengan putri dari Keluarga Mahendra, ia bisa melakukan apa pun, bahkan meski harus berbaik hati dengan Irena.     

Irena mendengus dengan dingin. "Anya, aku melihatmu tumbuh dari kecil hingga sekarang. Baru kali ini aku melihatmu bersikap sopan padaku. Pasti kamu ada maunya!"     

"Aku tidak berniat menyembunyikannya darimu. Sabrina mendapatkan kecantikan darimu. Ia juga sangat bertalenta dan sempurna sehingga banyak orang yang mengantri untuk mendapatkannya. Arka dan Sabrina tumbuh bersama sehingga ia mendapatkan kesempatan untuk bisa bersama dengan Sabrina. Hari ini aku datang untuk mengantarkan putraku melamar Sabrina. Aku harap kita bisa menjadi keluarga," demi putranya, ia rela merendahkan dirinya di hadapan Irena, wanita yang sangat membencinya, agar putranya bisa mendapatkan kebahagiaan.     

"Keluargamu sangat menarik. Mengapa kalian menginginkan Sabrina? Raisa sudah menikah dengan Keluarga Atmajaya dan sekarang kalian mengincar Sabrina-ku. Aku akan memberitahumu yang sebenarnya. Kalau ada anak dari keluargamu yang ingin menikah dengan Sabrina, aku lebih memilih Mason. Aku tidak menyukai putra Aiden," kata Irena secara terang-terangan.     

Aiden tertawa dan bangkit berdiri. "Kamu masih menyimpan dendam karena aku mengirimkan Raisa ke penjara dulu. Sekarang, Raisa adalah istri dari kakakku dan ia hidup bahagia. Bayangkan saja, kalau dulu ia berhasil menikah denganku, mungkin ia tidak akan bahagia. Kalau kamu masih tidak bisa melupakan masa lalu, aku mungkin akan salah mengira bahwa aku adalah kandidat menantu yang terbaik di pikiranmu."     

"Apa maksudnya itu?" Irena merasa kesal.     

"Tidak ada gunanya menyimpan dendam masa lalu. Baik dulu mau pun sekarang, aku dan Anya tidak berhutang apa pun pada Keluarga Mahendra. Bibi, kamu mungkin sudah terlalu tua dan ingatanmu memburuk. Apakah perlu aku bantu untuk mengingat bagaimana perlakuanmu dulu terhadap Anya? Kalau kamu masih ingat Natali, setidaknya kamu harus bersyukur aku masih bersikap baik pada Raisa," setelah Aiden mengatakanya, ia menggandeng tangan Anya dan berjalan keluar.     

Melihat pasangan itu marah dan hendak pergi, Della bergegas untuk mengantarkan mereka. Sementara itu, Raka tetap berada di dalam rumah untuk membujuk ibunya.     

Sabrina juga bergegas mengikutinya. "Paman, Bibi, nenekku sudah tua dan keras kepala. Biar aku yang berbicara dengannya."     

"Sabrina, kamu adalah anak yang baik dan kami sangat menyukaimu. Ditambah lagi, orang tuamu dan kami adalah teman dekat. Aku benar-benar berharap kamu segera menjadi menantuku. Satu-satunya yang tidak merestui hubunganmu dengan Arka adalah nenekmu saja." Anya mengatakannya dengan sangat jelas. Ia ingin bilang pada Sabrina bahwa ia sudah tidak bisa merendahkan dirinya di hadapan Irena lagi.     

Baru saja, Anya sudah berusaha untuk membujuk Irena dengan tulus. Tetapi Irena langsung membalasnya dengan kejam.     

Aiden sangat mencintai istrinya. Ia bisa dianggap sebagai iblis yang sangat melindungi istrinya. Melihat Irena melakukan hal tersebut kepada Anya, ia langsung tidak terima dan memutuskan untuk pergi. Ia tidak peduli apakah Arka bisa menikah dengan Sabrina atau tidak.     

Siapa pun yang menindas istrinya tidak akan bisa dimaafkan.     

Dari kata-kata Irena, Aiden tahu bahwa wanita tua itu menantikan Aiden meminta maaf padanya.     

Meminta maaf?     

Raisa yang salah. Ia yang mengikuti kesalahan Natali. Mengapa Aiden harus meminta maaf?     

Mengirimkan Raisa ke penjara adalah tindakan yang Aiden ambil agar wanita itu bisa merenungkan kesalahannya dan berubah.     

Kalau bukan karena dipenjara, mana mungkin Raisa bisa berubah menjadi seperti ini?     

Penjara itu lah yang membuat Raisa menjadi wanita yang sekarang. Akhirnya ia bisa menyadari kesalahannya dan menahan temperamennya. Dengan begitu, baru Keluarga Mahendra dan Keluarga Atmajaya bisa bersatu.     

Kalau Raisa tidak berubah, Bima tidak akan membiarkannya menikah dengan Ivan!     

Irena merasa bahwa putri kesayangannya telah menderita karena Aiden. Meski Raisa menikah dengan Ivan sekali pun, ia tetap tidak bisa melupakan kebenciannya pada Aiden.     

Aiden dan Anya memutuskan untuk pergi sehingga Arka tidak punya pilihan lain selain mengikutinya.     

Di ruang keluarga rumah Sabrina, Irena duduk di sofa dengan marah sambil memandang Raka.     

"Ibu, Sabrina menyukai Arka. Bagaimana mungkin ia bisa menikah dengan bahagia kalau kamu membuat keributan seperti ini?" kata Raka dengan kepala pening.     

"Kalau begitu tidak usah menikah," kata Irena dengan tidak peduli.     

"Kalau aku tidak bisa menikah dengan Kak Arka, aku tidak mau menikah seumur hidupku. Biar aku sendiri sampai mati," kata Sabrina dengan marah.     

Irena memandang ke arah cucunya. Saat ia melihat ekspresi di wajah Sabrina, ia tahu bahwa Sabrina benar-benar mencintai Arka.     

"Sabrina, apa yang kamu katakan? Nenek melakukan ini untuk kebaikanmu. Kamu tidak boleh menikah dengan anak Aiden. Nanti kamu menderita," kata Irena dengan tulus.     

"Nenek, kalau kamu benar-benar menyayangiku, kamu akan membiarkan aku menikahi pria yang aku cintai," Sabrina duduk di samping Irena dan kemudian meletakkan kepalanya di pangkuan neneknya. "Nenek, aku benar-benar mencintai Kak Arka dan aku yakin kalau ia juga mencintaiku."     

"Aiden bukan pria yang baik. Ia kejam! Ia memaksa pamanmu untuk pergi ke luar negeri dan mencegah bibimu kembali ke Indonesia untuk menemani nenek," kata Irena dengan sedih.     

Raka terlihat terperangah. Ivan memang bertugas untuk mengurus perusahaan cabang luar milik Atmajaya Group. Ia dan Raisa menyukai kehidupan yang santai di luar negeri. Tidak seperti yang Irena katakan, bukan Aiden yang memaksanya untuk tetap berada di luar negeri.     

"Ibu, Sabrina tidak mengetahui apa pun. Kamu hanya akan membuatnya salah paham. Kak Ivan mengurus perusahaan cabang luar negeri dan ia membangun kekuatannya sendiri. Sebaliknya, Aiden lah yang mundur ke layar belakang dan tidak mengurus Atmajaya Group lagi. Ia tidak memiliki posisi apa pun di Atmajaya Group," kata Raka sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.