Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Teman untuk Dikenalkan



Teman untuk Dikenalkan

0"Adik ipar, kamu sudah bekerja keras. Kamu sendiri yang memilih Maddy, jadi kamu harus banyak bersabar," kata Mason pada Henry.     
0

"Apakah kamu benar-benar kakakku? Mengapa kamu malah mengejekku seperti itu?" kata Maddison dengan kesal.     

"Sabrina, kamu di sini? Kamu tidak bersama dengan pamanku?" Mason menyapa Sabrina sambil tersenyum.     

"Mereka semua ada di dalam. Maya juga ada di dalam. Ayo masuk!" jawab Sabrina dengan senyum yang sama lebarnya.     

Malam ini adalah malam yang menggembirakan untuk Elena dan Michael, sama halnya dengan Maddison dan Henry yang kembali bersama. Ini juga malam pertama setelah Sabrina dilamar oleh Arka.     

"Mereka semua berpasangan. Jomblo seperti kita sangat menyedihkan," Rio berbalik dan menggandeng lengan Bella. "Bella, apakah kamu mau berpasangan denganku?"     

"Kak Adrian, selamatkan aku!" sekarang Bella adalah asisten Adrian sehingga ia selalu bergantung pada Adrian.     

Adrian langsung mengusir Rio yang memegangi Bella seperti seekor gurita dan langsung menenangkannya. "Jangan khawatir. Ada aku di sini. Kalau dia berani mengganggumu lagi aku akan langsung memotong tangannya."     

"Enak sekali memiliki kakak laki-laki, Maya. Semua orang di sini berpasangan. Bagaimana kalau kita …"     

"Pergilah!" Maya langsung memandangnya dengan dingin, setelah itu, tatapannya berubah mematikan.     

Rio langsung bergidik melihatnya. Ia tidak bisa berpasangan dengan wanita semacam ini. Maya terlalu galak!     

Ia mengalihkan perhatiannya pada Adel, putri yang paling ramah dan lemah lembut di Keluarga Atmajaya.     

"Adel …"     

"Kak!" teriak Adel. Dalam waktu singkat, ketiga kakaknya langsung berjaga di hadapannya, ditambah lagi dengan satu keponakannya yaitu Mason, yang juga sangat protektif pada Adel.     

"Ada kakak-kakak lainnya lagi. Tidak baik kalau kalian berempat seperti ini, menjaga sang putri dengan begitu hati-hati. Kalau begini, tidak akan ada pria yang berani mendekatinya. Nanti, ia akan menjomblo hingga tua seperti Maddison," kata Rio. Telinga Maddison bisa mendengarkan kata-kata itu. "Siapa yang tua," kata Maddy sambil menjewer telinga Rio.     

"Aku … Aku yang tua. Kakak yang baik hati. Tolong lepaskan telingaku. Nanti telingaku lepas," Rio langsung memohon pada Maddison, tetapi Maddison tidak mau melepaskannya. Ia mendapatkan sebuah ide dan berkata dengan cepat. "Kak, pacarmu masih melihat. Kamu harus bersikap lemah lembut di hadapannya."     

Maddison langsung melepaskan telinga Rio dan kembali ke pelukan Henry.     

"Jason, aku benar-benar menyedihkan. Pada akhirnya hanya tersisa aku sendirian denganmu," pada akhirnya, Rio hanya bisa memeluk Jason dengan sedih. Tetapi Jason juga menepisnya.     

Arka, Aksa dan Mason sering berkumpul bersama karena mereka bekerja di Atmajaya Group.     

Adrian baru saja mengambil alih Pratama Group sehingga ia sangat sibuk bekerja dan jarang memiliki kesempatan untuk makan malam.     

Hari ini, adalah sebuah hari yang amat langka untuk mereka. Mereka berempat sedang duduk dan minum bersama saat mendengar kata-kata dari Rio mengenai adik perempuan mereka.     

"Bella masih sangat muda, tidak terburu-buru. Tetapi usia Maya dan Adel sama, dan mereka harus segera mencari kekasih. Walaupun Rio tidak dapat diandalkan, apa yang ia katakan sebelumnya itu sangat masuk akal. Kita terlalu protektif pada mereka sehingga banyak orang yang takut untuk mengejar mereka," kata Aksa.     

"Kalau kamu mau menikahi putri Keluarga Atmajaya, kamu harus memiliki keberanian. Kalau hal ini saja bisa menghentikan mereka, itu artinya mereka tidak tulus mencintai mereka. Orang-orang yang tulus tidak akan menyerah dengan mudah," kata Arka dengan serius.     

"Aku setuju dengan sudut pandang Paman Arka," timpal Mason. "Kita tidak boleh membiarkan siapa pun mengganggu putri-putri dari Keluarga Atmajaya."     

"Itu ada betulnya. Kita membantu untuk memfilter orang-orang yang tidak baik, sementara yang lainnya bergantung pada kemampuan mereka masing-masing. Kita tidak bisa mengusir mereka semua. Adel dan Maya terlalu dilindungi oleh kita. Kita bahkan belum pernah membicarakan mengenai masalah hubungan dengan mereka," Adrian menganalisa semuanya dengan tenang.     

Maddison dan Henry akhirnya bersatu kembali setelah sekian lama. Mereka berdua bersama semalaman seolah ingin menebus dua tahun waktu mereka berpisah.     

Elena sekarang adalah brand ambassador dari Mawardi Group dan ia sudah memiliki Michael sebagai suaminya. Sabrina tidak perlu membencinya lagi sehingga ia bisa berbicara dengan santai dengannya.     

Adel dan Bella terlihat menikmati suasana sambil mengobrol dan tertawa. Tetapi Maya tidak mengatakan satu patah kata pun dan tidak minum sama sekali, terlihat seolah ia tidak ingin berada di sana.     

Setelah Arka menikah, semua orang akan mulai mendesak Aksa dan Mason untuk menyusulnya.     

Setelah itu adalah giliran Maya dan Adel. Tetapi Adel terlihat masih belum memikirkan mengenai hubungan dan masih tidak ingin mencari kekasih. Sementara itu, dilihat dari karakter Maya, kemungkinan besar jarang ada pria yang berani mendekatinya.     

"Mulai sekarang, lebih perhatikan pria-pria lajang di sekitar kalian dan kenalkan mereka pada Adel atau Maya kalau kalian merasa orang tersebut baik. Kalau tidak, kita bertiga lah yang akan didesak untuk segera menikah," kata Aksa.     

Adrian tertawa. "Kak, jangan bawa-bawa aku. Aku masih muda. Jadi aku tidak terburu-buru."     

"Sepertinya Maddy akan menikah dulu. Setelah Bibi Adel menikah, baru lah Paman Adrian yang akan dipertimbangkan untuk menjadi calon selanjutnya. Sekarang, kita berdua lah yang berada dalam posisi paling membahayakan, Paman Aksa!" Mason mengambil gelasnya dan meminumnya.     

"Adel, apakah ada temanmu yang bisa dikenalkan kepada kami?" teriak Aksa pada adiknya.     

"Kalian terlalu pemilih. Kalian ingin wanita yang cantik, memiliki tubuh indah dan menarik. Selain itu, kalian juga memperhatikan latar belakang keluarga. Hanya sedikit orang yang aku kenal dan tidak ada yang cocok dengan kalian," Adel langsung menolak.     

"Aku punya!" Bella mengangkat tangannya. "Temanku yang bersekolah di luar negeri banyak yang cantik dan baik."     

"Aku tidak suka bule," Aksa langsung menolaknya.     

"Aku tumbuh di luar negeri dan semua temanku bule. Ada juga beberapa orang Indonesia, tetapi sepertinya mereka bukan tipe yang kamu sukai," Bella mengalihkan pandangannya ke arah Maya. "Tanyakan saja pada Maya. Di Mawardi Group pasti ada banyak anggota VIP yang memiliki anak perempuan."     

Begitu namanya disebut, Maya mengangkat kepalanya. "Kalau kamu benar-benar membutuhkannya, aku bisa memilih beberapa orang yang cocok dijadikan sebagai kandidat dan mengirimkannya ke rumah Keluarga Atmajaya,"     

"Aku dan Mason hanya bisa bergantung padamu," kata Aksa dengan serius.     

"Kak Maya, aku juga tidak punya pacar. Kenalkan seseorang padaku!" Rio mendengar bahwa Maya memiliki banyak kenalan dari keluarga yang berada sehingga ia langsung mencalonkan diri.     

Maya langsung menatapnya dengan dingin. "Masa muda seorang gadis sangat berharga, tidak boleh disia-siakan untuk anak kecil seperti kamu. Kamu masih berusia 19 tahun dan masih terlalu awal untuk memikirkan pernikahan. Siapa yang mau menjadi kekasihmu?"     

"Kalau aku bertemu dengan seseorang yang aku cintai, aku tidak keberatan menikah lebih awal," jawab Rio dengan serius.     

Jason menarik tangan sahabatnya itu dengan kepala pening. "Berhenti membuat masalah. Para orang dewasa ini sedang membahas masalah penting, bukan urusan anak kecil seperti kita. Lebih baik kita minum di sana."     

"Aku juga sudah dewasa," Rio berdiri dengan tegak. Tubuhnya yang mencapai 183 meter itu memang cukup tinggi untuk ukuran anak remaja, tetapi wajahnya terlihat masih sangat kekanakan.     

"Mana bisa kamu berpura-pura menjadi orang dewasa kalau kamu hanya bertubuh besar tetapi bodoh," Maya tertawa. "Jason, pelatihmu bilang kerjamu sangat bagus. Mulai minggu depan kamu bisa langsung terjun ke lapangan."     

"Pelatihku yang mengajariku dengan baik," Jason merasa sedikit malu.     

"Bagaimana denganku? Apakah pelatihku memujiku juga?" Rio menatap Maya dengan penuh damba.     

Maya merasa sangat konyol. Di matanya, Rio benar-benar kekanakan.     

"Ia memujimu karena kamu memiliki image dan temperamen yang baik. Tetapi kamu malas," kata Maya.     

"Kenalkan aku pada seorang gadis agar ia bisa mengawasiku setiap hari. Aku akan menjadi rajin," jawab Rio dengan penuh semangat.     

"Kita yang sudah tua seperti ini sama sekali tidak tergesa-gesa. Sementara anak kecil ini ingin segera mencari pasangan," kata Aksa pada Mason.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.