Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Foto itu Bukan Foto Palsu



Foto itu Bukan Foto Palsu

0"Apakah Sabrina akan percaya padamu?" tanya Mason sambil mengusap wajahnya.     
0

Saat memikirkan kembali mengenai sifat-sifat Sabrina, ia merasa wanita itu tidak akan bisa mempercayai pamannya lagi.     

"Aku percaya pada Kak Arka dan aku mau bekerja sama. Kita akan bekerja sama untuk menghancurkan Anna," Sabrina keluar dari dapur sambil membawa dua piring makanan yang baru saja ia buat.     

"Sabrina, foto itu asli," kata Mason.     

Sabrina tertawa. "Aku tahu. Tetapi aku tetap percaya pada Kak Arka."     

"Cinta sejati memang tidak bisa dipungkiri," Mason mengalihkan pandangannya ke arah Arka. "Paman, apakah kamu akan pergi ke perusahaan hari ini?"     

"Aku ingin menyelidiki masalah ini secepat mungkin," kata Arka.     

Mason mendengus saat melihat ketenangan kedua orang di hadapannya itu. "Kamu bilang fotomu dan Anna itu asli, tetapi kamu sama sekali tidak khawatir. Sabrina juga percaya padamu. Pasti ada sesuatu. Tetapi kalian tidak berniat memberitahuku, kan?"     

"Aku tidak mau berkomentar. Ini adalah rahasia kami," kata Sabrina sambil tersenyum.     

"Sabrina … Bukankah kita sudah berjanji, meskipun kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih, kita selamanya tetap sahabat. Sebagai seorang teman, mengapa kamu menyembunyikan sesuatu dariku? Kalau begini, bagaimana aku bisa membantumu?" kata Mason dengan sedih.     

"Kak Arka yang akan menyelesaikan masalah ini. Tidak ada yang tidak bisa ia selesaikan. Dan aku yakin, meskipun aku tidak memberitahumu apa pun, kamu tetap akan membantuku," kata Sabrina dengan bangga. Ia merasa sangat beruntung memiliki teman-teman yang sangat setia padanya.     

Mason merasa frustasi mendengar jawaban itu, tetapi ia tidak bisa membantahnya. Karena memang benar, walaupun Sabrina tidak bisa menjadi kekasihnya, selamanya Sabrina akan menjadi sahabatnya. Kalau Sabrina membutuhkan bantuan, ia akan langsung meluncur untuk membantunya.     

"Kalau begitu, suruh saja Kak Arka-mu itu untuk membantumu. Biar dia saja yang menyelesaikan semuanya," kata Mason sambil mengunyah sarapannya dengan kesal.     

"Kamu sudah umur berapa? Masih merajuk seperti anak kecil," tegur Arka.     

Mason merasa kesal. "Aku tahu, aku tahu … Sebaiknya kita mengadakan konferensi pers siang ini untuk mengklarifikasi semuanya."     

"Kabari aku saja. Sekarang pergilah ke kantor," Arka langsung mengusir Mason dari sana.     

Setelah cukup makan dan minum, Mason tidak berniat berlama-lama di sana. Ia tidak mau tinggal terlalu lama dan melihat kemesraan antara Arka dan Sabrina.     

"Sabrina, kamu akan menyesal tidak memilihku," saat Mason pergi, ia meninggalkan sebuah pesan pada Sabrina.     

Sabrina terdiam di tempatnya. Namun sedetik kemudian, Arka langsung melangkah maju dan memeluk pinggangnya. "Aku tidak akan pernah membuatmu menyesal karena telah memilihku."     

"Kak, aku tidak akan pernah menyesal," kata Sabrina dengan senyum tipis. Setelah itu, ia berjinjit untuk mengecup bibir Arka.     

Arka balas menciumnya dan setelah ciuman yang panjang dan dalam, akhirnya Arka melepaskan bibir Sabrina. "Jangan bermain api. Kita masih harus menyelesaikan masalah ini."     

Pipi Sabrina merona. "Aku …Kedengarannya seperti aku sendiri yang menginginkannya …"     

"Kalau saja masalah ini tidak terjadi, mungkin aku sudah mengurungmu kembali ke dalam kamar …" bisik Arka sambil memeluk pinggang Sabrina. Setelah itu, ia mencium bibirnya kembali, membuat gadis itu kehabisan napas.     

"Kak … Tunggu … Aku …" Sabrina berusaha mendorong tubuh Arka. "Mengapa kamu seperti serigala? Kamu tidak punya kendali terhadap dirimu sendiri. Kamu …" keluh Sabrina.     

Sebelum Sabrina bisa melanjutkan protesnya, Arka kembali mengunci bibirnya. Setelah memberikan ciuman yang dalam, ia melepaskannya. "Kalau aku serigala, kamu adalah serigala kecil."     

"Kak, kita masih harus menyelesaikan masalah ini. Kita tidak bisa …"     

"Tidak bisa apa?" kata Arka sambil tersenyum.     

"Aku tahu kamu selama ini single dan tidak punya kekasih. Jadi, tuntutanmu dalam 'hal itu' sangat besar. Tetapi kita tidak bisa melakukannya terlalu sering. Aku … Aku tidak kuat," kata Sabrina dengan malu. Ia baru sadar bahwa kekasihnya memiliki gairah yang sangat tinggi.     

Tentu saja itu membuatnya sangat senang. Tetapi staminanya tidak cukup untuk menyenangkan Arka.     

"Kamu bisa belajar pelan-pelan," Arka tidak berhenti dan terus mendekat ke arah Sabrina.     

Seperti sebuah kotak pandora, begitu terbuka, kotak itu tidak akan bisa ditutup lagi selamanya.     

Sabrina seperti melihat dunia yang baru. Ia terkejut saat melihat bahwa Arka bukanlah pria yang tenang seperti kelihatannya. Pria itu sangat enerjik.     

Namun, ia merasa bahwa ini harus diubah.     

Kemarin malam, Sabrina benar-benar kekurangan tidur. Arka terus meminta dan meminta dan meminta.     

Seperti mendapatkan sesuatu yang sudah ia nantikan sejak lama, Arka tidak bisa menahan dirinya setiap kali melihat Sabrina, apalagi saat berada di tempat tidurnya.     

"Tetapi kamu menikmatinya kan …" Arka memeluk pinggang Sabrina dengan erat.     

Begitu mendengarnya, Sabrina langsung memukul dada Arka dengan cukup keras. "Aku serius. Jangan seperti ini. Ini malah akan membuatku berpikir kamu hanya menginginkan aku untuk kebutuhan seksmu saja."     

"Kalau untuk kebutuhan seks saja, aku bisa mencari wanita lain di luar sana. Tetapi aku hanya menginginkan kamu. Setelah menanti begitu lama, akhirnya aku bisa mendapatkanmu. Tidak mudah untuk kita bisa bersama seperti ini, mengapa harus menahan diri?"     

Arka tahu bahwa ia salah karena tidak bisa menahan diri, tetapi ia cukup cerdas dalam mencari alasan untuk membenarkan sikapnya.     

Tetapi Sabrina pun tidak bisa memungkiri bahwa ia juga merasa terpuaskan karena Arka.     

Di bawah bimbingan Arka, akhirnya Sabrina kembali melayang ke atas langit. Tidak bisa mengenali yang mana surga dan yang mana bumi …     

Satu jam kemudian, Sabrina mengelus pinggangnya dengan bibir cemberut. "Aku hanya menciummu dan aku harus merasakan semua ini. Lain kali, aku tidak akan menciummu lagi."     

"Aku suka saat kamu menciumku," Arka mengecup bibirnya. "Kalau kamu lelah, istirahatlah dulu. Aku akan pergi dulu."     

"Tidak, aku akan pergi denganmu. Sebenarnya aku juga penasaran apa yang Anna lakukan tiga tahun lalu," Sabrina langsung bangkit berdiri dari tempat tidur.     

Begitu ia berdiri, ia langsung merasakan kakinya lemas dan hampir terjatuh ke lantai.     

Untung saja, Arka memiliki mata yang tajam dan langsung menangkapnya.     

"Jangan banyak bergerak dulu," Arka tersenyum melihatnya.     

"Kamu masih bisa bilang begitu. Ini semua salahmu!" Sabrina memukul dada Arka beberapa kali dengan kesal.     

Arka menundukkan kepalanya dan mencium pipinya dengan lembut. Wajah Sabrina yang cemberut terlihat sangat manis.     

"Mandi dulu. Setelah berendam mungkin kamu akan merasa lebih nyaman," kata Arka dengan lembut.     

Setelah mandi, Sabrina mengenakan bajunya kembali dan keluar bersama dengan Arka.     

Saat memasuki lift, Arka memasangkan sebuah masker untuknya. "Dengan begini, tidak akan ada yang mengenalimu."     

Pada saat itu, seorang wanita muda yang membawa kucing masuk ke dalam lift. Saat melihat mereka berdua, wanita itu tertawa.     

Sabrina langsung bersembunyi di belakang Arka. Tetapi setelah itu, ia mendengar wanita itu berkata, "Bagaimana rasanya dikhianati sahabat sendiri?"     

Arka memandang ke arah wanita itu dengan tatapan tidak mengerti. "Kamu mengenal Anna?"     

"Aku dulu juga sahabatnya dan ia pernah mengkhianatiku," kata wanita itu.     

Sabrina tidak mengatakan apa pun. Ia memilih untuk tutup mulut saat ada Arka berada di sana. Ia yakin bahwa Arka bisa menyelesaikannya sendiri.     

"Apakah kamu bersedia untuk mengobrol dengan kami sebentar?" tanya Arka.     

Wanita muda itu melepaskan kacamata hitamnya dan memandang Arka. "Pertama-tama, kamu harus memberitahuku dulu, apakah berita mengenai kamu dan Anna itu benar?"     

"Elena!" saat melihat wajah wanita itu dengan jelas, Sabrina langsung terkejut.     

Arka juga mengenali wanita itu. Elena adalah seorang aktris yang sangat terkenal dan sangat berpengaruh di industri entertainment.     

Ia terkenal dengan dua sifatnya yang khas, yaitu menyukai kucing dan juga menyukai pria tampan.     

"Ya, benar itu aku. Sekarang, bisakah kamu menjawab pertanyaanku? Aku dengar kamu adalah orang yang berada di belakang Anna. Apakah foto di internet itu benar?" tanya Elena.     

"Itu tidak benar," kata Sabrina.     

Elena tetap memandang ke arah Arka. "Aku sudah meminta seseorang untuk memeriksa foto itu dan sepertinya foto itu bukan foto palsu."     

Arka menggenggam tangan Sabrina dan mencegahnya untuk berbicara lagi. "Perusahaan perhiasan Mawardi tidak memiliki brand ambassador saat ini. Kalau kamu tertarik, kita bisa bernegosiasi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.