Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Aku Adalah Kekasihnya



Aku Adalah Kekasihnya

0"Aku … Aku hanya begitu mencintaimu dan aku takut akan kehilangan kamu," Arka berusaha untuk menjelaskannya dengan ekspresi penuh kesakitan. "Aku benar-benar tidak berniat untuk berhubungan dengannya. Malam itu, aku minum terlalu banyak sehingga aku tidak sadar. Aku pikir dia adalah kamu."     
0

"Selama tiga tahun … Selama tiga tahun, kamu membuatku sangat menderita. Apakah kamu tidak tahu aku …" Sabrina memukulinya beberapa kali karena begitu kesalnya.     

Selama tiga tahun Sabrina berusaha untuk mencari tahu siapa pria itu …     

Sabrina tahu bahwa pria yang bersamanya saat itu adalah salah satu dari antara mereka bertiga, karena kemiripannya tidak bisa membohongi siapa pun.     

Bahkan saat Stanley dan Anna berusaha untuk membohonginya, Sabrina tetap tidak bisa percaya.     

Arka menggenggam tangan Sabrina dengan erat. "Sabrina, perasaanku padamu sangat tulus. Aku hanya pernah melakukannya satu kali dengan Anna, karena aku sedang mabuk. Aku bersumpah padamu."     

"Kalau aku bilang padamu bahwa wanita yang bersamamu tiga tahun lalu itu adalah aku, apakah kamu percaya?" Sabrina memandang ke arahnya.     

Mata Arka terbelalak saat menatap Sabrina dengan tidak percaya. "Apakah yang kamu katakan itu benar?"     

"Benar, dasar bodoh. Selama tiga tahun, aku sudah tahu bahwa pria yang bersamaku itu adalah salah satu dari antara kalian, tetapi aku tidak tahu siapa. Kamu tidak mau mengaku padaku, apa yang bisa aku lakukan? Berulang kali aku bertanya padamu, tetapi kamu tidak mengaku sehingga akhirnya aku pikir orang itu adalah Aksa. Semua ini salahmu. Mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?" Sabrina mengatakannya dengan sangat marah. Ia menggigit punggung tangan Arka dengan kesal.     

Arka begitu bahagia saat mendengarnya sehingga ia tidak bisa merasakan rasa sakit karena gigitan tersebut.     

Ternyata wanita yang bersamanya tiga tahun lalu itu benar Sabrina. Ia tidak salah mengira orang. Wanita itu benar-benar Sabrina, bukan Anna, maupun wanita lain.     

"Sabrina, aku … Aku sangat bahagia. Aku sangat …" Arka tidak tahu harus berkata apa, tetapi ia memeluk Sabrina dengan erat di rengkuhannya.     

Sabrina menyandarkan kepalanya di pundak Arka sambil tersenyum. "Kak, bukankah kita berdua bodoh?"     

"Kita hanya terlalu peduli terhadap satu sama lain dan ingin mempertahankan hubungan kita. Kita takut ada retakan di antara kita yang membuat hubungan kita semakin menjauh sehingga membuat orang lain memanfaatkannya. Sabrina, seharusnya aku menyadarinya lebih awal. Seharusnya aku mengetahuinya lebih awal!" kata Arka.     

"Kita berdua salah karena berusaha untuk menutupinya. Tetapi Anna membohongi kita, mengancam kita berdua. Aku tidak bisa memaafkannya begitu saja," kata Sabrina dengan marah.     

"Mengancam kita berdua?" wajah Arka langsung terlihat menyeramkan. "Ia juga mengancam-mu?"     

"Ia menggunakan trik yang sama untuk mengancammu dan mengancamku. Ia bahkan mencari seorang pria untuk berpura-pura menjadi pria malam itu dan membohongiku. Untung saja, aku dan Maya tidak tertipu," Sabrina menceritakan saat ia dan Maya melawan Stanley.     

"Tiga tahun lalu, Anna yang membawaku keluar dari kamar itu. Setelah itu, ia kembali ke kamar dan berpura-pura menjadi aku untuk membohongimu. Sebelumnya, ia juga mengambil foto kita berdua. Ia mengancamku dengan foto itu."     

Mata Arka terlihat menggelap saat ia menyipit dengan tatapan menyeramkan. "Dalam waktu yang singkat itu, seharusnya ia tidak bisa mengambil banyak foto. Meski ia memiliki foto itu, aku bisa memaksanya untuk mengembalikan foto itu."     

"Aku tidak tahu berapa banyak foto yang ia punyai, atau foto itu senonoh atau tidak. Jadi aku tidak berani melakukan apa pun padanya," kata Sabrina dengan suara pelan.     

"Bagaimana kalau kita mengambil foto kedekatan lagi? Sehingga yang ia punyai sudah tidak ada artinya …" jawab Arka.     

Sabrina menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Kepalaku masih pusing. Sepertinya susu tadi tidak ada efeknya. Apa yang kamu katakan barusan? Kamu ingin foto?"     

Sabrina benar-benar mabuk. Sementara Arka memandangnya dengan senyum lebar.     

"Kalau kamu memiliki foto yang serupa, kamu sama saja dengan menghalangi jalan Anna dan membuatnya terpojok," kata Arka.     

"Itu benar. Aku ingin memojokkannya! Bukankah ia mengancamku dengan foto itu? Aku akan menghancurkan harapannya. Ayo kita berciuman dan mengambil foto!" Sabrina mengangkat ponselnya dan kemudian mencium Arka.     

Arka menerima ciuman dari Sabrina dan membiarkan gadis itu untuk mengambil beberapa foto.     

Kemudian ia terus mendekat ke arah Arka dan melingkarkan salah satu tangannya di leher Arka sambil terus mengambil foto.     

Setelah itu, ia terus menerus mengambil foto dengan berbagai postur yang ambigu.     

"Aku mau mempostingnya! Aku tidak mau diancam oleh Anna lagi. Aku tidak mau kamu diancam oleh Anna lagi. ia benar-benar menjijikkan. Aku benar-benar ingin membalasnya atas semua yang ia lakukan!" Sabrina memegang ponselnya sambil memilih foto-foto yang baru ia ambil.     

Arka langsung menghentikannya. "Sabrina, kamu tidak bisa mempostingnya semudah itu."     

"Aku tidak mau tahu. Aku mau membalas Anna!" tetapi karena Sabrina sedang mabuk, Arka bisa merebut ponsel itu dengan sangat mudah.     

Ia melihat sebuah foto yang tidak seberapa jelas dan menunjukkanya kepada Sabrina. "Posting yang ini saja. Yang lain kamu simpan sendiri," kata Arka sambil tersenyum.     

"Baiklah!" Sabrina mengambil kembali ponselnya dan kemudian menuliskan beberapa kalimat sebelum mempostingnya.     

"Apa yang kamu tulis? Biar aku lihat!" Arka ingin melihat ponsel Sabrina, tetapi Sabrina langsung menguncinya dan menyembunyikannya, tidak mau menunjukkannya pada Arka.     

Arka merasa cemas. Ia tidak tahu apa yang dikatakan oleh Sabrina dalam postingan tersebut. Apakah …     

Saat memikirkan hal ini, ia segera mengeluarkan ponselnya sendiri dan melihat media sosial Sabrina. Benar apa yang Arka pikirkan. Ia melihat postingan Sabrina, yaitu foto yang ia pilih tadi, dengan tulisan : Kekasihku!     

Hanya satu kata dengan tanda seru di belakangnya, menunjukkan kepemilikan Sabrina.     

Berita itu menyebar dengan cepat dan ponsel Arka langsung mendapatkan banyak panggilan.     

"Kak, pria di media sosial Sabrina itu kamu atau Mason?" orang pertama yang meneleponnya adalah Aksa.     

"Menurutmu siapa?" tanya Arka.     

"Aku harap itu kamu," jawab Aksa.     

"Benar," jawab Arka dan kemudian menutup teleponnya.     

Arka tidak mau menjawab semua panggilan itu hanya untuk memperjelas hubungannya. Jadi, ia memposting foto yang sama dengan foto Sabrina dan menuliskan : Aku adalah kekasihnya!     

'Ya Tuhan. Mereka benar-benar serasi!"     

"Aku sangat iri dengan cerita cinta mereka."     

"Teman masa kecil menjadi cinta. Mereka memang sudah ditakdirkan bersama sejak kecil."     

"Ini adalah cinta yang sesungguhnya!"     

"Aku juga ingin memiliki cinta seperti ini. Manis sekali …"     

"Aku harap kalian segera menikah!"     

…     

Banyak orang mengirimkan dukungan mereka di internet, tetapi Sabrina tidak mengetahui apa pun. Ia menyembunyikan ponselnya karena takut Arka akan menghapus postingan tersebut.     

"Sabrina, siapa kekasihmu?" Arka meletakkan ponselnya dan bertanya pada Sabrina dengan lembut sambil memegang dagunya.     

"Kamu, kamu adalah milikku. Tiga tahun lalu, kamu adalah milikku. Aku terbangun dan melihatmu berdiri di samping tempat tidurku. Saat itu aku minta minum dan sekarang aku juga ingin minum …" Sabrina mengulurkan tangannya pada Arka.     

Arka mengambil gelas susu di atas meja, susu yang masih tersisa tadi. "Minum ini …"     

"Aku tidak mau. Aku tidak suka," Sabrina cemberut.     

"Biar aku yang membantumu," Arka meminum susu itu dan kemudian menundukkan kepalanya, mendekati bibir Sabrina.     

Sabrina tertawa melihatnya. "Aku merasa sejarah seperti terulang. Kamu sangat tampan," setelah mengatakannya, ia melingkarkan tangannya di leher Arka dan menciumnya.     

Arka seperti sebuah cokelat untuk Sabrina, rasanya manis dan hangat, membuatnya tidak bisa berhenti menciumnya.     

Sementara Sabrina seperti narkotika untuk Arka, membuatnya kecanduan setengah mati.     

Ada orang yang bilang bahwa seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk pria. Arka merasa bahwa Sabrina adalah tulang rusuknya yang hilang.     

Kalau tidak, mengapa ia selalu kesulitan untuk mengendalikan dirinya setiap kali bersama dengan Sabrina?     

Ia berbisik di telinga Sabrina. "Sabrina, kita tidak mengingat malam tiga tahun lalu. Tetapi malam ini, kita akan mengingatnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.