Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Melayang Ke Surga



Melayang Ke Surga

0"Sabrina, kita tidak mengingat malam tiga tahun lalu. Tetapi malam ini, kita akan mengingatnya," bisik Arka di telinga Sabrina.     
0

"Kita akan mengingat apa?" Sabrina mengedipkan matanya berulang kali. Setelah itu, ia memejamkan matanya dan bersandar di pundak Arka.     

Arka tidak mengatakan apa pun tetapi ia langsung menunjukkannya dengan tindakan.     

Sabrina memang sedang setengah mabuk dan tidak melakukan apa pun. Tetapi ia membiarkan Arka melakukan apa pun padanya dan ia sendiri pun tidak bisa melepaskan dirinya dari Arka.     

Arka memeluknya, menciumnya, mencintainya dengan penuh gairah, seolah ingin menyatukan kembali tulang rusuk mereka.     

Sabrina tidak sadar tiba-tiba saja mereka sudah berpindah ke tempat tidur Arka. Arka menurunkannya dari gendongannya dan meletakkannya di atas tempat tidur dengan sangat lembut tanpa melepaskan bibirnya.     

Bibir mereka saling bertautan sepanjang jalan …     

Sabrina merasa kepalanya semakin melayang tinggi. Entah apa yang membuatnya merasa seperti ini, apakah alkohol, atau kah pria di hadapannya ini. Atau mungkin efek Arka jauh lebih kuat dibandingkan alkohol sehingga membuatnya semakin mabuk.     

Arka melepaskan ikatan rambut Sabrina, membuat rambut panjang gadis itu terurai di atas tempat tidur.     

Arka merasa sangat terpesona saat melihatnya.     

Ia benar-benar mencintai wanita di hadapannya ini. Rasa cintanya itu membuat dadanya terasa sangat sesak karena tidak mampu untuk menampung semua perasaannya itu. Rasa cintanya itu seolah ingin membludak.     

Ia ingin tidur di samping Sabrina dan bangun melihat wajahnya.     

Ia ingin mencintai Sabrina dan juga ingin menjaganya seumur hidupnya     

Arka mengelus pipi Sabrina dengan lembut, melihat gadis itu memandang matanya lekat-lekat. Mereka saling berpandangan sambil terengah-engah, seolah tenggelam dalam cinta mereka satu sama lain.     

Butuh tiga tahun lamanya bagi mereka untuk kembali menemukan satu sama lain.     

Butuh tiga tahun lamanya bagi mereka untuk bisa bersama kembali.     

Sabrina menarik leher Arka dan memejamkan matanya sambil mengulum bibir Arka, sementara itu Arka langsung membalasnya dengan penuh gairah.     

Tangan Sabrina sedikit gemetaran saat berpindah dari leher Arka ke ujung kausnya. Ia berusaha untuk melepaskan baju Arka.     

Arka yang mengetahui hal itu langsung menggenggam tangan Sabrina dan mengecupnya dengan lembut.     

Ia tahu Sabrina pasti sangat gugup saat ini. Mereka tidak ada yang mengingat bagaimana malam pertama mereka bersama.     

Bisa dibilang, mereka sama sekali tidak punya pengalaman.     

Sebenarnya, Arka juga sama gugupnya dengan Sabrina. Hanya saja, ia lebih bisa menutupinya dengan baik.     

Ia mengecup punggung tangan Sabrina dan kemudian naik ke lengannya, pundaknya, dan lehernya. Tangannya bergerak untuk melepaskan baju Sabrina.     

Ia berhenti sejenak seolah ingin melihat reaksi dari Sabrina. Tetapi saat Sabrina tidak menolaknya, ia terus melepaskan kancingnya satu per satu dengan cepat.     

Satu persatu pakaiannya mulai terlepas dari tubuhnya. Arka melemparkannya ke lantai dan meninggalkannya begitu saja. Saat menyadari bahwa ia hampir kehilangan semua pakaiannya, Sabrina menutupi tubuhnya dengan malu.     

Ia merasa sangat malu karena sekarang ia hampir tidak mengenakan apa pun, sementara Arka masih berpakaian lengkap.     

Saat melihat tubuh Sabrina yang menegang, Arka langsung berhenti bergerak. Ia memandang Sabrina dengan cemas dan bertanya. "Ada apa?" bisik Arka dengan lembut.     

Kalau pun Sabrina berubah pikiran dan tidak mau bercinta dengannya, Arka akan menghormati keputusan Sabrina. Tetapi mungkin ia harus menyelesaikan 'masalahnya' di kamar mandi dengan air dingin.     

Tetapi ia tidak akan pernah memaksa Sabrina untuk melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.     

"Eh? Itu …" Sabrina tidak bisa mengatakannya karena ia terlalu malu.     

Mungkin memang ini bukan pengalaman pertamanya, tetapi ia melewati pengalaman pertamanya saat sedang mabuk dan tidak sadar.     

Saat ini ia juga setengah mabuk, tetapi ia masih bisa memahami apa yang sedang dan akan terjadi.     

"Katakan saja. Jangan takut," kata Arka dengan lembut.     

"Uh … Apakah kamu bisa melepaskan bajumu juga? Aku malu," bisik Sabrina dengan suara pelan. Ia mengatakannya dengan malu-malu.     

Arka terdiam sejenak. Ia pikir Sabrina ingin berhenti. Ia tidak menyangka bahwa Sabrina malah memintanya untuk melepaskan bajunya.     

Penampilan Sabrina yang malu-malu ini membuat Arka merasa sangat gemas. Ia benar-benar ingin menelannya sekarang juga. Tetapi ia berusaha untuk menahan diri agar tidak membuat Sabrina ketakutan.     

Ia ingin memperlakukan Sabrina dengan sangat lembut seperti sesuatu yang sangat berharga di dalam hidupnya. Bahkan Sabrina tidak bisa dibandingkan dengan perhiasan termahal sekali pun karena bagi Arka tidak ada yang lebih berharga dibandingkan Sabrina.     

Arka rela untuk kehilangan apa pun di dunia ini. Apa pun, selain Sabrina …     

Kalau ia harus kehilangan Sabrina, mungkin ia tidak akan pernah bisa hidup dengan bahagia.     

Arka tersenyum lebar saat mendengar permintaan Sabrina. Ia melepaskan kaus yang ia kenakan dengan satu gerakan saja.     

Hal tersebut membuat Sabrina terbelalak. Ia merasa Arka sangat seksi saat melakukannya.     

Arka sedang berada di atasnya, melepaskan kausnya dalam satu sapuan, menunjukkan dadanya yang kekar dan perutnya yang six pack. Sabrina ingin menutupi wajahnya karena malu, tetapi ia juga tidak mau melewatkan kesempatan ini. Apa yang harus ia lakukan?     

Arka terkekeh saat melihat mulut Sabrina yang menganga. "Hapur air liurmu. Semua ini milikmu!" goda Arka.     

"Hah? Aku … Tidak ada air liur," kata Sabrina dengan kesal setelah mengusap bibirnya.     

Arka tertawa melihatnya. Ia merasa hari ini adalah hari terbahagia dalam hidupnya. Tidak pernah ia merasakan kebahagiaan sebesar ini sebelumnya.     

Rasanya, hatinya benar-benar penuh sekarang.     

Ia kembali menundukkan kepalanya dan mulai mencumbu tubuh Sabrina. Mulut Sabrina menganga, tetapi bukan untuk alasan yang sama. Kali ini, mulutnya terbuka karena sensasi yang ia rasakan.     

Sabrina berusaha untuk menahan suaranya, khawatir ia akan mengeluarkan suara-suara yang aneh. Sementara itu, Arka mengelus sisi wajahnya sambil terus melakukan 'pekerjaannya'.     

"Jangan tahan suaramu. Aku ingin mendengarnya …" bisik Arka dengan suara serak. Suara itu membuat tubuh Sabrina gemetar.     

Ada sensasi luar biasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, kali ini membanjiri seluruh tubuhnya. Tangannya mencengkeram sprei tempat tidur Arka, membuatnya berantakan tidak karuan. Ia sudah tidak bisa menahan suaranya lagi dan mendesah saat sensasi itu mengambil alih tubuhnya.     

Melihat semua itu dengan mata kepalanya, Arka merasa terpana. Sabrina benar-benar indah, lebih indah dari apa pun yang ada di dunia ini …     

Saat Sabrina masih membumbung tinggi di langit, Arka memanfaatkan kesempatan itu untuk menyatu dengannya, membawanya lebih tinggi ke langit ke tujuh.     

Sabrina merasa semakin mabuk kepayang, tidak sadar di mana ia berada. Apakah sekarang ia berada di surga?     

Tubuh mereka berkeringat meski AC di ruangan itu cukup dingin. Arka masih menyangga tubuhnya di atas Sabrina dengan napas yang terengah-engah. Ia tidak ingin menjauh dari Sabrina, tetapi juga tidak mau tubuhnya menindih tubuh Sabrina dan melukainya.     

Ia tidak mau menyakiti Sabrina sedikit pun.     

Bibirnya mengecup bibir Sabrina dengan lembut setelah mereka bercinta.     

Sabrina merasakan kesadarannya mulai kembali setelah mereka selesai berhubungan. Rasanya, keringat yang keluar dari tubuhnya menguapkan semua alkohol yang ia minum sebelumnya.     

Mengapa segelas susu tidak bisa membuatnya sadar, tetapi bercinta malah membuatnya benar-benar kembali sadar.     

Rasanya ia ingin mabuk lagi. Karena setelah sadar seperti ini, ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Arka. Ia merasa sangat malu!     

"Sudah sadar?" Arka menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.