Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Berniat Membantunya



Tidak Berniat Membantunya

0"Anna, mengapa kamu berbohong padaku?" kata Arka dengan serius.     
0

Anna merasa jantungnya berdegup dengan kencang sampai hampir melompat keluar dari dadanya. Apakah Arka sudah tahu bahwa wanita tiga tahun lalu bukanlah dirinya, tetapi Sabrina?     

"Apakah ada kesalahpahaman? Aku berbohong apa padamu?" tanya Anna dengan hati-hati.     

"Tiga tahun lalu, wanita itu bukan kamu. Aku sudah ingat," suara Arka terdengar sangat dingin, membuat Anna merasa sangat tertekan.     

Arka mengingatnya?     

"Kamu … Kamu sedang mabuk saat itu dan salah mengenaliku sebagai Sabrina. Aku sudah menjelaskannya padamu, tetapi kamu tidak mau mendengarkan aku. Aku tahu ini sulit untuk diterima. Tetapi malam itu, aku juga korban. Jangan khawatir. Aku tidak akan memberitahu Sabrina. Aku akan tetap menyimpan rahasia ini," kata Anna dengan gugup.     

"Anna, kamu masih tidak mau memberitahuku yang sebenarnya?" raung Arka dengan keras.     

"Tidak peduli berapa kali pun kamu bertanya, jawabannya masih tetap sama. Wanita malam itu adalah aku!" kata Anna dengan tegas.     

Arka melempar ponselnya dan menutupi wajahnya dengan sangat marha.     

Anna terlalu licik. Sulit untuk mendapatkan informasi darinya. Sepertinya, satu-satunya jalan adalah dengan cara mencari Sabrina dan menanyakan secara detail mengenai malam itu. Mungkin, ada clue yang bisa ia dapatkan.     

Kata-kata Aksa memang benar. Mereka adalah kembar dan memiliki wajah serta tubuh yang sangat mirip.     

Sabrina yakin betul bahwa pria yang bersama dengannya malam itu adalah Aksa, tetapi sebenarnya mungkin saja pria itu adalah Arka.     

Malam itu, Sabrina sedang mabuk. Bagaimana mungkin Sabrina begitu yakin saat ia sedang mabuk?     

Sabrina benar-benar berharap bahwa pria tiga tahun lalu itu adalah Arka.     

Sama halnya dengan Arka yang hanya bisa berharap bahwa Anna sedang berbohong padanya.     

Ia berharap bahwa wanita yang tidur dengannya tiga tahun lalu adalah Sabrina.     

…     

Malam itu, Sabrina berjalan-jalan sendirian untuk mencari inspirasi. Tepat saat ia hendak pulang, tidak sengaja ia bertemu dengan asisten Arka, Winata.     

"Kebetulan sekali aku bertemu denganmu di sini," Sabrina menyapanya sambil tersenyum.     

Winata juga sangat terkejut saat bertemu dengan Sabrina. "Nona, apakah Anda serang berbelanja juga?"     

"Aku ke sini untuk mencari inspirasi," jawab Sabrina.     

Winata memandang ke arah jam tangannya. "Kalau Nona sedang tidak sibuk dan tidak terburu-buru, apakah Anda mau mengobrol dengan saya sebentar?"     

Sabrina merasa terkejut, tidak menyangka Winata ingin mengajaknya untuk berbicara. Ia tidak sedekat itu dengan Winata sehingga permintaan Winata itu membuat Sabrina cukup keheranan. Tetapi ia juga penasaran apa yang ingin Winata bicarakan.     

Setiap kali Sabrina pergi ke kantor Atmajaya Group, Winata selalu menyambutnya dengan sangat hangat sehingga Sabrina merasa tidak enak menolak permintaannya.     

"Baiklah, ayo kita pergi ke café itu," Sabrina menunjuk ke arah café yang berada di dekat sana.     

Winata mengangguk dan mengikuti Sabrina menuju ke sebuah café.     

Di sana, mereka memesan minuman dan juga makanan ringan. Karena adanya makanan dan minuman, kecanggungan di antara mereka sedikit berkurang.     

"Nona, Tuan Arka sangat menyukai Anda. Tuan Aksa dan Tuan Mason juga sama. Bagaimana dengan Anda?" tanya Winata secara tiba-tiba.     

"Apakah kamu juga menganggapku sebagai wanita tidak benar? Yang menggantungkan tiga pria secara bersamaan," kata Sabrina dengan setengah bercanda.     

Winata tertegun sejenak dan langsung berkata, "Bukan begitu maksud saya. Saya hanya merasa iri pada Nona karena dicintai oleh tiga pria yang luar biasa."     

"Kami tumbuh besar bersama sehingga kami sendiri bingung mengenai persahabatan dan cinta," Sabrina tersenyum.     

"Saya tahu bahwa Nona sangat perhatian pada mereka bertiga. Tetapi Nona paling dekat dengan Tuan Arka," kata Winata.     

Sabrina tidak mengelaknya. "Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?"     

"Kalau Nona menyukai Tuan Arka, lebih baik, habiskan lebih banyak waktu bersama dengan Tuan. Nona sempat pergi ke luar negeri selama beberapa tahun. Saya khawatir, Nona tidak tahu bahwa Tuan dekat dengan sahabat Nona, Nona Anna," kata Winata.     

Sabrina mengerutkan keningnya. "Kak Arka dan Anna?"     

Winata memegang gelasnya dengan erat dan berpura-pura tetap tenang. "Kalau Tuan disuruh memilih di antara Nona atau Nona Anna, saya berharap Tuan akan bersama dengan Nona. Saya tidak terlalu menyukai Nona Anna. Bagaimana mungkin ia pantas mendapatkan Tuan."     

"Apakah kamu juga menyukai Kak Arka?" tanya Sabrina tiba-tiba.     

Mata Winata terbelalak lebar. Kemudian, setelah cukup lama, akhirnya ia berkata, "Saya sudah menjadi asisten Tuan selama empat tahun, tetapi kedekatan kami tidak bisa dibandingkan dengan Anda yang tumbuh besar bersamanya. Kalau saya kalah dari Anda, saya akan menerimanya. Tetapi mengapa harus Nona Anna?"     

Sabrina mengangkat gelasnya dan meminum minuman yang ia pesan.     

"Kamu bilang ini padaku karena kamu merasa Anna tidak pantas untuk Kak Arka dan kamu ingin aku mengalahkan Anna. Tetapi Kak Arka tidak dekat dengan Anna. Sepertinya kamu salah paham."     

"Saya tidak salah paham. Tuan dan Nona Anna pernah bersama tiga tahun lalu. Alasan mengapa Nona Anna bisa terkenal dalam waktu singkat karena Tuan yang membantunya dari belakang. Semua orang di luar sana tahu bahwa ada seseorang yang membantu Anna untuk mencapai kesuksesannya saat ini, tetapi tidak ada yang tahu siapa. Orang itu adalah Tuan Arka," kata Winata dengan penuh emosi.     

"Apa yang kamu bicarakan?" tangan Sabrina gemetaran. Gelas yang ia pegang terlepas dari tangannya dan terjatuh hingga menumpahkan isinya.     

Sudut bibir Winata menunjukkan senyum penuh konspirasi dan kelicikan. Ia tahu bahwa Arka menyukai Sabrina. Dari matanya saja, itu sudah terlihat.     

Sebelum Arka dan Sabrina bisa bersama, Winata sengaja memberitahu Sabrina mengenai hubungan Arka dan Anna. Ia yakin bahwa Sabrina yang angkuh dan memiliki harga diri yang tinggi tidak akan bisa menerima bahwa pria yang menyukainya dan sahabatnya sama-sama mengkhianatinya.     

Dengan begitu, Sabrina pasti akan menolak Arka. Sementara itu, mengenai Anna …     

Sebenarnya, Winata sama sekali tidak memedulikan Anna. Anna hanyalah wanita bodoh dengan kemampuan akting yang buruk, tidak punya talenta, wajah tidak cantik. Arka tidak akan menyukai wanita seperti itu.     

Winata hanya perlu menyingkirkan Sabrina. Dengan begitu, cepat atau lambat Arka akan menjadi miliknya. Kalau ia berhasil menyingkirkan Sabrina, ia akan menjadi satu-satunya wanita yang dipercayai oleh Arka.     

Winata mengambil tisu yang ada di atas meja dan membersihkan minuman yang tumpah untuk Sabrina.     

Setelah Sabrina mendengar hubungan antara Arka dan Anna, ia benar-benar terperangah. Seperti orang bodoh yang hanya bisa menganga.     

Kepalanya terasa berdengung karena begitu banyak pikiran yang berkecamuk di dalam benaknya.     

Arka adalah orang yang berada di belakang Anna. Itu artinya, Arka adalah pria yang bersama dengannya tiga tahun lalu …     

"Winata, aku minta maaf. Aku harus bicara dengan Kak Arka sekarang juga," Sabrina bangkit berdiri dengan panik dan mengeluarkan dompetnya.     

"Hari ini saya yang mengajak Anda untuk mengobrol. Biar saya yang membayarnya. Lain kali, Anda bisa mengajakku untuk makan," kata Winata dengan cepat.     

"Terima kasih sudah memberitahuku," kata Sabrina dengan penuh terima kasih.     

Winata merasa kebingungan. Mengapa Sabrina malah berterima kasih kepadanya?     

'Putri dari Keluarga Mahendra ini benar-benar polos, atau mungkin bodoh?' batin Winata. Tetapi ia berpura-pura tetap baik dan mengangguk. "Sama-sama, Nona. Kalau Anda terburu-buru, saya tidak akan menghentikan Anda. Lain kali kita bisa mengobrol lagi!"     

Sabrina tahu bahwa Winata menyukai Arka, dilihat dari sikapnya. Tetapi ia tidak tahu bahwa sebenarnya Winata sengaja ingin memecah belahkan mereka. Sabrina tidak tahu bahwa Winata memberitahu hubungan Arka dan Anna bukan untuk membantunya, tetapi untuk menjauhkan mereka.     

Tetapi karena Winata berniat jahat dan ingin menghancurkan hubungan Sabrina dan Arka, sekarang Sabrina tahu kebenarannya.     

Sabrina langsung berlari dari sana ke arah jalanan, sambil menelepon Arka.     

"Sabrina, akhirnya kamu menghubungiku," suara rendah Arka terdengar dari seberang telepon.     

"Di mana kamu sekarang? Aku mau bertemu," Sabrina menghentikan taksi di pinggir jalan.     

Mendengar suara Sabrina yang sedikit panik, Arka bertanya dengan hati-hati. "Sabrina, ada apa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.